Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Model Pembelajaran Artikulasi? Mungkin anda pernah mendengar kata Model Pembelajaran Artikulasi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, ciri, hakikat, perbedaan, karakteristik, kelebihan, kelemahan dan langkah. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’ Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini. Artikulasi adalah perangkat alat-alat ucap atau alat-alat bicara dimana hasil mekanisme kerjanya memproduksi suara atau bunyi bahasa yang memiliki sifat-sifat khusus.
Sehingga bunyi yang dihasilkan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Artikulasi atau articulate, terjemahan dalam kamus diartikan sebagai hal yang nyata, sesuatu yang benar diujarkan. Ujaran atau ucapannya benar menurut pembentukan pola ucapan setiap bunyi bahasa untuk membentuk kata. Istilah artikulasi digunakan di lapangan dengan tidak dipermasalahkan, yang penting pelayanannya bisa dilakukan efektif kepada anak dengan tujuan agar upaya latihan ucapan dapat meningkatkan kekayaan dan kemampuan berbahasa anak . Kaitannya dengan pelaksanaan latihan/pembelajaran ucapan atau artikulasi tadi diartikan sebagai upaya agar anak pandai mengucapkan kata-kata atau bicara. Anak dilatih dengan harapan akan mampu dalam mengucapkan/mengujarkan kata-kata menjadi jelas pola ucapannya.
Ciri-ciri Pembelajaran Artikulasi
Karakter yang ada pada diri siswa setelah proses belajar dengan menggunakan model artikulasi ini adalah sebagai berikut :
- Siswa menjadi lebih mandiri
- Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar .
- Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
- Terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok kecil
- Terjadi interaksi antar kelomppok kecil yang satu dengan lainnya.
- Tiap siswa mempunyai kesempatan berbicara atau tampil dimuka kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka.
Hakikat Pembelajaran Artikulasi
Artikulasi atau articulate, terjemahan dalam kamus diartikan sebagai hal yang nyata, sesuatu yang benar diujarkan. Ujaran atau ucapannya benar menurut pembentukan pola ucapan setiap bunyi bahasa untuk membentuk kata.
Istilah artikulasi digunakan di lapangan dengan tidak dipermasalahkan, yang penting pelayanannya bisa dilakukan efektif kepada anak dengan tujuan agar upaya latihan ucapan dapat meningkatkan kekayaan dan kemampuan berbahasa anak. Kaitannya dengan pelaksanaan latihan/pembelajaran ucapan atau artikulasi tadi diartikan sebagai upaya agar anak pandai mengucapkan kata-kata atau bicara. Anak dilatih dengan harapan akan mampu dalam mengucapkan/mengujarkan kata-kata menjadi jelas pola ucapannya. Sarana dan prasarana pembelajaran Artikulasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran artikulasi. Diantaranya yaitu:
- faktor anak dengan segala karakteristiknya, seperti perkembangan, kognisi, mental, emosi, social serta kepribadiannya.
- faktor instrumental input, yaitu kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan dalam pembelajaran, meliputi guru, metode, teknik, dan media, bahan sumber belajar, program dan tugas-tugas.
- faktor instrumental, yaitu situasi dan keadaan fisik, seperti letak sekolah, iklim, hubungan antar siswa-guru, siswa dengan orangtua, dan siswa dengan orang lain.
Metode artikulasi motokinestetik dikembangkan oleh Young dan Hawk (1938). Metode artikulasi motokinestetik adalah metode artikulasi yang penerapanya langsung digerakan secara eksternal pada bagian mulut, rahang, dan leher oleh terapis wicara. Tujuan metode motokinestetik adalah untuk mencegah pembelajaran artikulasi yang salah dan untuk memperbaiki artikulasi yang salah. Seseorang dengan gangguan pendengaran yang ringan masih memiliki kemampuan pendengaran yang tergantung pada sinyal auditori yang diterima sebagai dasar terbentuknya suatu informasi. Hal ini memungkinkan seorang dengan gangguan pendengaran ringan masih bisa tertolong dengan menggunakan alat bantu dengar.
Hal tersebut dapat memungkinkan bertambahnya informasi dari luar, tergantung pula kemampuan dirinya dalam menyimpulkan sinyal akustik langsung, dimana sisa gerakan amplitude dan frekuensi yang tidak cukup untuk sebuah pengertian yang adekuat dari sebuah pesan atau informasi. Jika gangguan pendengarannya sangatlah serius akan terjadi kegagalan dalam menerima sinyal yang cukup untuk sebuah pemahaman. Dalam kasus yang berat proses rehabilitasi dari fungsi pendengaran yang dihasilkan dari proses amplification sangatlah sedikit sekali informasi tambahan yang diterima. Tetapi pendekatan yang alamiah untuk rehabilitasi gangguan pendengaran menekankan bahwa rehabilitasi pada gangguan pendengaran tidak merubah struktur pemulihan suatu program. Hanya relative emphasize akan menjadi penempatan dalam latihan auditori dan visual yang dapat memberi perubahan (Sanders, 1971).
Perbedaan Model Pembelajaran Artikulasi dengan Model Pembelajaran Lain
Model pembelajaran artikulasi tentu memiliki beberapa perbedaan dengan model pembelajaran lainnnya. Tetapi model artikulasai dapat digunakan dengan memadukan model ini dengan model yang lain. Contohnya : “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi” Pembelajaran kooperatif tipe artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas.Pembelajaran kooperatif tipe artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya).
Disinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai “penerima pesan” sekaligus berperan sebagai “penyampai pesan”. Perbedaan model artikulasi ini dengan model lainnya adalah penekanannya pada komunikasi anak kepada teman satu kelompoknya karena disana ada proses wawancara pada teman satu kelompoknya, serta cara tiap anak menyampaikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain, karena, setiap anak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat kelompoknya. Kelompok dalam artikulasipun biasanya hanya terdiri atas dua orang yakni dalam satu kelompok terbentuk atas teman satu mejanya.
Kerakteristik Pembelajaran Artikulasi
Karakter yang ada pada diri siswa setelah proses belajar dengan menggunakan model artikulasi ini adalah sebagai berikut :
- Siswa menjadi lebih mandiri
- Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar .
- Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
- Terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok kecil
- Terjadi interaksi antar kelomppok kecil yang satu dengan lainnya.
- Tiap siswa mempunyai kesempatan berbicara atau tampil dimuka kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Artikulasi
Pada setiap teori-teori yang dikemukakan oleh berbagai pendapat ahli mengenai kegiatan suatu pembelajaran. Pasti memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehingga muncul kelebihan-kelebihan dari metode pembelajaran tersebut dari metode pembelajaran lainnya, yang pasti disamping terdapat kelebihan pada metode tersebut aka nada pula kelemahan dari metode belajar tersebut. Begitu pula dengan pembelajaran dengan menggunakan metode artikulasi. Berikut ini adalah kelebihan maupun kekurangan dari metode artikulasi :
1. Kelebihan
- Semua siswa terlibat (mendapat peran)\
- Melatih kesiapan siswa
- Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
- Cocok untuk tugas sederhana
- Interaksi lebih mudah
- Lebih mudah dan cepat membentuknya
- Meningkatkan partisipasi anak
2. Kelemahan
- Untuk mata pelajaran tertentu
- Waktu yang dibutuhkan banyak
- Materi yang didapat sedikit
- Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
- Lebih sedikit ide yang muncul
- Jika ada perselisihan tidak ada penengah
Langkah-langkah Pembelajaran Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’ Langkah-langkah atau sintak model pembelajaran Artikulasi adalah sebagai berikut :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
- Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
- Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
- Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
- Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
- Kesimpulan/penutup.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Model Pembelajaran Artikulasi : Pengertian, Ciri, Hakikat, Perbedaan, Karakteristik, Kelebihan, Kelemahan dan Langkah Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.