Teks Cerita Ulang

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Teks Pidato? Mungkin anda pernah mendengar kata Teks Pidato? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, jenis, struktur, ciri, kebahasaan dan contohnya. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Teks-Cerita-Ulang

Pengertian Teks Cerita Ulang

Teks Cerita ulang adalah sebuah teks yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi secara berurutan kepada pembaca mengenai sebuah cerita, aksi, atau aktivitas lampau. teks cerita ulang berisi suatu peristiwa, kejadian, atau kegiatan yang terjadi pada waktu lampau dalam sebuah urutan secara kronologis


Jenis Teks Cerita Ulang

Ada banyak jenis teks cerita ulang, diantaranya yaitu:

  • Cerita ulang personal yaitu teks yang menceritakan tentang pengalaman pribadi ( catatan harian ).
  • Cerita ulang fakta yaitu teks yang berisi peristiwa yang benar-benar terjadi.
  • Cerita imajinatif yaitu teks yang memuat cerita imajunatif berupa peristiwa atau kejadian yang telah terjadi dan belum terjadi.
  1. Teks Berita.
  2. Cerita Pengalaman.
  3. Biografi.
  4. Autobiografi.

Struktur Teks Cerita Ulang

Struktur teks ialah sebuah gambaran bagaimana sebuah teks dibangun. Adapun struktur yang membagun sebuah teks cerita ulang adalah sebagai berikut.
  1. Judul Struktur yang pertama adalah judul. menggambarkan cerita keseluruhannya.
  2. Orientasi (pengenalan), berisi informasi mengenai siapa,dimana, dan kapan peristiwa atau kegiatan itu terjadi dimasa lampau.
  3. Insiden, merupakan rekaman peristiwa yang terjadi yang biasanya disampaikan dalam urutan kronologis.
  4. Resolusi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian yang sedang diceritakan.
Baca Lainnya :  Seni Rupa Murni

Ciri-Ciri Teks Cerita Ulang

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri teks cerita ulang, yakni sebagai berikut:

  • Bersifat faktual/imajinatif
  • Menceritakan peristiwa masa lalu.
  • Menggunakan banyak pilihan kata.
  • Menceritakan kejadian yang bisa kita amati
  • Menceritakan seorang tokoh/terfokus pada obyek tertentu.
  • Menceritakan waktu dan tempat kejadian peristiwa.
  • Memaparkan kesan dan kesimpulan pada akhir paragraf.
  • Disusun secara kronologis

Ciri Kebahasaan Teks Cerita Ulang

Ciri kebahasaan yang terdapat pada teks cerita ulang terkait dengan adanya penggunaan konjungsi subordinatif waktu dan verba tingkah laku. berikut penjelasanya:
  1. Menggunakan Pronomina (Kata Ganti) Pronomina terdiri atas pronomina kata ganti orang, kata ganti pemilik, kata ganti penanya, kata ganti penunjuk, dan kata ganti tidak tentu.Menggunakan kata yang menunjukkan siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana.
  2. Menggunakan Verba (Kata Kerja) Verba merupakan jenis kata yang menyatakan perbuatan. Dalam cerita ulang, verba digunakan untuk menyatakan tindakan-tindakan yang dilakukan tokoh.
  3. Keterangan waktu lampau, adalah kata keterangan waktu yang menyatakan waktu lampau atau yang sudah terjadi . Contohnya seperti pernah, sering, biasanya, pagi-pagi, malam-malam, sesudah, sebelum, kemarin, sejak, dari, dan sebagainya.
  4. Menggunakan kata yang menunjukan tempat dan waktu.

Contoh Teks Cerita Ulang

H. Agus Salim
Orientasi (Orientation)

H. Agus Salim lahir di kota Gadang, Bukti Tinggi, Minangkabau pada 8 Oktober 1884 dgn nama Mashudul Haq yg berarti “pembella kebenaran”. Haji Agus Salim merupakan anak dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim & Siti Zainab.


Ayahnya merupakan seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau. Haji Agus Salim menikah dgn Zaenatun Nahar & dikaruniai 8 anak.


Rangkaian Momen Kehidupan Tokoh (Events)

H. Agus Salim mengenyam pendidikan dasar di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus utk anak-anak Eropa. Lalu dirinya melanjutkan pendidikan di Hoogere Burger School (HBS) di Batavia.

Baca Lainnya :  Pengertian Domisili

Saat lulus, dirinya sukses menjadi lulusan terbagus di HBS se-Hindia Belkamu. Sesudah lulus, ia bekerja sebagai penerjemah sekaligus pesuruh notaris di suatu kongsi pertambangan di Indragiri, Riau.


Di tahun 1906, ia pergi ke Jeddah, Arab Saudi utk bekerja di Konsulat Belkamu disana. Disana lah ia belajar terhadap Syekh Ahmad Khatib, pamannya sendiri.


Ia lalu menekuni dunia jurnalistik dari tahun 1915 di harian Neratja sebagai Redaktur II. Lalu ia diangkat menjadi Pimpinan Redaksi. Hingga akhirnya ia menjadi pimpinan harian Hindia Baroe di Jakarta.


Lalu ia mendirikan surat berita Fadjar Asia. Dirinya juga akhirnya menjadi redaktur di harian Moestika di Yogyakarta & membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Beriringan dgn itu, ia terjun ke dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.


Karir politiknya dimulai tahun 1915, saat ia bergabung dgn Sarekat Islam (SI) & menjadi pemimpin kedua sesudah H.O.S. Tjokroaminoto. Sejak saat itulah H. Agus Salim terlibat dgn banyak pentas politik bangsa ini, khususnya perannya dlm masa perjuangan kemerdekaan.


Perannya dlm perjuangan tersebut diantaranya yakni sebagai anak buah Volksraad (1921 – 1924), anak buah panitia 9 BPUPKI yg mempersiapkan UUD 1945, Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 & Kabinet II 1947, pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dgn Negara-Negara Arab.


Ditambah lagi, ia juga menjadi Menteri Luar Negeri pada Kabinet Amir Sjarifuddin (1947) & Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta (1948 – 1949).


Kurang lebih tahun 1946 – 1950, ia laksana bintang cemerlang dlm pergolakan politik Indonesia. Utk itu, ia kerap kali digelari “Orang Tua Besar” (The Grand Old Man).


Di tahun 1950 hingga akhir hayatnya, ia dipercaya sebagai Penasihat Menteri Luar Negeri. Tahun 1952 H. Agus Salim menjabat sebagai Pimpinan di Dewa Kehormatan PWI.

Baca Lainnya :  Tanda Baca

Walaupun penanya tajam & kritikannya pedas, H. Agus Salim masih mengetahui batas-batas & menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.


Di tahun 1953, ia menulis buku Gimana Takdir, Tawakal & Tauhid Haruslah Dipahamkan? Lalu, buku tersebut diperbagusi menjadi Keterangan Filsafat tentang Tauhid, Takdir, & Tawakal.


Orientasi Ulang (Re-orientation)

Haji Agus Salim wafat pada tanggal 4 November 1954 di RSU Jakarta. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Sebagai bentuk apresiasi  terhadap jasa-jasanya utk negeri ini, pemerintah Indonesia menganugerahkan dirinya sebagai seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.


Demikian Penjelasan Materi Tentang Teks Cerita Ulang : Pengertian, Jenis, Struktur, Ciri, Kaidah & Contoh
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi