Sejarah Film

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Film? Mungkin anda pernah mendengar kata Film? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, sejarah, komponen, macam serta fungsi. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Sejarah Film

Pengertian Film

Film adalah hasil cipta karya seni yang memiliki keutuhan dari jumlah komponen seni guna dan memenuhi keperluan yang berbentuk psikis. Komponen seni yang terdapat dan membantu sebuah film diantaranya seni rupa, seni fotografi, seni arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik, seni pantomin dan novel.


Sejarah Film

Film tayang perdana kali diciptakan pada tahun 1805 oleh Lumiere Brothers. Lalu sekitar pada tahun 1899, George Melies mulai memamerkan film dengan model editing yang berjudul Trip To The Moon. Pada tahun 1902, Edwin Peter menciptakan film yang berjudul Life Of In American Fireman.


Di Indonesia, film menggapai keemasannya pada tahun 1970 sampai 1980 ataupun akuratnya sebelum masuknya siaran-siaran Television pada tahun 1988.

Masyarakat sangat apresiasi dalam merespons film yang ada di Indonesia. Keadaan tersebut tergantung dengan nilai dari film tersebut yang benar-benar dapat melengkapi keperulan ilmu jiwa dan spikis masyarakat Indonesia.


Komponen-Komponen Film

Berikut ini terdapat beberapa komponen-komponen film, yakni sebagai berikut:

  1. Produser
  2. Sutradara
  3. Penulis Skenario
  4. Penata Kamera
  5. Penata Artistik
  6. Penata Musik
  7. Editor
  8. Penambah dan Penata Suara
  9. Pemeran

Macam-Macam Film

Berikut ini terdapat 4 macam-macam jenis film, yakni sebagai berikut:


  • Film Berita

Film berita adalah macam jenis film tentang fenomena ataupun kejadian yang sungguh-sungguh berlangsung. Karena berbentuk berita maka film yang disiapkan kepada publik harus berisi kualitas berita. Etika berita tersebut yakni bermakna dan memikat.

Baca Lainnya :  Pengertian Memori

  • Film Kartun

Film kartun diciptakan untuk anak-anak. Mengenai tokoh film kartun yang bisa kalian kenal ialah Donald bebek, Putri Salju, Mickey Mouse yang dibuatkan oleh ahli seni dari Amerika Serikat Walt Disney.


  • Film Cerita

Film cerita adalah macam jenis film yang berisi tentang cerita yang normal dipamerkan di ruangan bioskop dengan pemeran yang tersohor dan penyaluran sebagai barang komoditas.


  • Film Dokumenter

Film Dokumenter adalah karya ciptaan mengenai fakta berlainan dengan film berita yang menjadi rekaman fakta, maka film dokumenter yakni hasil pemahaman pribadi.


Fungsi Film

Berikut ini terdapat beberapa fungsi film, yakni sebagai berikut:


  • Sebagai media ekspresi dan artistik sutradara

Innocent  voices merupakan film arahan sutradara Luis Mandoki. Film ini dibuat berdasarkan ekspresi yang dimiliki oleh sutradaranya.

Luis mandoki mempunyai cita rasa seni yang tinggi sehingga hasil yang tertuang dalam film ini menjadi indah dan mempunyai nilai estetika yang tinggi. Oleh karena itu, film ini dapoat berfungsi sebagai media ekspresi dan artistic sutradara.


  • Sebagai media hiburan

Film innocent voices dapat berfungsi sebagai media hiburan karena merupakan rekaan atau pelarian darim kisah nyata. Film ini menyuguhkan hiburan berupa tingkah-tingkah polos yang dimiliki oleh anak-anak yang terlibat di dalam film ini.


  • Sebagai media komunikasi massa

Innocent voices merupakan film yang berdasarkan pada kisah nyata. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa film ini mempunyai fungsi sebagai media komunikasi massa yang bertujuan untuk memberitahu bahwa pernah terjadi perang saudara di El Salvador, Mexico.

Selain itu, sebagai media komunikasi massa, film ini juga menyampaikan mengenai jasa-jasa pemerintah Amerika Serikat dalam menyelesaikan perang saudara di wilayah tersebut.


  • Sebagai media pendidikan

Film innocent voices ini juga dapat berfungsi sebagai media pendidikan karena memiliki amanat-amanat yang tersirat dalam film ini.


  • Khalayak menonton film terutama untuk hiburan

Akan tetapi dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building.

Baca Lainnya :  Etika Bisnis

Fungsi edukasi dapat tercapai  apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.


Jenis Ukuran Film

Berikut ini terdapat beberapa jenis ukuran film, yakni sebagai berikut:

  • 13 x 18 cm
  • 18 x 24 cm
  • 24 x 24 cm
  • 24 x 30 cm
  • 30 x 40 cm
  • 30 x 35 cm
  • 35 x 35 cm
  • 35 x 43 cm

Penggunaan Screen Film

Berikut ini terdapat beberapa penggunaan screen film, yakni sebagai berikut


1. Screen Film

Dalam pemakaiannya selalu digunakan screen. Eksposi rendah, dengan gambar yg baik. Dalam penggunaanya selalu menggunakan kaset ( agar terlindung dari cahaya). Radiasi thd penderita dapat ditekan sekecil mungkin.

Akan tetapi resolusi lebih rendah karena kristal peraknya lebih kasar dari single emulsi. Dapat timbul bayangan kurang tajam bila kontak screen-film kurang sempurna.


2. Non-Screen Film

Film yang dalam penggunaanya tanpa menggunakan screen. Dosis radiasi lebih tinggi (5-25 kali lebih tinggi).

Emulsinya lebih tebal (2-3 x). Detail yg dihasilkan lebih tinggi. Karena butir-butir peraknya lebih halus. Gambaran yg dihasilkan 100% dari sinar X.


Kecepatan Film

Berikut ini terdapat beberapa kecepatan film, yakni sebagai berikut:


  • High Speed

Jenis film ini memiliki kristal perak halide yang relative kasar, sehingga film ini menghasilkan kontras yg relative rendah/kurang baik, tetapi memerlukan jumlah penyinaran yg relative kecil.


  • Medium Speed/Paar speed/jenis universal

Butiran sedang, ekpose sedang, kontras sedang.


  • Low speed

kristal perak halus/kecil, kontras tinggi, resolusi baik, dan kecepatan rendah. Hubungan speed dan kontras berbanding terbalik.


Pengolahan film

Berikut ini terdapat beberapa penggunaan screen film, yakni sebagai berikut:


1. Pembangkitan (developing)

Pada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak.

Baca Lainnya :  Implementasi adalah

Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-bagian yang terkena cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh film. Sedangkan yang tidak mendapat penyinaran akan tetap bening. Dari perubahan butiran perak halida inilah akan terbentuk bayangan laten pada film.


2. Pembilasan (rinsing)

Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di dalam emulsi filmnya.

Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya. Proses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan film dengan cara merendamnya ke dalam air.


3. Penetapan (fising)

Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Perak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi perak komplek.

Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film.


4. Pencucian (washing)

Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air.

Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.


5. Pengeringan (drying)

Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak.


Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati emulsi.


Demikian Penjelasan Materi Tentang Sejarah Film: Pengertian, Komponen, Macam dan Fungsi
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Semuanya