Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Perkembangan Peserta Didik? Mungkin anda pernah mendengar kata Perkembangan Peserta Didik? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, dimensi, tugas, problem, perkembangan dan praktik. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu. Perubahan merupakan hal yang melekat dalam perkembangan. E.B. Hurlock (Istiwidayanti dan Soejarwo, 1991) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan kualitatif disebut juga ”pertumbuhan” merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan tinggi, berat dan proporsi badan seseorang. Perubahan kuantitatif meliputi peubahan aspek psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi dan sikap, dll. Selain perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami pengurangan seperti gejala lupa dan pikun. Jadi perkembangan bersifat dinamis dan tidak pernah statis.
Dimensi Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik fisik maupun nonfisik. Perkembangan itu umumnya berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkelanjutan. Dan untuk hal-hal yang bersifat nonfisik, bisa saja sifat perkembangannya berlangsung secara acak. Dimensi-dimensi perkembangan individu, termasuk peserta didik dapat digolongkan menjadi :
- Perkembangan fisik. Perkembangan fisik individu mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis. Perkembangan anatomis berupa perubahan kuantiatif pada struktur tulang, tinggi dan berat badan, dan lain-lain. Misalnya konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan sekresi kelenjar, dan pencernaan. Perkembangan keduanya biasanya berjalan relatif seirama.
- Perkembangan perilaku psikomotorik. Perkembangan ini menuntut koordinasi fungsional antara sistem syaraf dan otot, serta fungsi-fungsi psikis.
- Perkembangan bahasa. Manusia memiliki potensi dasar berbahasa, tergantung pada dimana dia bermukim dan berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya.
- Perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sama dengan perkembangan kapasitas nalar otak atau inteligensi. Dan perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja.
Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik
Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan idealnya. Harus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan. Cita-cita dan norma-norma agama. Di bawah ini dikemukakan Havighurat (1948) mengenai tugas-tugas perkembangan. Selanjutnya, dikemukakan juga tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik Usia sekolah. Materinya dikembangkan dari berbagai sumber. Adapun Periode Perkembangan dan Tugas-tugas Perkembangan:
No | Periode Perkembangan | Tugas-tugas Perkembangan |
1 | Masa bayi dan kanak-kanak awal (0,0-6,0 tahun) | 1. Belajar berjalan pada usia 9.0-15.0 bulan.
2. Belajar memakan makanan padat. 3. Belajar berbicara. 4. Belajar mengenali perbedaan jenis kelamin. 5. Mancapai kestabilan jasmaniah fisiologis. 6. Dll |
2 | Masa kanak-kanak berakhir dan anak sekolah (6.0-12.0,usia SD/sederajat) | 1. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
2. Belajar bergaul dengan teman sebaya. 3. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. 4. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. 5. Mengembangkan kata hati. |
3 | Masa Remaja (12.0 – 21.0) | 1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita. 3. Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif. 4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 5. Mencapai perilaku yang bertanggungjawab secara sosial. 6. Memperoleh seperangkat nilai sitem etika sebagai Petunjuk atau pembimbing dalam berperilaku. |
4 | Masa dewasa awal | 1. Memilih pasangan.
2. Belajar hidup dengan pasangan. 3. Memulai hidup dengan pasangan. 4. Memelihara anak. 5. Mengelolah rumah tangga. 6. Mulai bekerja. 7. Menemukan suatu kelompok yang serasi. |
Dari berbagai sumber, berikut ini juga dikembangkan tugas-tugas perkembangan anak sejak usia prasekolah sampai dengan sekolah menengah atas. Pemahaman ini penting bagi guru dalam rangka memberikan layanan pembelajaran dan bimbingan konseling/karier:
1. Masa Usia Prasekolah
- Menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
- Masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu atau masa oral (mulut) , karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
- Belajar berjalan sehungga anak belajar menguasai ruang, mulaidari yang paling dekat sampai yang paling jauh.
- Pembiasaan terhadap kebersihan.
- Perkembangan rasa keindahan.
2. Masa Usia Sekolah
- Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan dengan prestasi.
- Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
- Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
- Membandingkan dirinya dengan orang lain.
- Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
- Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
- Amat realitis, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
- Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
- Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
3. Tingkat SMP(Depdiknas,2003)
- Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
- Mencapai pada hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
- Menatap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
- Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
- Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
- Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai, anggota masyarakat dan minat manusia.
4. Tingkat SMA/Sederajat(Depdiknas,2003)
- Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria atau wanita.
- Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang besar.
- Mengembangkan pengetahuan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
- Mencapai kematangan dalam pilihan karier.
- Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelectual dan ekonomi.
Problem Peserta Didik
Problema yang dihadapi peserta didik atau anak usia sekolah esensinya sama dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena mereka memiliki multiperhatian, sangat mungkin masalah mereka lebih sedikit atau ssedikitnya dalam hal-hal tertentu berbeda dengan yang tidak bersekolah. Masa usia sekolah, yang ketika mereka berada pada satuan pendidikan disebut peserta didik, khususnya antara umur 12 tahun sampai dengan 18/20 tahun, atau disebut juga masa remaja ditandai dengan adanya aneka perubahan. Perubahan itu nampak pada dimensi fisik dan psikis, yang dapat menimbulkan masalah tertentu bagi mereka yang sedang bersekolah.problema yang mungkin timbul pada diri peserta didik atau masa sekolah disajikan berikut ini:
- Problema fisik dan motorik. Pada usia sekolah khususnya setelah anak menyelesaikan sekolah dasar, ditandai dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Kitaka perkembangan fisik dan motorik ini tidak sesuai harapan, dan menimulkan rasa tidak puas dan kurang perca diri. Rasa tidak puas bisa melahirkan tindakan anti-sosial, mencari-cari perhatia dan sebagainya. Kematangan organ reproduksi pada masa usia sekolah, secara alami pasti membutuhkan upaya pemuasan. Jika orang tua dan guru tidak memberi bimbigan serta norma-norma tidak dimiliki, hal ini dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
- Problema perkembangan kognitif dan bahasa. Ketika memasuki bangku sekolah, anak tidak mampu atau tidak berkesempatan mengoptimasi perkembangan intelektual, sangat mungkin potensi intelektuanya tidak akan berkembang optimal. Dengan serba keterbatasan yang ada, bukan tidak mungkin potensi anak tidak berkembang, yang kemudian memuramkan masa depannya atau menimbulkan frustasi.
- Problema perkembangan prilaku sosial, moralitas dan keagamaan. Pada usia sekolah disebut pula sebagai masa kehausan sosial. Hal ini ditandai dengan timbulnya keinginan bergaul dan diterima oleh anggota kelompoknya. Penolakan dari kelompok mereka dapat menimbulkan frustasi dan terisolasi, bahkan merusak diri. Problem itu juga sering muncul pada dimensi moralitas dan keagamaan. Karena pada usia ini mereka sangat rentah kehilangan identitas.
- Problema perkembangan kepribadian dan emosional. Masa usia sekolah merupakan waktu yang tepat untuk menemukan identitas dirinya. Usah menemukan identias ini dapat berupa tindakan coba-coba, mengidentifikasikan diri, atau melakukan imitas. Anak yang gagal menemukan identitasnya, kelak akan mengalami krisis identias, akan gagal menjasdi diri sendiri. Usia ini pun kondisi emosionalnya msih sangat labil dan belum terkendali. Hal ini dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Perkembangan Peserta Didik dan Praktik Pembelajaran
Tidak cukup mudah bagi prikolog pedidikan, guru BP/BK, apa lagi guru pada umumnya untuk memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan rentang usia karakteristiknya. Beberapa implikasi perkembangan anal bagi praktik pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
-
Implikasi Pralayanan
- Guru harus memahami teori perkembangan peserta didik menurut rentang usia.
- Guru harus memahami latar belakang siswa.
- Guru harus mengenali nama-nama peserta didik.
- Guru harus memahami esensi pelayanan individu peserta didik.
- Guru harus bertindak impersonal, tanpa mendiskriminasi.
- Guru tidak boleh berputus asa ketika berhadapan dengan peserta didik yang perilakunya menyimpang.
-
Implikasi Layanan Pendidikan dan Pembelajaran
- Guru dan orang tua harus berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial dan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses perkembangan peserta didik.
- Layanan pendidikan kepada peserta didik oleh orang tua dan guru harus sesuai dengan tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmaiah.
- Tuntutan gerakan fisik kepada peserta didik harus disesuaikan dengan karakteristik khusus dan kematangan jasmani peserta didik.
- Guru hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani peserta didik dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
- Orientasi dan tujuan pembelajaran harus mengarah ke multiranah, seperti kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik.
- Guru harus mengemas kegiatan yang memungkinkan peserta didiknya untuk mengalami dunia realitas.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Perkembangan Peserta Didik : Pengertian, Dimensi, Tugas, Problem, Perkembangan dan Praktik Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.