Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Inflasi? Mungkin anda pernah mendengar kata Inflasi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian, faktor, jenis, dampak, cara mengatasi. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Inflasi
Inflansi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan secara terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam negeri.
Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, misalnya kenaikan harga-harga menjelang hari raya Idul Fitri. Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Berikut ini terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai inflasi, yakni sebagai berikut:
1. Dwi Eko Waluyo
Menurut Dwi Eko Waluyo Inflasi adalah salah satu bentuk dari penyakit-penyakit ekonomi yang sering terjadi dan dialami hampir di semua negara. Kecenderungan dari kenaikan suatu harga-harga pada umumnya dan terjadi secara terus-menerus.
2. Investoword
Inflasi merupakan suatu kenaikan harga umum dari keseluruhan barang dan jasa dalam suatu perekonomian yang biasanya diukur dengan indeks harga konsumen (Consumer Price Index) dan Indeks Harga Produsen (Producer Price Index).
3. Bank Indonesia (BI)
Menurut Bank Indonesia (BI), pengertian inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus.
4. Winardi
Menurut Winardi, pengertian inflasi adalah suatu periode pada masa tertentu, dimana terjadi penurunan kekuatan dalam membeli terhadap kesatuan moneter. Inflasi dapat timbul apabila nilai uang yang didepositokan beredar lebih banyak dibandingkan atas jumlah barang atau pun jasa yang ditawarkan.
5. Bambang dan Aristanti, 2007
Inflasi menurut Bambang dan Aristanti adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Kejadian inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan dalam inflasi akan terjadi penurunan tingkat pendapatan.
Faktor Penyebab Inflasi
Berikut ini terdapat beberapa faktor penyebab inflasi, yakni sebagai berikut:
1. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi ini bisa terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik.
Hal ini terjadi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Meningkatnya belanja pemerintah
- Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
- Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya:
- Harga bahan bakar naik
- Upah buruh naik
- Pajak yang Lebih Tinggi
- Harga Impor
3. Tingginya Peredaran Uang (Quantity Theory Inflation)
Inflasi disebabkan karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat, maka harga barang pun menjadi lebih mahal dua kali lipat.
4. Inflasi Campuran (Mixed Inflation)
Inflasi campuran ini terjadi karena adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudian mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi naik.
5. Inflasi Ekspetasi (Expected Inflation)
inflasi juga dapat disebabkan oleh ekspektasi pelaku ekonomi yang didasarkan pada perkiraan yang akan datang akibat adanya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pada saat ini. Misalnya, dengan adanya kebijakan moneter ketat yang dilakukan oleh otoritas moneter pada saat ini, pelaku usaha akan mengambil keputusan usahanya didasarkan ekspektasi mereka terhadap dampak kebijakan moneter ketat tersebut pada masa yang akan datang.
Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu berdasarkan sumbernya, tingkat keparahan, penyebab dan cakupan pengaruh kenaikan harga. Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Inflasi dalam negeri, misalnya terjadi karena peningkatan permintaan masyarakat yang lebih cepat dibandingkan kemampuan pasar untu memenuhinya
- Inflasi luar negeri, misalnya timbul karena inflasi yang terjadi pada negara lain yang menyebabkan harga barang-barang impor meningkat, dan ketika barang impor tersebut digunakan sebagai bahan baku industri, maka inflasi akan mempengaruhi harga akhir barang-barang tersebut nantinya.
2. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 yaitu:
- Inflasi Ringan, yaitu inflasi laju inflasi ringan masih dibawah 10% pertahun. Jenis inflasi ini masih dapat dikendalikan. Meskipun harga barang naik secara umum dan terus menerus, inflasi ini belum menimbulkan krisis ekonomi.
- Inflasi Sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpengahsilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara. Inflasi ini berada di kisaran 10% – 30% per tahun.
- Inflasi Berat, yaitu inflasi yang memiliki tingkat keparahan anatara 30%-100% pertahun. Inflasi ini sudah mengacaukan perekonomian. Akibatnya, masyarakat enggan menabung karena nilai tabungan lebih rendah dari pada laju inflasi.
- Inflasi Sangat Berat ( hyperinflation), yaitu inflasi yang nflasi ini menggambarkan laju inflasi di atas 100%, Peristiwa ini ekonomi ini dapat menimbulkan kehancuran ekonomi. Masyarakat tidak lagi percaya terhadp uang. Akibatnya, kegiatan pertukaran dilakukan secara barter. Masyarakat lebih memilih menukarkan suatu barang dengan barang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Inflasi Tarikan Permintan, diartikan inflasi yang timbul akibat bertambahnya permintaan yang dilakukan masyarakat, investor, atau pemerintah.
- Inflasi Dorongan Biaya, Inflasi ini terjadi akibat naiknya biaya produksi. Faktor Penyebab naiknya biaya produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu, Kenaikan biaya bahan baku, dan kenaikan gaji atau upah.
4. Berdasarkan Cakupan Pengaruh Kenaikan Harga
- Inflasi Tertutup, yaitu kenaikan harga secara umum yang berkaitan dengan barang-barang tertentu secara berkelanjutan.
- Inflasi Terbuka, yaitu kenaikan harga barang yang terjadi secara keseluruhan.
- Inflasi Tidak Terkendali, yaitu inflasi yang tinggi sehingga harga barang terus berubah dan naik. Keadaan ini menyebabkan masyarakat tidak dapat menahan uang lebih lama karena nilai uang mengalami penurunan.
Dampak Inflasi
Berikut ini adalah beberapa dampak inflasi secara umum:
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian.
Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga barang/ jasa naik.
2. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Hal itu terjadi karena harga barang ekspor semakin mahal. Inflasi dapat menyulitkan kedua belah pihak, baik pihak eksportir maupun pihak negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang. Akibatnya, jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin sedikit.
3. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian inflasi di atas, pada kondisi inflasi minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya.Namun, biasanya untuk menghadapi inflasi, bank akan meningkatkan suku bunga kepada nasabah untuk menarik nasabah untuk menabung sehingga peredaran uang semakin sedikit. Oleh karena itu, umumnya pada saat inflasi, semakin banyak nasabah yang membuka tabungan.
4. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Inflasi dapat menyebabkan penetapkan harga pokok menjadi terlalu kecil atau bahkan terlalu besar. Karena persentase dari inflasi tidak teratur, kita tidak dapat memastikan berapa persen inflasi untuk masa tertentu. Akibatnya, penetapan harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Keadaan inflasi ini dapat mengacaukan perekonomian, terutama untuk produsen.
Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat
Yakni sebagai berikut:
1. Dampak Positif
Yakni sebagai berikut:
- Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
- Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
- Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
- Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.
2. Dampak Negatif
Yakni sebagai berikut:
- Harga barang-barang dan jasa naik.
- Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
- Menimbulkan tindakan spekulasi.
- Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
- Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
Pihak-Pihak yang Diuntungkan
Yakni sebagai berikut:
- Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
- Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar.
- Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan mereka.
- Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.
Pihak-Pihak yang Dirugikan
Yakni sebagai berikut:
- Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.
- Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.
- Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan.
- Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 20 gram emas, sesudah inflasi = 15 gram emas.
- Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.
Cara Mengatasi Masalah Inflasi
Yakni sebagai berikut:
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah segala bentuk kebijakan yang diambil pemerintah di bidang moneter (keuangan) yang tujuannya untuk menjaga kestabilan moneter agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan moneter meliputi.
- Kebijakan Penetapan Persediaan Kas, Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
- Kebijakan Diskonto Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
- Kebijakan Operasi Pasar Terbuka Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut.
- Menghemat Pengeluaran Pemerintah Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.
- Menaikkan Tarif Pajak Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.
Adapun Kebijakan Lainnya
Selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal pemerintah juga masih mempunyai cara lain. Cara lain dalam mengendalikan inflasi antara lain sebagai berikut:
- Meningkatkan Produksi & Menambah Jumlah Barang di Pasar Untuk menambah jumlah barang, pemerintah dapat mengeluarkan perintah untuk meningkatkan produksi. Hal itu dapat ditempuh dengan memberi premi atau subsidi pada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu. Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar, pemerintah juga dapat melonggarkan keran impor. Misalnya, dengan menurunkan bea masuk barang impor.
- Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau penetapan itu tidak realistis, dapat berakibat terjadi pasar gelap (black market).
Demikian Penjelasan Materi Tentang Inflasi: Pengertian Menurut Para Ahli, Faktor, Jenis, Dampak dan Cara Mengatasi
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi semuanya.