Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentan Lempar Lembing? Mungkin anda pernah mendengar kata Lempar Lembing? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, sejarah, peralatan, cara, peraturan, larangan, ukuran, persyaratan, jalur dan garis. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Lempar Lembing
Lempar lembing ialah salah satu cabang olahraga dalam atletik. Lembing pada masa lampau terbuat dari kayu dengan ujung dari besi dan sosok. Untuk membawanya sangat berat, kemudian diganti dengan kayu ringan dari Swedia dan berubah lagi menjadi lembing modern yang terbuat dari logam dan serat kaca (fiber glass).
Sejarah Lempar lembing
Waktupun berganti, aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
Peralatan Lempar Lembing
Peralatan lembing yang dipergunakan dalam olahraga lempar lembing mempunyai ketentuan berikut:
1. Bagian lembing terdiri atas 3 bagian, antara lain:
- Mata lembing
- Badan lembing dibuat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing
- Tali pegangan berada di titik pusat gravitasi dan titik melebihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergigi tanpa sabuk atau benjolan
2. Ukuran panjang dan berat lembing ialah sebagai berikut:
- Putra : panjang sekitar 2,6-2,7 m dan berat sekitar 800 gram
- Putri : panjang sekitar 2,2-2,3 m dan berat sekitar 600 gram
Cara Dasar Lempar Lembing
Berikut ini merupakan cara dasar dari lempar lembing antara lain sebagai berikut:
-
Cara Memegang Lembing
Ada 2 cara memegang lembing yang banyak digunakan oleh pelempar lembing, antara lain:
1. Cara Finlandia dengan cara berikut:
- Jaring tengah melingkari pegangan lembing pada tepi belakang dan bersentuhan dengan ibu jari yang lurus memegang di tempat tersebut.
- Jari telunjuk memegang lembing di belakang pegangan agak lurus dan segaris dengan lengan.
- Dua jari yang lain berimpit dan melingkari pegangan lembing agak renggang dengan jari tengah. Dengan cara itu tarikan pada bagian tepi belakang pegangan lembing dilakukan oleh jari tengah.
2. Cara Amerika dengan cara berikut:
- Jari telunjuk memegang bagian belakang lembing
- Ibu jari dalam keadaan lurus diletakkan pada lembing di belakang tepi pegangan
- Tiga jari yang lain berimpit agak renggang dengan jari telunjuk memegang pada pegangan lembing. Dengan cara ini yang memegang peranan dalam melempar ialah jari telunjuk.
-
Cara Membawa Lembing
Ada 3 cara membawa lembing sewaktu melakukan awalan. Pelempar dapat memilih salah satu yang sesuai dengannya. Berikut ini cara membawa lembing antara lain:
- Dibawa di atas bahu dengan mata lembing mengarah seorang ke atas. Cara ini umumnya digunakan oleh yang menggunakan awalan dengan gaya jingkat atau gaya Amerika atau American Hop.
- Dibawa di muka bahu dengan mata lembing mengarah serong ke bawah. Cara ini banyak digunakan oleh pelempar yang menggunakan awalan langkah silang atay gaya Finlandia.
- Dibawa dengan lembing ke bawah. Lengan kanan yang memegang lembing lurus ke bawah maka lembing arahnya serong ke atar, ekor lembing dekat tanah. Cara membawa ini untuk memudahkan pelempar memperoleh posisi siap melakukan lemparan setelah melakukan awalan.
-
Cara Melempar Lembing
Cara melempar lembing dapat dilakukan dengan cara atlet berlari sampai membawa lembing di atas kepala dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap ke atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Panjang awalan rata-rata 30 m. Awalan pendahuluan biasanya dimulai ketika atlet tiba di tempat yang telah diberi tanda sebelumnya (check mark).
-
Gaya Melempar Lenting
Terdapat 2 bagian gaya melempar lenting, antara lain:
1. Gaya Jingkat (Hop Step)
Pada permulaan lari awalan, lembing dibawa setinggi kepala dengan lengan bengkok siku menghadap ke atas. Kemudian berlari secepat-cepatnya, pada saat kaki kiri sampai pada tanda (check mark) yang telah ditentukan, tangan kanan telah mulai sedikit diluruskan ke belakang bawah. Kemudian, kaki kanan melangkah dan mendarat maka dengan tumpuan kaki kanan gerakan berjingkat dilakukan, mendarat dengan kaki kanan terlebih dahulu dan kaki kiri langsung ditarik selebar dan sejauh mungkin.
2. Gaya Silang
Terdapat 6 bagian dari gaya silang pada lembar lembing, antara lain:
- Dengan permulaan berlari, lembing dibawa setinggi kepala dengan lengan bengkok, siku menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap ke atas.
- Lembar sejajar dengan tanah, lintasan awalan kuran lebih 30 m termasuk langkah silang, langkah akhir dimulai sejak pelempar sampai pada tanda (check mark) yang dipasang sebelumnya.
- Kaki kanan melompat kuat dibantu dengan kaki kiri mengangkat panggul ke depan atas disertai dengan panggul dan badan diputar ke kiri. Lengan kiri dari posisi terangkat di muka dada lalu digerakkan ke samping kiri. Kepala menghadap ke arah lemparan agak menengadah, pandangan agak ke atas.
- Didahului siku kanan, lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dengan sudut lemparan kurang lebih 40° disertai dengan badan yang dicondongkan ke depan mengikuti ayunan lengan melempar lembing, lepasnya lembing kira-kira ke atas depan dari bahu kanan.
- Lepasnya lembing diikuti dengan kaki kanan melangkah di muka. Gerakan ini ialah langkah kelima gaya Finlandia. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri ditegakkan ke belakang dan tetap terangkat untuk memberikan keseimbangan pada kaki kanan yang harus berjingkat-jingkat dalam usahanya mengerem lajunya awalan.
- Keluar dari lintasan setelah lembing yang dilempar jauh . Dari posisi berdiri ia meninggalkan lintasan. Lemparan dianggap tidak sah kalau setelah melempar dan lembing belum jatuh ke tanah, ia telah meninggalkan lintasan.
Peraturan Tentang lemparan
Berikut ini adalah peraturan tentang lemparan lempar lembing yaitu:
- Lembing harus dipegang pada tempat pegangan.
- Lemparan dianggap sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sektor lemparan.
- Lemparan tidak sah bila sewaktu melampar, atau garis 1,5 meter menyentuh tanah di depan lengkung lemparan.
- Sekali mulai melempar, tidak boleh memutar badan sepenuhnya, sehingga punggung menghadap ke arah lengkung lemparan.
- Lemparan harus dibuat lewat di ata bahu.
- Jumlah lemparan yang diperoleh adalah sama seperti pada tolak peluru dan lempar cakram.
- Peserta boleh melakukan lemparan 3 kali. Penilaian diambil yang terjauh.
Larangan Lempar Lembing
Berikut ini adalah beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan oleh atlet lempar lembing saat berlomba (Diskualifikasi) yaitu:
Setiap atlet berhak melempar sebanyak 3 kali. Lemparan dilakukan dengan menggunakan satu tangan. Atlet akan didiskualifikasi karena hal-hal berikut:
- Lembing tidak dipegang pada pembalutnya.
- Setelah dipanggil 2 menit belum melempar.
- Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas.
- Setelah melempar keluar lewat garis sektor lempar.
- Lembing jatuh di luar garis sektor lempar.
- Ujung lembing tidak membekas pada tanah.
Teknik Memegang Lembing
Teknik ini adalah posisi awal yang dilakukan pada saat akan memulai lemparan. Terdapat tiga cara memegang lembing yang benar, yakni:
1. Cara Amerika
Pertama-tama pegang lembing di bagian belakang lilitan lembing, jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya di bagian permukaan yang lain. Sementara itu, jari-jari lain turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
Cara Amerika |
2. Cara Finlandia
Untuk cara Finlandia mirip dengan cara Amerika, yakni dengan memegang lembing pada bagian belakang lilitan menggunakan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar. Untuk Jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
Cara Finlandia |
3. Cara Menjepit (cara memegang lembing dengan pegangan tang)
Entah dari aman asalnya teknik ini, namun mudah dipraktekan. Caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, dengan jari jari lainnya memegang lembing dengan wajar.
Pegangan tang / menjepit |
Ukuran Lempar Lembing Standar Internasional
Berikut ini adalah beberapa ukuran lapangan dan tongkat lempar lembing yaitu:
1. Ukuran Lapangan Lempar Lembing Standar Internasional
- Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30 m dan maksimal 36,5m.
- Lengkung lemparan dengan lebar 7 cm dibuat dari kayu atau logam dan dicat berwarna putih. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter.
- Sudut lemparan dengan sudut 29-30 derajat dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-lemparan memotong kedua ujung lengkung lemparan, dengan tebal garis sektor 5 cm.
- Lebar Awalan : 4 Meter
- Panjang awalan : 40 meter
- BC merupakan busur, Jari-jari AB=AC : 8 m
- Lebar garis lurus sisi kanan dan kiri adalah : 1,5 m
- Lebar Garis Lempar adalah : 7 m
- Sudut lemparan: 30 Derajat
2. Ukuran Tongkat Lempar Lembing
Gambar tongkat lempar lembing untuk Pria |
- Panjang tongkat: 2,6 – 2,7 meter
- Berat tongkat minimum: 800 gram
- Pusat gravitasi: 0,9-1,06 meter
Perempuan:
Gambar tongkat lempar lembing untuk wanita |
- Panjang tongkat: 2,2 – 2,3 meter
- Berat tongkat minimum: 600 gram
- Pusat gravitasi: 0,8-0,92 meter.
Persyaratan Suatu Lemparan yang Sah
Berikut ini adalah beberapa persyaratan suatu lemparan yang sah yaitu:
- Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
- Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
Jalur Lari Awalan
Berikut ini adalah jalur lari awal yaitu:
- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Lempar Lembing: Pengertian, Sejarah, Peralatan, Cara, Peraturan, Larangan, Ukuran, Persyaratan, Jalur dan Garis Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.