Taksonomi Bloom

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Taksonomi Bloom? Mungkin anda pernah mendengar kata Taksonomi Bloom? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, sejarah, klasifikasi, revisi, tahapan dan peran. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Taksonomi Bloom

Pengertian Taksonomi Bloom

Taksonomi bloom adalah Penggolongan (klasifikasi) tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Benjamin S. Bloom amat populer di dunia pendidikan dengan taksonominya yang lazim disebut dengan taksonomi Bloom, walaupun yang menyusun taksonomi (klasifikasi, kategorisasi, penggolongan) tersebut bukan hanya Bloom seorang.


Sejarah Taksonomi Bloom

Sejarahnya bermula ketika pada awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, sebagai kelanjutan kegiatan serupa tahun 1948, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa persentase terbanyak butir soal evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Hapalan tersebut sebenarnya merupakan taraf terendah kemampuan berpikir (menalar atau “thinking behaviors”). Tegasnya, masih ada taraf lain yang lebih tinggi. Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl kemudian pada tahun 1956 merumuskan ada tiga golongan (“domain”, ranah) kemampuan intelektual (“intellectual behaviors”)–seperti telah disebutkan di muka, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.


Klasifikasi Taksonomi Bloom

Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Berikut ini adalah penjelasannya:

Ranah Kognitif 

Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Terdiri dari enam aspek, yaitu:
  1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
  2. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah diketahui dan diingat.
  3. Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkrit atau situasi khusus.
  4. Analisis adalah usaha untuk memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya.
  5. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi, tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode dan materil.
  6. Membuat adalah tingkatan tertinggi dari ranah kognitif. diharapkan pada tingkatan tersebut siswa dapat mencipta, mendesain hingga merancang sesuatu yang baru
Baca Lainnya :  Erosi Adalah

Ranah Afektif  

Ranah Afektif
 
Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai.terdiri dari lima aspek, yakni:
  • Reciving/attending, yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
  • Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
  • Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimilus.
  • Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
  • Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Ranah Psikomotorik  

Ranah Psikomotorik
 
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Terdiri dari enam tingkatan keterampilan yakni:
  1. Meniru
  2. Menyusun
  3. Melakukan dengan prosedur seksama
  4. Melakukan dengan baik dan tepat
  5. melakukan tindakan secara alami
Jadi, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dibuat (di jadikan) yang diperoleh dari usaha tahapan perubahan tingkah laku yang relative mantap melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis serta melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotorik.

Revisi Taksonomi Bloom

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:

  • Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi.
  • Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari.

Urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
  • Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
  • Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
  • Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
  • Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
  • Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan evaluating (menilai).

Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri dari enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6. Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan piramida di atas, secara logika adalah sebagai berikut:

  1. Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu.
  2. Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu.
  3. Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu.
  4. Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu.
  5. Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi.
Baca Lainnya :  Historiografi Adalah

Tahapan Taksonomi Bloom

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.


Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada. Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini :

Ingatan

Memunculkan kembali apa yang sudah diketahui dan tersimpan dalam ingatan jangka-panjang. Contoh kata kerja yang di gunakan yaitu: mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi , menemukan kembali.

Indikator:

  • Siswa dapat berhitung 1 sampai 10 (Matematika)
  • Siswa dapat menyebut A sampai J (Bahasa Indonesia)
  • Siswa dapat menjelaskan perbedaan jenis kelamin (PPKN)
  • Siswa dapat mengenali bagian-bagian pohon (IPA)
  • Siswa dapat mengidentifikasi keluarganya (IPS)

Pemahaman (understand)

Menegaskan pengertian atau makna bahan-bahan yang sudah diajarkan, mencakup komunikasi lisan, tertulis, maupun gambar. Contoh kata kerja yang di gunakan yaitu: menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan.

Indikator:

  1. Siswa dapat memahami macam-macam contoh perbedaan jenis kelamin (PPKN)
  2. Siswa dapat Menanyakan data diri dan nama orang tua serta saudara kandung teman sekelas (Bahasa Indonesia)
  3. Siswa dapat Menyebutkan nama-nama anggota keluarga. (IPS)
  4. Siswa dapat Menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh yang diamati (IPA)
  5. Siswa dapat Menghitung bagian anggota tubuh (Matematika)

 Menerapkan (Application)

Melakukan sesuatu, atau menggunakan sesuatu prosedur dalam situasi tertentu. Contoh kata kerja yang di gunakan yaitu: melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi.

Baca Lainnya :  Lipatan dan Patahan

Indikator:

  • Siswa dapat memilih temannya sendiri (PPKN)
  • Siswa dapat Menyusun huruf, kata dan kalimat sederhana dengan benar. (Bahasa Indonesia)
  • Siswa dapat  Menceritakan pentingnya kesehatan bagi pertumbuhan tubuh.(IPS)
  • Siswa dapat Mendeteksi Bagian-bagian tubuh (IPA)
  • Siswa dapat Menghitung banyak huruf A sampai Z(Matematika)

Analisis (Analyze)

Menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang membentuknya, dan menetapkan bagaimana bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut satu sama lain saling terkait, dan bagaimana kaitan unsur-unsur tersebut kepada keseluruhan struktur atau tujuan sesuatu itu. Contoh kata kerja yang di gunakan yaitu: menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, mengintegrasikan.

Indikator:

  1. Siswa dapat Membandingkan postur tubuh (IPA)
  2. Siswa dapat Membedakan benar dan salah (PPKN)
  3. Siswa dapat Menyusun Angka dengan benar (Matematika)
  4. Siswa dapat Membedakan berbagai bunyi bahasa (Bahasa Indonesia)
  5. Siswa dapat Menceritakan pengalaman yang pernah dialami (IPS)

Evaluasi (Evaluate)

Menetapkan derajat sesuatu berdasarkan kriteria atau patokan tertentu. Contoh kata kerja yang di gunakan yaitu: menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan.

Indikator:

  • Siswa dapat  membenarkan perkataan (Bahasa Indonesia)
  • Siswa dapat mengkritik cara berpakaian (PPKN)
  • Siswa dapat menilai pengalaman (IPS)
  • Siswa dapat menguji kemampuan dalam berhitung (Matematika)
  • Siswa dapat memprediksi pertumbuhan hewan (IPA)

Mencipta (Create)

Memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk utuh yang koheren dan baru, atau membuat sesuatu yang orisinil: merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, mengubah.

Indikator:

  1. Siswa dapat merencanakan hari esok (IPS)
  2. Siswa dapat menemukan tumbuhan baru (IPA)
  3. Siswa dapat Menghitung penemuan-penemuannya (Matematika)
  4. Siswa dapat Memperkuat ikatan antar sesama keluarga (IPS)
  5. Siswa dapat  Menyempurnakan diri dalam keagamaan (PPKN)

Peran Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran

Dalam mengajar kita harus merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran itulah yang akan kita jadikan sebagai tolak ukur dari hasil belajar siswa. Taksonomi Bloom dapat membantu kita untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan kita dalam proses belajar mengajar sehingga dapat dievaluasi dan ditingkatkan menjadi lebih baik lagi dan atau dinaikkan lagi setingkat lebih tinggi dari semula.


Adapun taksonomi Bloom berdasar area atau rana adalah Rana Kognitif terdiri dari Pengetahuan (Knowledge); Pemahaman (Comprehension); Penerapan (Application); Analisa (Analysis); Sintesa (Syntesis); Evaluasi (Evaluation), Rana Afektif terdiri dari Penerimaan (Receiving) Partisipasi (Responding); Penilaian / Penentuan Sikap (Valuing); Organisasi (Organization); Pembentukan Pola Hidup (Characterization By A Value Or Value Complex), Rana Psikomotorik terdiri dari Persepsi (Perception); Kesiapan (Set); Gerakan Terbimbing (Guided Response); Gerakan yang Terbiasa (Mechanical Response); Gerakan Yang Kompleks (Complex Response); Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation); Kreativitas (Creativity)


Demikian Penjelasan Materi Tentang Taksonomi Bloom: Pengertian, Sejarah, Klasifikasi, Revisi, Tahapan dan Peran  Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.