Pengertian Toleransi

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Toleransi? Mungkin anda pernah mendengar kata Toleransi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pandangan, kerukunan, manfaat, karakteristik dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Pengertian Toleransi

Pengertian Toleransi

Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah “damai”, “selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’alamin” (agama yang mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan. Ajat Sudrajat dkk (2008: 141-142) menerangkan kata Toleransi berasal dari bahasa latin tolelare yang berarti bertahan atau memikul. Dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai, atau memberi tempat pada orang lain walau kedua belah pihak tidak sependapat. Dengan demikian, toleransi menunjuk pada adanya suatu kerelaan untuk menerima kenyataan adanya orang lain yang berbeda.


Pandangan kata toleransi  dalam bahasa Arab adalah kata tasamuh yang berarti membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan. Menurut Webster’s New American Dictionary arti toleransi adalah liberty to ward the opinions of others, patients with others (memberi kebebasan atau membiarkan) pendapat orang lain, dan berlaku sabar menghadapi orang lain.  Tasamuh dalam bahasa Arab berarti membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengijinkan dan saling memudahkan. Dari beberapa pendapat diatas, toleransi dapat diartikan sebagai sikap meneggang, membiarkan, membolehkan, baik berupa pendirian, kepercayaan, dan kelakuan yang dimiliki seseorang atas yang lainnya. Dengan kata lain, toleransi adalah sikap lapang dada terhadap prinsip orang lain. Toleransi tidak berarti seseorang harus mengorbankan kepercayaan atau prinsip yang dianutnya. Dalam toleransi sebaliknya tercermin sikap yang kauat atau istiqomah untuk memegangi keyakinan atau pendapat sendiri.


Toleransi Dalam Pandangan Islam

Dalam surat Al Baqarah ayat 256:

Baca Lainnya :  Resistor adalah

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Surat Al Baqarah diatas menurut Ajat Sudrajat dkk (2008: 142-148) yang dikutip dari tulisan Qurais Sihab (1994: 368) adalah berkaitan dengan kebebasan memilih agama Islam atau selainnya. Seseorang yang dengan suka rela dan penuh kesadaran memilih satu agama, maka yang bersangkutan telah berkewajiban untuk melaksanakan ajaran tersebut secara sempurna.

Dalam hubungannya dengan orang-orang yang tidak seagama, Islam mengajarkan agar umat islam bertindak baik dan bertindak adil. Selama tidak bertindak aniaya terhadap umat Islam, maka tidak ada alasan utuk memusuhi apalagi memerangi mereka. Al Qur’an juga mengajarkan agar umat Islam megutamakan terciptanya suatu perdamaian hingga timbul rasa kasih sayang diantara umat islam dengan umat beragama lainnya.

Adanya kerjasama yang baik antar umat Islam dan umat beragama lainnya tidaklah menjadi halangan dalam Islam. Kerjasama dalam bidang kehidupan masyarakat seperti penyelenggaraan pendidikan, pemberantasan penyakit sosial, pembangunan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan adalah sebagian kecil bentuk kerjasama yang dapat dilakukan. Keadaan demikian digambarkan dalam Al Qur’an surat At Taubat ayat 6.

Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.

Toleransi harus dibedakan dari kompromisme, yaitu menerima apa saja yang dikatakan orang lain asal bisa menciptakan kedamaian dan kerukunan, atau saling member dan menerima demi terwujudnya kebersamaan. Kompromisme tidak dapat diterapkan dalam kehidupan beragama. Kompromisme dalam beragama akan melahirkan corak keagamaan yang sinkretik. Betapapun baiknya ajaran Islam tentang bagaimana seharusnya umat Islam bersikap terhadap kaum agama lain, tetapi dalam hal menyangkut pelaksanaan ibadah tidak dapat terjadi kompromi didalamnya. Seperti dalam sural Al Kafiruun menegaskan bahwa kompromi agama tidak mungkin dilakukan oleh umat Islam. Biarlah dalam hal ibadah masing-masing melaksanakan sesuai dengan keyakinannya.


Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Toleransi antar umat beragama di Indonesia populer dengan istilah kerukunan hidup antar umat beragama. Istilah tersebut merupakan istilah resmi yang dipakai pemerintah. Kerukunan hidup antar umat beragama merupakan salah satu tujuan pembangunan dibidang keagamaan di Indonesia. Hal ini didasari karena semakin meruncingnya hubungan antar umat beragama yang diantaranya bersumber dari berbagai aspek berikut ini:

  1. Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau misi
  2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain
  3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang rendah terhadap agama lain
  4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam keidupan masyarakat
  5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama antar umat beragama, maupun antara umat beragaa dengan pemerintah
  6. Kurangya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat (Depag, 1980: 38)
Baca Lainnya :  √K3 adalah

Manfaat Toleransi Hidup Beragama Dalam Pandangan Islam

Berikut ini adalah beberapa manfaat toleransi dalam pandangan islam yaitu:

  • Menghindari Terjadinya Perpecahan

Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.

Dan Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Al-Imran:103)


  • Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan

Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia lainnya. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia. Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.


Karakteristik Toleransi

Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan
  2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
  3. Kelemah lembutan karena kemudahan
  4. Muka yang ceria karena kegembiraan
  5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
  6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu’amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
  7. Menggampangkan dalam berda’wah ke jalan Allah tanpa basa basi
  8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa ada rasa keberatan.
Baca Lainnya :  Pengertian OJK

Selanjutnya, menurut Salin al-Hilali karakteristik itu merupakan Inti Islam, Seutama iman, dan Puncak tertinggi budi pekerti (akhlaq). Dalam konteks ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda. Artinya: “Sebaik-baik orang adalah yang memiliki hati yang mahmum dan lisan yang jujur, ditanyakan: Apa hati yang mahmum itu? Jawabnya : ‘Adalah hati yang bertaqwa, bersih tidak ada dosa, tidak ada sikap melampui batas dan tidak ada rasa dengki’. Ditanyakan: Siapa lagi (yang lebih baik) setelah itu?. Jawabnya : ‘Orang-orang yang membenci dunia dan cinta akhirat’. Ditanyakan : Siapa lagi setelah itu? Jawabnya : ‘Seorang mukmin yang berbudi pekerti luhur.”


Contoh Sikap Toleransi Nabi Muhammad SAW

Berikut ini adalah beberapa contoh toleransi Nabi Muhammad SAW yaitu:

1. Toleransi Beliau Bila Memutuskan

Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ada seorang lelaki yang menagih Rasulullah s.a.w. sembari bersikap kasar kepada beliau, maka para sahabat pun hendak menghardiknya, beliau bersabda: “Biarkanlah dia, karena setiap orang mempunyai hak untuk berbicara, belikan untuknya seekor unta lalu berikan kepadanya” Para sahabat berkata: “Kami tidak mendapatkan kecuali yang bagus jenisnya!” Beliau bersabda: “Belikanlah dan berikan kepadanya karena sebaik-baik kalian adalah yang terbaik keputusannya!” [HR. Bukhari 2/482 dan Muslim 11/38]


2. Toleransi Beliau dalam Jual-Beli

Dari Jabir bin Abdullah ra, bahwasanya Nabi s.a.w pernah membeli onta dari dirinya, beliau menimbang untuknya dan diberatkan (dilebihkan). [HR. Bukhari4/269 dan Muslim 3/1223]

Dari Abu Sofwan Suwaid bin Qais ra dia berkata: “Saya dan Makramah Al-Abdi memasok (mendatangkan) pakaian/makanan dari Hajar, lalu Nabi s.a.w. mendatangi kami dan beliau membeli sirwal (celana), sedang aku memiliki tukang timbang yang digaji, maka Nabi s.a.w. memerintahkan tukang timbang tadi. “Artinya: Timbanglah dan lebihkan !” [HR. Abu Dawud 3336, At-Timidzi 1305, Ibnu Majjah 2200 dan lainnya, dishahihkan oleh Syaikh kami (Al-Albani) dalam Shahih Al-Jami 3568]


Demikian Penjelasan Materi Tentang Pengertian Toleransi : Pengertian, Pandangan, Kerukunan, Manfaat, Karakteristik dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.