Sistem Ekonomi Liberal

Diposting pada

Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Sistem Ekonomi Liberal? Mungkin anda pernah mendengar kata Sistem Ekonomi Liberal? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, sejarah, ciri, dasar, kelebihan, kekurangan, penganut dan faktor. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Sistem Ekonomi Liberal: Pengertian, Ciri, Kelebihan dan Kekurangan

Pengertian Sistem Ekonomi Liberal

Sistem Ekonomi Liberal ialah suatu sistem ekonomi dimana semua aktivitas ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan seutuhnya kepada mekanisme pasar Doktrin ini dianggap sebagai pokok pangkal munculnya sistem ekonomi liberal (pasar) atau biasa disebut juga sebagai perekonomian kapitalis. Menurut doktrin ini, tata ekonomi yang paling mendukung kesejahteraan bangsa adalah tata ekonomi di mana pemerintah memberikan kebebasan kepada perseorangan dan badan-badan swasta untuk menyelenggarakan produksi dan konsumsi menurut pertimbangannya sendiri. Jenis dan jumlah produksi alat pemuas kebutuhan, bagaimana pendistribusiannya, dan untuk siapa alat pemuas kebutuhan tersebut ditujukan, semuanya ditentukan oleh mekanisme pasar.


Sejarah Ekonomi Liberal

Teori dasar ekonomi liberal telah dikembangkan sejak awal abad ke-19 untuk melawan merkantilisme dan feodalisme. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Adam Smith yang menganjurkan agar pemerintah tidak terlalu mengintervensi pasar. Smith berpendapat bahwa jika semua orang dibiarkan melakukan kegiatan ekonominya sendiri dan bukan dikendalikan oleh negara, maka hasilnya akan menjadi harmonis dan lebih bermasyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Teori tersebut didukung oleh sistem ekonomi kapitalis pada akhir abad ke-18 dan runtuhnya sistem merkantilisme.


Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Liberal

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri sistem ekonomi liberal, yakni sebagai berikut:

  1. Harga barang ditentukan terhadap mekanisme pasar
  2. Pemerintah tidak memiliki campur tangan dalam sistem perekonomian
  3. Aktivitas ekonomi ditujukan untuk mendapatkan laba
  4. Persaingan dilakukan secara bebas
  5. Bebas dalam memiliki barang, termasuk dengan barang modal
  6. Modal merupakan peran yang sangat vital
  7. Kebebasan dalam penggunaan barang dan jasa yang dimilikinya
  8. Aktivitas ekonomi dilakukan oleh masyarakat dan badan-badan swasta
Baca Lainnya :  Ovum adalah

Dasar Ideologi Ekonomi Liberal

Properti pribadi dan kontrak individu membentuk dasar dari ekonomi liberal. Teori awal berdasarkan asumsi atas kegiatan ekonomi individu yang lebih banyak berasal dari kepentingan sendiri dan kebutuhan akan kebebasan untuk bertindak tanpa batas untuk menghasilkan hasil terbaik untuk semua orang, asalkan tidak melewati standar dan tetap menjunjung asas keadilan. Contohnya, tidak boleh melakukan pemaksaan, pencurian, dan penipuan serta terdapat kebebasan berbicara dan pers. Awalnya, para pendukung ekonomi liberal harus bersaing dengan pendukung feodalisme yang kebanyakan adalah orang kaya dan kaum bangsawan. Namun pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, pendukung feodalisme kalah.

1. Posisi Intervensi Negara

Ekonomi liberal menentang intervensi pemerintah dengan alasan bahwa negara sering berfungsi sebagai tempat untuk mewadahi kepentingan bisnis dengan mendistorsi pasar untuk menguntungkan pihak tertentu. Dengan demikian, hasil yang didapatkan oleh rakyat menjadi tidak maksimal. Ordoliberalisme dan berbagai sistem liberalisme sosial berdasarkan pada liberalisme klasik yang meliputi peran yang lebih banyak bagi negara, namun tidak berusaha untuk menggantikan perusahaan swasta dan pasar bebas dengan perusahaan pemerintah dan perencaan ekonomi. Misalnya, ekonomi pasar sosial adalah ekonomi yang sebagian besar pasarnya berdasarkan sistem harga bebas dan kepemilikan pribadi, tetap tetap mendukung kegiatan pemerintah untuk mempromosikan pasar yang kompetitif serta program kesejahteraan sosial untuk mengatasi kesenjangan sosial yang dihasilkan dari pasar bebas. Ekonomi liberal juga mendukung kesetaraan kesempatan (juga dikenal sebagai mobilitas sosial), karena mereka yakin bahwa kurangnya kesetaraan kesempatan akan menyebabkan terjadinya peningkatan monopoli yang dilakukan oleh swasta yang sangat melanggar kebebasan individu.


2. Posisi Perusahaan Publik

Ekonomi liberal dapat mendukung adanya perusahaan publik untuk menyediakan barang publik. Misalnya, Adam Smith berpendapat bahwa negara memiliki peran dalam perbaikan jalan, sungai, sekolah, dan jembatan yang tidak efisien jika itu dilaksanakan oleh pihak swasta. Namun, Smith lebih menginginkan infrastruktur pemerintah tersebut harus dikenakan biaya secara proporsional (misalnya, tarif tol, tarif listrik, dan SPP sekolah). Selain itu, ia juga menganjurkan adanya tarif dalam dukungan penyelenggaraan perdagangan bebas serta melindungi hak cipta dan hak paten untuk mendorong inovasi. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Robert Cox dan ia menyoroti pentingnya inovasi dan peranannya dalam pasar bebas.

Baca Lainnya :  Denudasi Adalah

Kekurangan Sistem Ekonomi Liberal

Berikut ini terdapat beberapa kekurangan sistem ekonomi liberal, yakni sebagai berikut:

  • Menumbuhkan inisiatif dan kreasi pada masyarakat dalam mengatur kegiatan perekonomian
  • Memunculkan dan meningkatkan persaingan untuk maju
  • Semua pihak memiliki hak dalam memiliki sumber-sumber produksi baik barang dan jasa
  • Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tinggi yang didasarkan motif mencari laba
  • Munculnya barang-barang yang berkualitas tinggi agar dapat laku di pasaran
  • Hak dalam memilih sektor usaha disesuaikan dengan kemampuan
  • Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat

Kelebihan Sistem Ekonomi Liberal

Berikut ini terdapat beberapa kelebihan sistem ekonomi liberal, yakni sebagai berikut:

  • Banyak terjadi monopoli masyarakat
  • Menyamakan pendapatan tidak mudah dilakukan akibat dari persaingan bebas
  • Masyarakat kaya akan semakin kaya sedangkan bagi masyarakat miskin tetap miskin
  • Timbulnya persaingan tidak sehat
  • Rentan terjadi krisis ekonomi

Penganut Ekonomi Liberal

Amerika Serikat adalah negara yang dikenal sebagai penganut sistem ekonomi liberalisme. Berikut adalah daftar negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal (tidak ada pengurutan berdasarkan apapun):

  1. Amerika Serikat
  2. Argentina
  3. Bolivia
  4. Brasil
  5. Chili
  6. Kuba
  7. Kolombia
  8. Ekuador
  9. Honduras
  10. Kanada
  11. Meksiko
  12. Nikaragua
  13. Panama
  14. Paraguay
  15. Peru
  16. Uruguay
  17. Venezuela
  18. Albania
  19. Armenia
  20. Austria
  21. Belgia
  22. Bulgaria
  23. Kroasia
  24. Siprus
  25. Republik Ceko
  26. Denmark
  27. Estonia
  28. Finlandia
  29. Perancis
  30. Jerman
  31. Yunani
  32. Hungaria
  33. Islandia
  34. Italia
  35. Latvia
  36. Lithuania
  37. Luxembourg
  38. Makedonia
  39. Moldova
  40. Belanda
  41. Norwegia
  42. Polandia
  43. Portugal
  44. Romania
  45. Rusia
  46. Serbia Montenegro
  47. Slovakia
  48. Slovenia
  49. Spanyol
  50. Swedia
  51. Swiss
  52. Ukrania
  53. Britania Raya (Inggris)
  54. India
  55. Iran
  56. Israel
  57. Jepang
  58. Korea Selatan
  59. Filipina
  60. Taiwan
  61. Thailand
  62. Turki
  63. Australia
  64. Selandia Baru
  65. Mesir
  66. Senegal
  67. Afrika Selatan

Faktor yang Menyebabkan Keadaan Ekonomi Tersendat

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan ekonomi tersendat yaitu:

  • Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan seperti yang telah ditetapkan dalam KMB. Beban tersebut berupa hutang luar negeri sebesar 1,5 Triliun rupiah dan utang dalam negeri sejumlah 2,8 Triliun rupiah.
  • Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1 Miliar.
  • Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama hasil bumi yaitu pertanian dan perkebunan sehingga apabila permintaan ekspor dari sektor itu berkurang akan memukul perekonomian Indonesia.
  • Politik keuangan Pemerintah Indonesia tidak di buat di Indonesia melainkan dirancang oleh Belanda.
  • Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.
  • Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi secara baik, belum memiliki tenaga ahli dan dana yang diperlukan secara memadai.
  • Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan berhubung banyaknya pemberontakan dan gerakan sparatisisme di berbagai daerah di wilayah Indonesia.
  • Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan pengeluaran pemerintah untuk operasi-operasi keamanan semakin meningkat.
  • Kabinet terlalu sering berganti menyebabakan program-program kabinet yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan, sementara program baru mulai dirancang.
  • Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.
Baca Lainnya :  Media Komunikasi

Demikian Penjelasan Materi Tentang Sistem Ekonomi Liberal: Pengertian, Sejarah, Ciri, Dasar, Kelebihan, Kekurangan, Penganut dan Faktor Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.