Zat Aditif adalah

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Zat Aditif? Mungkin anda pernah mendengar kata Zat Aditif? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian, Tujuan, Kegunaan, Dampak, Jenis. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. 

Zat Aditif

Pengertian Zat Aditif

Zat Aditif merupakan zat-zat kimia yang ditambahkan ke dalam makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitasanya memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simpan dan keawetannya. Biasanya zat aditif digunakan untuk membuat makanan menjadi lebih menarik, rasanya enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet.


Tujuan Zat Aditiif

Berikut adalah tujuan zat aditif antara lain yakni:


  1. Dapat meningkatkan kandungan gizi
  2. Dapat menjaga kualitas dan tekstur pada makanan
  3. Dapat membuat makanan menjadi lebih tahan lama
  4. Dapat memperkaya rasa, warna, dan penampilan.
  5. Dapat memberikan aroma pada makanan
  6. Dapat memberikan warna sehingga terlihat lebih menarik
  7. Dapat memperlambat pembusukan.
  8. Dapat membuat roti dan kue mengembang.

Kegunaan Zat Aditif

  • Antioksidan untuk mencegah makanan dari proses oksidasi yang menyebabkan makanan menjadi bau.
  • Pengatur keasaman (acidity regulator) merupakan bahan tambahan pangan untuk mengasamkan, menetralkan, dan/atau mempertahankan derajat keasaman makanan.
  • Humektan untuk menjaga makanan agar tetap lemba
  • Garam mineral untuk meningkatkan tekstur dan rasa.
  • Stabilizer dan firming agent, untuk mempertahankan kelarutan makanan.
  • Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat menghambat penggumpalan lemak pada makanan.
  • Pengembang (raising agent) adalah bahan tambahan pangan untuk melepaskan gas sehingga meningkatkan volume adonan.
  • Flour treatment untuk memperbaiki hasil pemanggangan.
  • Glazing agent atau zat pelapis untuk memperbaiki penampilan dan melindungi makanan.
  • Antikempal (anti-caking agent) adalah bahan tambahan pangan yang ditambahkan ke dalam serbuk atau granul, untuk mencegah mengempalnya produk makanan kemasan.
  • Foaming agent adalah bahan tambahan pangan untuk menjaga konsistensi pembentukan buih.
  • Pembentuk gel (gelling agent) adalah bahan tambahan pangan untuk membentuk gel.
Baca Lainnya :  Pengertian Musyawarah

Dampak Pemakaian Zat Aditif

Berikut adalah dampak dari pemakanian zat aditif diantaranya yakni:


1. Dampak Postif

Berikut adalah dampak positif dari zat aditif:


  • Memberikan bentuk makanan yang menarik
  • Memberikan Warna pada makanan
  • Memberikan Aroma yang khas pada makanan
  • Memberikan perlindungan pada makanan agar tidak rusak
  • Memberikan pengawetan pada makanan agar tidak cepat kadaluwarsa
  • Memberikan Rasa yang khas pada makanan
  • Melindungi kualitas Gizi pada makanan

2. Dampak Negatif

Berikut adalah dampak negatif  dari zat aditif:


  • Dapat menyebabkan sebuah penyakit, bila dikonsumsi secara berlebihan
  • Dapat menggangu fungsi organ Pencernaan dalam tubuh
  • Dapat merusak organ Hati, Ginjal, Otak, dan Lambung
  • Dapat menyebabkan Penyakit Kanker, bila pemakaiannya salah
  • Dapat menyebabkan kecanduan atau ketergantungan
  • Dapat mengakibatkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
  • Dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
  • Dapat menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
  • Dapat menyebabkan kerusakan kromosom
  • Dapat menyebabkan infeksi dan kanker kandung kemih

Jenis-Jenis Zat Aditif

Berikut adalah jenis-jenis zat aditif antara lain yakni:


1. Pewarna Makanan

Pemberian pewarna di makanan memiliki tujuan hanya untuk mempercantik tampilan pada makanan supaya lebih menarik perhatian. Di Indonesia sudah banyak dikenal bahan pewarna alami, seperti daun suji dan daun pandan (warna hijau), kunyit (warna kuning), warna telang (warna biru keunguan), gula kelapa (warna merah kecoklatan), cabe dan bunga belimbing sayur (warna merah). Pewarna alami ini sangat aman untuk kesehatan manusia, tetapi pengetahuannya kurang maksimal karena masih adanya rasa atau aroma yang dapat mengganggu rasa dan aroma makanan aslinya.


2. Pemanis Makanan

Gula merah dan gula putih sering dipakai sebagai pemanis alami. Namun, bagi pasien kencing manis/ diabetes serta obesitas dilarang menggunakan pemanis ini sebab kadar gulanya akan meningkat dan menambah berat badan.
Untuk itu, disediakan pemanis sintetis dengan rendah kalori misalnya sakarin dan siklamat. Akan tetapi, sejak tahun 70an Negara amerika sudah melarang pemakaiannya sebab diduga bisa mengakibatkan kanker. Sebagai penggantinya maka dibuatlah aspartame menjadi pemanis sintesis dengan kadar kemanisan 160kali gula putih. Sorbitol ialah jenis pemanis yang tak terurai jadi tidak merusak gigi namun pemakaian berlebih mengakibatkan diare. Saat ini sudah ditemukan pemanis sintesis generasi selanjutnya, yakni neotam. Yakni turunan dari aspartame dengan tingkat kemanisan 7000-13000 kali dari gula putih.

Baca Lainnya :  Pengertian Perum

3. Pengawet Makanan

Mikroba dari jamur, bakteri, dan ragi ini adalah penyebab utama kerusakan pada makanan. Dalam mengawetkan makanan, dianjurkan untuk membunuh para mikroba tersebut maupun menyimpan makanan pada keadaan mikroba yang tidak dapat berkembangbiak secara baik. Pengawet alami yang dipakai sejak jaman dahulu ialah gula dan garam. Namun pemakaian yang berlebih ini bisa mengakibatkan sejumlah penyakit. Sementara pengawet alami efektif ialah asam cuka. Asam cuka dapat digunakan menjadi bahan pengawet guna mentimun, cabe, bawang dan lain-lainnya.


4. Penyedap Makanan

Penambahan penyedap rasa bertujuan untuk memperkaya rasa pada makanan dan memberi rasa pada makanan yang tidak mempunyai rasa, seperti es krim dan jelly. Penyedap rasa alami sudah dipakai sejak zaman dahulu, misalnya adalah garam, gula, bumbu, cuka, rempah-rempah, bawang dan lain-lain. Untuk menguatkan atau mempertegas rasa sebagian bahan makanan, misalnya daging, sayur, mie, ikan, dan juga hidangan lainnya dipakai penyedap rasa sinteteis seperti MSG (monosidium glutamate) atau vetsin. Pemberian 0,1% MSG sudah bisa meningkatkan rasa suatu makanan menjadi lebih sedap. Pemakaian MSG yang berlebih dapat mengakibatkan sesak nafas, pusing sakit dada, dan mudah letih. Gejala penyakit ini dsebut dengan Chinese Restaurant Syndrome.


5. Natrium benzoat

Natrium benzoat merupakan zat aditif pada makanan asam serta minuman bersoda. FDA, badan keamanan obat dan pangan milik Amerika Serikat, telah menyatakan natrium benzoat aman untuk dikonsumsi. Meski begitu, beberapa penelitian menunjukkan kombinasi natrium benzoat dan pewarna makanan buat dapat meningkatkan kecenderungan hiperaktivitas pada anak. Selain itu, natrium benzoat yang dikombinasikan dengan vitamin C juga dapat berubah menjadi benzena, zat yang dapat meningkatkan risiko kanker. Maka, ada baiknya teliti sebelum membeli. Hindari makanan dan minuman yang mengandung asam benzoat, natrium benzoat, benzena, atau benzoat yang dikombinasikan dengan vitamin C seperti asam sitrat atau asam askorbat.