Rangkuman Adalah

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Rangkuman? Mungkin anda pernah mendengar kata Rangkuman? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, tujuan, cara, langkah, persamaan, perbedaan dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Rangkuman Adalah

Pengertian Rangkuman

Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum  suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkuman (ikhtisar) -nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian dan seterusnya.


Tujuan Membuat Rangkuman (ikhtisar)

Rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu. Seorang penulis rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut.


Cara Membuat Rangkuman (ikhtisar)

Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa, mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi. Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaan bahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yang dibuat bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian, jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang dengan menggunakan bahasa yang berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.

Baca Lainnya :  Laut Adalah

Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) yang baik dan benar antara lain :

  • Membaca Naskah Asli

Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang. Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan.


  • Mencatat Gagasan Utama

Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu. Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar memudahkan  penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dan  rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.


Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi. Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang dapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea kedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satu kalimat.


  • Mengadakan Reproduksi

Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar) diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli. Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah dicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isi naskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat penulis dari naskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.

Baca Lainnya :  Pengertian Piutang Menurut Para Ahli

  • Ketentuan Tambahan

Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perlu diperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik, diantaranya:

  1. Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.
  2. Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya merupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.
  3. Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan dipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat  atau digeneralisasi.
  4. Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
  5. Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang dimasukkan kedalam ringkasan dan  rangkuman (ikhtisar).

Langkah-langkah Menulis Rangkuman

Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman yang baik, seorang penulis pemula perlu memperhatikan empat hal pokok, yaitu:

  • Mampu membaca dengan baik bacaan yang akan dirangkum
  • Mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan dirangkum
  • Mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang akan dirangkum
  • Mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik yang telah ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh

Untuk mencapai hal di atas, langkah-langkah yang harus ditempuh bagi seorang penulis rangkuman adalah sebagai berikut:

  1. Perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara utuh.
  2. Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian atau setiap paragraf.
  3. Dengan berpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman dan menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan bahasa perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum merasa ada yang kurang enak, perangkum dapat membuka kembali bacaan yang akan dirangkum.
  4. Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakanperbaikan apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
  5. Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil perbaikan dan memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan bacaan yang dirangkum.

Persamaan Rangkuman (ikhtisar) dan Ringkasan

Berikut ini adalah beberapa persamaan rangkuman dan ringkasan yaitu:

  • Ketiganya memiliki persamaan dalam membuat cerita atau bacaan dengan caramengambil intisari atau ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas,jelas, padat, mudah dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.
  • Dalam mencari topik atau kalimat utama atau gagasan utama dari suatu bacaan padasebuah buku.
  • Dalam menyampaikann keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasanyang terperinci.
  • Mempunyai langkah-langkah atau metodologi yang sama, yaitu:
  1. Bacalah naskah dua sampai beberapa kali
  2. Cacatlah semua judul, semua topik.
  3. Cocokkan catatan Anda dengan naskah aslib.
  • Susunlah draf sementara dengan mempergunakan catatan diatas (janganmemakai naskah asli).
  • Periksa gaya, tata bahasa dan tanda baca.
  • Tulis kembali denagn rapi, mulai dari judul sampai dengan topik.
  • Periksa kembali apakah ada kesalahan.
  • Cocokkanlah jumlah kata dan selesaikanlah.
  • Ketiganya juga memiliki tujuan. Penulis sebaiknya mengerti dan mengetahui isi bukuatau karangan dan mampu mengambil intisarinya.
  • Ketiganya memiliki definisi yang tidak jauh berbeda yaitu merupakan ringkasanpendek dalam suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan karya-karya sastra yanglainnya) atau karangan.
  • Hubungan antara ketiganya sama halnya dengan hubungan antara sebuah kalimattopik dengan sebuah alinea.
Baca Lainnya :  Hukum Bisnis

Perbedaan Rangkuman (ikhtisar) dan Ringkasan

Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan adalah sebagai berikut:

  1. Disusun secara proporsional dengan jumlah halaman yang diringkas.
  2. Disusun secara urut dan sistematis.
  3. Menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.
  4. Tanpa disisipi opini penulis ringkasan.Rangkuman (Ikhtisar):
  5. Disusun hanya yang dianggap penting tanpa mempedulikan proporsional.
  6. Menggunakan gaya penulis ikhtisar.
  7. Sering disisipi opini penulis ikhtisar atau wawasan lain.
  8. Tulisan menggunakan gaya bahasa penulis .
  9. Biasa diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli.

Contoh Rangkuman (ikhtisar)

Lebah Madu

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah daritiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yangmemikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69) Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuhmanusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalahsari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yangdikeluarkan tubuh mereka.


Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu-dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang. Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kitaadalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yangtampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan initersembunyi dalam kata “wahyu [ilham]” yang telah diberikan kepada lebah, sepertidisebutkan dalam ayat tadi. Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayanimanusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.


Demikian Penjelasan Materi Tentang Rangkuman Adalah : Pengertian, Tujuan, Cara, Langkah, Persamaan, Perbedaan dan Contoh  Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.