Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Nilai Perusahaan? Mungkin anda pernah mendengar kata Nilai Perusahaan? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian menurut para ahli, jenis, cara, pendekatan, struktur dan faktor. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan ialah pemahaman penanam modal mengenai fase kesuksesan perusahaan yang sering dihubungkan dengan harga saham.
Pengertian Nilai Perusahaan Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai nilai perusahaan, yakni sebagai berikut:
1. Menurut Gitman
Menurut pendapat dari Gitman, nilai perusahaan ialah nilai nyata per lembar saham yang akan diperoleh jika modal perusahaan dijual sesuai dengan harga saham.
2. Menurut Sartono
Menurut pendapat dari Sartono, nilai perusahaan ialah nilai jual sebuah perusahaan menjadi suatu bisnis yang sedang berjalan.
4. Menurut Brigham dan Erdhadt
Menurut pendapat dari Brigham dan Erdhadt, nilai perusahaan ialah nilai sekarang dari nilai perusahaan di masa yang akan datang pada fase diskonto sesuai rata-rata tertimbang beban modal.
5. Menurut Harmono
Menurut pendapat dari Harmono, nilai perusahaan ialah keahlian perusahaan yang dicontohkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang mencerminkan penilaian masyarakat mengenai keahlian perusahaan.
6. Menurut Noerirawan
Menurut pendapat dari Noerirawan, nilai perusahaan ialah keadaan yang sudah diperoleh suatu perusahaan menjadi gambaran dari keyakinan masyarakat mengenai perusahaan sesudah melewati suatu prosedur aktivitas selama beberapa tahun, yakni sejak perusahaan tersebut didirikan sampai pada saat ini.
Jenis-Jenis Nilai Perusahaan
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis nilai perusahaan, yakni sebagai berikut:
-
Nilai Nominal
Nilai nominal ialah nilai yang tercatat secara resmi dalam dana dasar perseroan, disebutkan secara akurat dalam neraca perusahaan dan juga dicatat secara detail dalam surat saham bersama-sama.
-
Nilai Pasar
Nilai pasar ialah harga yang berlangsung dari prosedur bernegosiasi di pasar saham.
-
Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik ialah rancangan yang paling terwujud, karena membentuk kepada perhitungan nilai riil suatu perusahaan.
-
Nilai Buku
Nilai buku ialah nilai perusahaan dengan cara menghitung dasar rancangan akuntansi.
-
Nilai Likuidasi
Nilai likuidasi ialah nilai jual semua modal perusahaan sesudah dikurangi semua beban yang harus digenapi.
Cara Menghitung Nilai Perusahaan
Berikut ini terdapat beberapa cara menghitung nilai perusahaan, yakni sebagai berikut:
1. Price Earning Ratio
Price Earning Ratio menunjukkan beraa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan investor untuk membeyar setiap dolar laba yang dilaporkan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh pemegang saham. Price earning ratio berfungsi untuk mengukur perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga bisa meningkatkan nilai perusahaan. Berikut Rumus untuk mengukur price earning ratio (PER):
2. Price to Book Value
Price to Book Valueialah rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham. Semakin besar rasio Price to Book Value (PBV) semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Berikut rumus untuk mengukur Price to Book Value (PBV):
3. Tobin’s Q
Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Rumus Tobin’s Q, yaitu:
Keterangan:
Q = nilai perusahaan
EMV = nilai pasar ekuitas
EBV = nilai buku dari total aktiva
D = nilai buku dari total hutang
EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun sedangkan EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya.
Pendekatan Nilai Perusahaan
Menurut Suharli (2006) dalam Uniariny (2012), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk nilai perusahaan, di antaranya:
- Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning Ratio.
- Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.
- Pendekatan deviden antara lain metode pertumbuhan deviden.
- Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva.
- Pendekatan harga saham.
- Pendekatan Economic Value Added (EVA).
Struktur Modal Nilai Perusahaan
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, apabila keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagai modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Jika perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, bearti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Tetapi jika dengan mengubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham, adalah strktur modal yang terbaik (Husnan). Menurut Sawir (2005:10), struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.
Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus, modal dan akumulasi ditahan.Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Menurut Weston dan Brigham (2003), struktur modal merupakan kombinasi atau bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan mencerminkan perimbangan antara seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan modal sendiri. Tingkat hutang yang relatif tinggi akan menimbulkan biaya tetap berupa beban bunga, sehingga akan meningkatkan resiko bisnis perusahaan. Kedua, pajak perusahaan dimana alasan utama untuk menggunakan hutang adalah karena biaya bunga dapat mengurangi perhitungan pajak (deductible) sehingga menurunkan biaya pajak yang sesungguhnya. Ketiga, fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal. Modal yang mantap diperlukan untuk kestabilan kegiatan operasi perusahaan.
Faktor yang Mempengaruhi struktur Modal
Perusahaan pada umumnya mempertimbangkan faktor-faktor berikut yang mungkin mempunyai pengaruh penting terhadap struktur modal. Menurut J. Weston dan Brigham (2004,h.198), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal diantaranya :
-
Profitabilitas
Menurut Sartono (2001) profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan, menurut Weston dan Brigham (2008,h.68) profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dhasilkan dari volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri.
-
Stabilitas Penjualan
Stabilitas penjualan dan rasio-rasio utang berhubungan satu sama lain secara langsung. Dengan stabilitas yang lebih besar dalam penjualan dan laba, suatu perusahaan dapat mengambil beban tetap utang dengan risiko yang lebih sedikit daripada bila penjualan dan labanya mengalami penurunan secara periodik dalam hal yang disebut terakhir perusahaan akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.
-
Struktur Saingan
Kemampuan pelayanan utang tergantung pada kemampuan untuk memperoleh laba dan juga volume penjualan. Oleh karena itu, stabilitas margin laba adalah sama pentingnya dengan stabilitas penjualan. Artinya, perusahaan baru memasuki industri dan kemampuan perusahaan yang bersaing untuk memperluas kapasitas mempengaruhi margin laba.
-
Struktur Aktiva
Struktur aktiva mempengaruhi sumber-sumber pembelanjaan dalam beberapa cara. Perusahaan dengan aktivaaktiva tetap yang berumur panjang, terutama bila permintaan untuk keluaran / outputnya secara relatif dijamin.
-
Sikap Manajemen
Sikap manajemen yang paling banyak mempengaruhi secara langsung pilihan pembelanjaan adalah hal-hal yang menyangkut pengendalian (control) perusahaan dan risiko.
-
Sikap Pemberi Pinjaman
Lepas dari analisis-analisis menajemen atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan-perusahaan mereka, tidak terdapat permasalahan kecuali bahwa sikap para pemberi pinjaman (lender) sering dianggap sebagai determinan penting kadang-kadang sangat penting (faktor yang menentukan) dari struktur-struktur modal.
Menurut Brigham (2006), ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu:
1. Risiko Bisnis
Yakni risiko yang melekat pada operasi perusahaan apabila perusahaan tidak menggunakan utang, makin besar risiko bisnis perusahaan maka makin rendah rasio utang yang optimal.
2. Posisi Pajak Perusahaan
Yakni dalam menggunakan utang maka biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.
3. Fleksibilitas Keuangan
Yakni kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk, para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa modal yang kuat diperlukan untuk operasi yang stabil dan pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik bila keadaan perekonomian stabil.
4. Konservatisme atau Agresivitas Manajemen
Yakni ada sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba, dimana hal ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Nilai Perusahaan: Pengertian, Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis, Cara, Pendekatan, Struktur dan Faktor Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.