Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Teks Fabel? Mungkin anda pernah mendengar kata Teks Fabel? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, ciri, jenis, struktur, unsur, klasifikasi, identifikasi, makna, langkah dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Teks Fabel
Teks fabel ialah sebuah cerita yang mengisahkan kehidupan binatang ataupun hewan yang bersikap menjadi manusia. Pengertian lain dari teks fabel ialah sebauh kisah prosa ataupun karangan belaka. Dalam teks fabel sering melibatkan perilaku mayoritas sebagai manusia.
Ciri-Ciri Teks Fabel
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri dari teks fabel, yakni sebagai berikut:
- Aktor yang berperan dalam fabel ialah hewan
- Tema kisah biasanya mengenai interaksi sosial
- Perilaku yang divisualkan dalam fabel menyamai perilaku manusisa seperti baik, buruk, cerdik dam egois
- Aktor fabel bisa berasumsi, berhubung dan berperilaku seperti manusia
- Perspektif yang dipakai dalam teks fabel ialah perspektif orang ketiga
- Jalan kisahnya memakai alur maju
- Friksi dalam cerita fabel meliputi kejadian dunia hewan yang nyaris sama dengan kehidupan manusia
- Berisi nasihat bagi pembacanya
Jenis-Jenis Teks Fabel
Berikut ini terdapat 4 jenis-jenis teks fabel, yakni sebagai berikut:
1. Berdasarkan Asal Usul dan Ruang Lingkupnya
Berdasarkan asal usul dan ruang lingkupnya, terdapat 3 jenis antara lain:
- Teks Fabel Kedaerahan, fabel yang bersumber dari daerah dan transmisinya seadanya pada ruang lingkup daerah itu sendiri
- Teks Fabel Nusantara, fabel yang bersumber dari daerah dan sudah menjalar ke semua kawasan nusantara.
- Teks Fabel internasional, fabel yang bersumber dari suatu negara dan sudah menjalar ke semua dunia.
2. Berdasarkan Penggunaan Latar Belakang dan Perilaku
Berdasarkan penggunaan latar belakang dan perilaku, terdapat 2 jenis antara lain:
- Fabel Alami, fabel yang menopangkan bentuk para aktor yang sesuai dengan perilaku aslinya.
- Fabel Adaptasi, fabel yang menopangkan bentuk para aktor yang berbanding dengan aslinya.
3. Berdasarkan Kedatangan Surat
Berdasarkan kedatangan surat, terdapat 2 jenis antara lain:
- Fabel Koda, fabel yang memperlihatkan pesan secara terbuka di akhir cerita.
- Fabel Tanpa koda, fabel yang tidak memperlihatkan pesan yang terbuka di akhir cerita tetapi hanya tersembunyi dalam cerita.
4. Berdasarkan Isi dan Kandungan Ceritanya
Berdasarkan isi dan kandungan ceritanya, terdapat 4 jenis antara lain:
- Fabel Jenaka, fabel yang berisi cerita lucu dan membawa tawa pembaca
- Fabel Tragedi, fabel yang berisi kisah sedih dan membawa keprihatinan pembaca.
- Fabel Romantika, fabel yang berisi kisah romantis dan percintaan
- Fabel Heroik, fabel yang berisi kisah kepahlawanan dan perjuangan
Struktur Teks Fabel
Berikut ini terdapat 4 struktur teks fabel, yakni sebagai berikut:
-
Orientasi
Ialah bagian dasar pada sebuah kisah fabel yang mengandung dengan identifikasi kisah fabel tersebut yang diantaranya seperti identifikasi aktor, identifikasi latar lokasi dan waktu dan identifikasi tema.
-
Komplikasi
Ialah puncak sebuah kisah yang mengandung tentang puncak kejadian yang dialami dan dirasakan oleh para aktor.
-
Resolusi
Ialah bagian teks yang mengandung penyelesaian persoalan yang dialami dan dirasakan oleh para aktor.
-
Koda
Ialah bagian terakhir teks fabel yang mengandung nasihat yang diperoleh didalam kisah fabel.
Unsur Kebahasaan Teks Fabel
Berikut ini terdapat 4 unsur kebahasaan teks fabel, yakni sebagai berikut:
-
Kata kerja
Pada unsur kebahasaan kata kerja, terdapat 2 kata kerja antara lain:
- Kata kerja transitif, ialah kata kerja yang mempunyai entitas. Contohnya ialah, Ibu memasak sayur.
- Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak mempunyaientitas. Contohnya ialah, Ahmad sedang bersiul.
-
Kata sandang si dan sang
- Contohnya ialah: Sang Kura-Kura mengitari taman sambil menegur teman temannya.
-
Kata keterangan lokasi dan waktu
- Contohnya ialah: Pada suatu hari, Kancil dan teman-temannya berjalan ditaman.
-
Penggunaan kata penghubung
- Contohnya ialah: Akhirnya, sang Monyet meminta maaf dan berikrar untuk tidak mendatanginya.
Klasifikasi Teks Cerita Fabel
Teks cerita moral pada dasarnya dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral kepada pembaca. Penyampaian pesan moral melalui teks cerita lebih menarik karena dipadukan melalui rangkaian peristiwa yang seru dan menegangkan. Cerita kisah perjalanan keruang angkasa, petualangan didasar laut, atau menculnya mahluk aneh adalah teks cerita fiksi ilmiah. Tidak jarang kisah-kisah semacam itu diikuti dengan pesan-pesan moral sehingga disebut cerita moral fiksi ilmiah (fiksi sains). Ada juga cerita moral yang dibuat oleh pengarang bukan berdasarkan landasan ilmiah tetapi hanya menggunakan imajinasi. Cerita moral semacam ini sering disebut sebagai cerita moral fantasi.
Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Fabel
Ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan ketika mengidentifikasi kekurangan teks cerita fabel, yaitu aspek isi dan bahasa. Aspek isi berkaitan dengan unsur-unsur yang membangun cerita, seperti alur dan perwatakan. Aspek bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa yang digunakan dalam cerita, seperti ejaan, dan tanda baca. Alur cerita berkaitan dengan rangkaian peristiwa demi peristiwa yang diungkapkan oleh sang pengarang. Meskipun berupa teks cerita fiksi, rangkaian peristiwa dalam cerita fabel perlu memperhatikan aspek logika. Perhatikan dengan cermat, apakah penggambaran peristiwa demi peristiwa dalam cerita fabel ada yang bertentangan dengan logika atau tidak. Perwatakan berkaitan dengan cara pengarang dalam menggambarkan watak tokoh cerita. Perhatikan dengan cermat, adakah penggambaran watak yang terlalu berlebiha atau tidak masuk akal. Dalam menelaah kekurangan teks ceritafabel dari aspek bahasa, kita bisa menggunakan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sebagai acuan.
Menangkap Makna Teks Cerita Fabel
Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan dan nilai moral kepada pembaca. Tujuannya agar pembaca tidak mudah tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Selain itu pembaca juga terilhami untuk menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi luhur. Meskipun dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dan nilai moral, bukan berarti cerita fabel kehilangan daya tarik. Dengan kemasan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, cerita fabel digemari oleh kalangan anak-anak hingga orang tua.
Langkah Menyusun Teks Cerita Fabel
Berikut ini adalah beberapa langkah menyusun teks fabel yaitu:
- Amatilah perilaku binatang yang ada disekitarmu, kemudian tentukan hal yang menarik yang kamu amati sehingga menjadi tema tulisanmu. Tema yang disarankan berkaitan dengan kebaikan yang dapat diambil dari perilaku binatang.
- Buatlah kerangka teks cerita fabel yang terdiri atas struktur teksnya, yaitu orientasi,komplikasi, resolusi, dan koda. Kamu harus ingat bagian yang termasuk orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
- Buatlah ide pokok atau gagasan yang ingin kamu tulis di dalam keempat bagian teks tersebut.
- Hubungkan antara ide pokok pada setiap bagian itu dengan menggunakan kata sambung yang sudah kamu pelajari. Jika perlu kamu mampu membuat dan menambahkan kalimat lain sehingga teksmu menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
- Ketika menyusun teks berdasarkan hasil pengamatanmu itu, kamu harus menerapkan unsur kebahasaan, seperti ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat.
- Setelah kamu berhasil menyusun teks cerita fabel, baca dan cermati lagi teks hasil karyamu itu. Lengkapi kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Kemudian, diskusikan karyamu itu dengan gurumu. Mintalah dia membaca dan memeriksanya. Jika sudah dianggap sempurna, publikasikanlah teks yang telah kamu susun tersebut di majalah dinding sekolah atau kamu dapat mengirimnya ke media massa di daerah mu. Sebelum dipubliksikan, perbaiki hasil teks yang disusun sesuai dengan masukan teman dan gurumu.
Contoh Teks Fabel
Kucing dan Tikus Tua yang Berpengalaman
karya: Aesop
Pada suatu masa ada seekor kucing yang sangat awas dan sigap. Tikus-tikus takut memperlihatkan dirinya karena takut dimangsa oleh sang kucing. Kucing tersebut selalu siap siaga dengan cakarnya, siap menerkam. Akhirnya, tikus-tikus tersebut tidak berani berkeliaran terlalu jauh dari sarang mereka sehingga sang kucing harus menggunakan akalnya untuk menangkap mereka.
Suatu hari sang kucing naik ke atas rak. Ia menggantungkan dirinya dengan satu kakinya pada tali, dengan kepala menghadap ke bawah, seolah-olah telah mati. Saat tikus-tikus melihat posisi kucing seperti itu, mereka menyangka bahwa sang kucing telah melakukan kesalahan. Dengan hati-hati, tikus-tikus itu mengeluarkan kepalanya dari sarang dan mengendus-endus kesana kemari. Karena tidak terjadi apa-apa, mereka akhirnya melompat keluar dari sarang dan menari-nari dengan gembira untuk merayakan kebebasan mereka.
Saat itulah sang kucing tiba-tiba melepaskan pegangannya pada tali. Sebelum tikus-tikus tersebut tersadar dari rasa terkejut mereka, sang kucing telah menangkap tiga sampai empat ekor tikus. Sekarang tikus-tikus makin berhati-hati, tetapi sang kucing selalu ingin menangkap tikus. Sang kucing membuat tipuan yang lain. Ia mengguling-gulingkan tubuhnya ke tempat terigu hingga tubuhnya tertutup sepenuhnya oleh terigu. Kemudian, sang kucing berbaring diam-diam dengan satu mata terbuka.
Yakin bahwa keadaan aman, tikus-tikus mulai keluar kembali dari sarang. Saat sang kucing diam dan siap-siap untuk menerkam tikus-tikus tersebut, seekor tikus tua yang berpengalaman dengan tipuan sang kucing, berdiri sambil menjaga jarak di dekat sarang mereka.
“Hati-hati!” teriaknya. “Mungkin terigu itu kelihatan seperti tumpukan makanan yang lezat, tetapi sepertinya itu adalah tipuan dari sang kucing. Apa pun itu, lebih baik kalian semua berhati-hati dan menjaga jarak yang aman.”
Demikian Penjelasan Materi Tentang Teks Fabel: Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur, Unsur, Klasifikasi, Identifikasi, Makna, Langkah dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.