Ideologi Kapitalisme

Diposting pada

Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Ideologi Kapitalisme? Mungkin anda pernah mendengar kata Ideologi Kapitalisme? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, sejarah, ciri, kelebihan, kekurangan, tokoh, perkembangan, alasan, lahir dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Ideologi Kapitalisme: Pengertian, Ciri, Kelebihan, Kekurangan dan Contoh

Pengertian Kapitalisme

Kapitalisme ialah suatu ideologi dimana keperluan pribadi berada diatas keperluan umum atau masyarakat luas. Istilah kapitalisme sendiri bersumber dari bahasa Latin yakni “caput” yang artinya kepala. Pada abad 12 sampai 13 kata tersebut diartikan berupa dana, sejumlah uang, inventori barang atau uang bunga kredit. Pada abad 18 kata tersebut diartikan berupa uang bernilai. Ideologi kapitalisme tersebut mencantumkan hak pribadi diatas semuanya, bahkan dalam sistem ekonomi, pemerintah tidak dapat melakukan campur tangan mengenai apa yang dilakukan seseorang dalam usaha untuk mendapati aset sebesar-besarnya. Walau begitu, sesungguhnya ideologi tersebut tidak mempunyai ketentuan yang dapat diterima secara umum.


Sejarah Kapitalisme

Kapitalis ialah hubungan-hubungan di antara para pemilik pribadi atas alat-alat produksi yang bersifat nonpribadi (tanah, tambang, instalasi industri dan sebagainya, yang secara keseluruhan disebut modal atau kapital) dengan para pekerja yang biar pun bebas namun tak punya modal, yang menjual jasa tenaga kerjanya kepada para majikan (Dudley Dillard, 1987:15) Kapitalisme berasal dari asal kata capital yaitu berarti modal, yang diartikan sebagai alat produksi misal tanaqh dan uang. Sedangkan kata isme berarti paham atau ajaran. Kapitalisme merupakan sitem ekonomi politik yang cenderung kearah pengumpulan kekayaan secara individu tanpa gangguan kerajaan (Kamus Wikipedia). Dalam kata lain kapitalisme adalah suatu paham ataupuna ajaran mengenai segala sesuatu yang berhunbungan dengan modal ataau uang.


Sistem kapitalisme sepenuhnya memihak dan menguntungkan pihak-pihak pribadi kaum bisnis swasta. Seluruh keputusan-keputusan yang menyangkut bidang produksi baik itu alam dan tenaga kerja di kendalikan oleh pemilik dan di arahkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya Secara sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feudal, salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya The Protestan Ethic of Spirit Capitalism, mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan dengan semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh lain yang mendukung adalah Benjamin Franklin dengan mottonya yang sangat terkenal yaitu “Time Is Money”, bahwa manusia hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan.


Ciri-Ciri Ideologi Kapitalisme

Berikut ini terdapat beberapa ciri ciri dari ideologi kapitalisme, yakni sebagai berikut:

  1. Pengukuhan yang luas atas hak pribadi
  2. Kepemilikan media pembuatan di tangan seseorang
  3. bursa berfungsi membagikan sinyal kepada penghasil dan pelanggan dalam bentuk tarif
  4. Intervensi pemerintah dijalankan sekecil mungkin.
  5. Seseorang terbuka untuk memutuskan pekerjaan ataupun usaha yang dilihat baik bagi dirinya
  6. Perekonomian dikelola oleh teknik bursa
  7. Manusia dilihat berupa organisme homo-economicus, yang selalu mencari keinginan sendiri

Kelebihan Ideologi Kapitalisme

Berikut ini terdapat beberapa kelebihan dari ideologi kapitalisme, yakni sebagai berikut:

  • Inspirasi dan semangat masyarakat menjadi tinggi karena setiap orang terbuka untuk melaksanakan keadaan yang optimal bagi dirinya.
  • Mendorong masyarakat untuk membanting tulang.
  • Seseorang mempunyai banyak alternatif dalam memperoleh faedah.
  • Barang dan jasa yang ditawarkan meningkat, baik dari bentuk nilai maupun macamnya, kondisi tersebut diakibatkan karena rivalitas antar penjual ataupun pedagang.

Kekurangan Ideologi Kapitalisme

Berikut ini terdapat beberapa kekurangan dari ideologi kapitalisme, yakni sebagai berikut:

  1. Walau setiap orang mempunyai keinginan yang sama, tetapi hasil dari ekonomi kapitalisme sangat didampakan modal yang dipunyai. Sehingga orang yang mempunyai aktiva awal lebih besar, lebih berkesempatan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
  2. Bisa mengakibatkan rivalitas yang tidak sehat.
  3. Bisa memproduksi ekonomi yang mengarah hanya dari bentuk uang.
  4. Mendorong penyaluran aset yang tidak netral.

Tokoh-Tokoh Kapitalisme

Berikut ini adalah beberapa tokoh-tokoh kapitalisme yaitu:

1. Francois Quesnay

Lahir di Versailes Perancis dan bekerja sebagai dokter di istana Louis XV. Tetapi ia lbh mengutamakan bidang ekonomi dan mendirikan aliran lesphisiocrates. Tahun 1756 ia menerbitkan dua buah makalah tentang para petani dari selatan. Pada tahun 1758 ia menerbitkan tabel ekonomi yg disebut La Tableau Economique yang di dalamnya digambarkan peredaran uang di dalam masyarakat sebagai peredaran darah.

Baca Lainnya :  √ Rahasia Jitu Mengerjakan Tes Pauli (Pauli Test) dengan Akurat

2. Adam Smith

Adalah penganut aliran klasik terkenal. Ia lahir di kota Kirkcaldy Scotlandia. Belajar filsafat dan pernah menjadi guru besar logika di Universitas Glasgow. Tahun 1766 ia pergi ke Perancis dan bertemu dgn para penganut liberalisme. Tahun 1776 ia menerbitkan Penelitian Alam dan Sebab-sebab Kekayaan Manusia. Buku inilah yg dikatakan kritikus Edmund Burke sebagai karya tulis teragung yg pernah ditulis manusia.


3. Lord Keynes

Teorinya berkisar tentang pengangguran dan lapangan kerja. Teori ini telah melampaui teori-teori yg lain. Karena itu dialah yg berjasa dalam menciptakan lapangan kerja secara utuh bagi suatu kekutan aktif di masyarakat kapitalis. Teori-teorinya itu disebut dalam bukunya yg berjudul Teori Umum Tentang Lapangan Kerja Bursa dan Mata Uang. Buku ini beredar pada tahun 1930.


4. Niccolò Machiavelli

Niccolò Machiavelli (Florence, 1469-1527), adalah seorang tokoh liberal terbaik yang dikenal dengan pendapatnya, Il Principe. Dia adalah pendiri realis filosofi politis yang mendukung pemerintahan republik, angkatan perang negara, divisi kekuasaan, perlindungan milik perorangan, dan pengekangan pembelanjaan pemerintah sebagai kebebasan suatu republik. Ia menulis secara ekstensif pada kebutuhan individu sebagai suatu karakteristik yang penting sebagai kepemerintahan yang stabil. Ia berargumentasi bahwa sebaik-baiknya kebebasan individu masih perlu dilindungi oleh legitasi serta regulasi yang baik dari pemerintah. Dan bahwa orang-orang yang bisa memimpin hukum dengan benar hanyalah orang-orang yang segala ambisi dan keegoisannya bisa dihilangkan dalam memelihara kebebasannya tersendiri. Dia berpendapat bahwa realisme adalah pusat gagasan dalam pelajaran politis dan mengutamakan kebebasan republik (individu) dibawah prinsip.


5. Desiderius Erasmus

Desiderius Erasmus (Belanda, 1466-1536) adalah seorang tokoh liberal yang dikenal sebagai orang yang berperikemanusiaan. Dia berkata bahwa masyarakat Erasmusian melintasi Eropa sampai pada taraf tertentu sebagai jawaban atas pergolakan reformasinya. Ia berhadapan dengan kebebasan berkehendak. Dalam karyanya De Libero Arbitrio Diatribe Sive Collatio (1524), ia meneliti dengan kepintaran dan kejeniusannya untuk menghapus keterbatasan hidup sebagai pernyataan atas kebebasan manusia. Beberapa hasil karyanya Lof d Zotheid, 1509 dan De Libero Arbitrio Diatribe Sive Collatio, 1524.


Perkembangan Kapitalisme Di Indonesia

Sejarah perkembangan kapitalisme di Indonesia amatlah panjang. Berdasarkan data dan informasi empiris, kekuatan ekonomi atau kekuatan bisnis pengusaha pemodal besar (kapitalis) Indonesia lebih disebabkan oleh pengaruh dukungan kekuatan politik (patronage) elit birokrat-penguasa pada zamannya, dibandingkan dengan kekuatan kewirausahaan yang dikembangkan oleh kapitalis itu sendiri. Sejak Orde Lama sampai dengan Era Reformasi, perjalanan kekuatan bisnis kapitalis Indonesia, baik pribumi maupun pengusaha keturunan Tionghoa, identik dengan dukungan elit eksekutif. Oleh karena itu apabila kita membahas perjalanan kapitalisme di Indonesia dari satu rezim ke rezim lainnya, maka tidak akan pernah lepas dari sistem politik dan sistem ekonomi yang dianut rezim yang sedang berkuasa.


Sejarah kebangkitan kapitalisme dan industrialisasi di Indonesia terjadi pada tahun 1966, ketika Orde Baru mulai menjalankan kekuasaannya. Tahun 1966 merupakan tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia, bukan saja dalam konteks politik tetapi juga dalam konteks ekonomi. Gaya kepemimpinan otoriter Presiden Soeharto yang didukung oleh pejabat militer dan teknokrat, yang lebih mengedepankan pertumbuhan ekonomi, membawa konsekuensi kepada kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik yang cenderung memihak kepada kepentingan pemilik modal, baik investor domestik yang didominasi oleh pengusaha etnik Tionghoa, maupun investor asing yang berasal dari negara- negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat. Unsur yang paling mencolok dalam pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru adalah perkembangan industri pengolahan (manufacturing), meskipun industri pengolahan sesungguhnya bukanlah sektor yang dominan di Indonesia yang agraris, tetapi lebih disebabkan oleh optimisme rezim Orde Baru akan besarnya nilai tambah (value added) yang akan diperoleh dari sebuah aktivitas industri manufaktur.


Kapitalisme secara filosofi memiliki makna sebagai aktivitas usaha yang menggunakan kekuatan modal (capital) berupa mesin dan alat-alat produksi di tangan swasta untuk menghasilkan laba. Kepemilikan barang-barang modal (capital goods)   berupa mesin dan alat-alat produksi tersebut diyakini sebagai unsur uatam selain buruh (labor) yang akan menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Dengan demikian, berbicara industri pengolahan berarti berbicara mengenai agribisnis, pertambangan, perdagangan, properti, jasa-jasa perbankan dan lain-lain, sepanjang aktivitasnya menggunakan kaidah-kaidah kapitalisme dan melibatkan modal dalam maupun luar negeri. Perkembangan kewirausahaan di Indonesia pada masa Orde Baru ditandai dengan munculnya kegiatan industri pengolahan (manufacturing), yaitu suatu kegiatan ekonomi yang mengubah barang mentah (raw material) menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi (goods/commodity). Seperti yang dikemukakan sebelumnya, kegiatan industri pengolahan di Indonesia pada masa awal Orde Baru belum sedominan aktivitas pertanian yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia selama berabad-abad sebelumnya.


Oleh karena itu pada masa Orde Baru kehadiran industri manufaktur belum sesuai dengan gambaran umum aktivitas perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk Asia Tenggara pada umumnya. Kehebatan industri manufaktur di Asia Tenggara memunculkan perdebatan tentang kebenaran apakah kawasan ini sedang mengalami suatu revolusi industri, atau hanya sebuah kapitalisme semu. Beberapa kalangan pengamat memang menyatakan bahwa keberhasilan watak kapitalis sejati dapat dibuktikan apabila produk yang mereka hasilkan mampu bersaing di pasar internasional atau ekspor Integritas kelompok pengusaha besar di Indonesia selama tigapuluh dua tahun rezim Orde Baru berkuasa sangat dominan dibandingkan membicarakan kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM). Hal ini disebabkan oleh ekspektasi yang begitu besar dari pemerintah Orde Baru terhadap keberadaan kapitalisme.

Baca Lainnya :  Manajemen Operasional

Tidak dapat dipungkiri bahwa perjalanan aktivitas bisnis kelompok pengusaha besar di Indonesia baik pengusaha pribumi, maupun pengusaha keturunan Tionghoa sangat bergantung kepada kaitan-kaitan antara politik dan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah Orde Baru. Kaitan-kaitan ini berhasil menciptakan lingkungan ideologi politik dan lingkungan ekonomi yang mau menerima upaya-upaya berorientasi kapitalisme yang dijalankan elit kekuasaan Orde Baru. Pertumbuhan industri manufaktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi Orde Baru sangat bergantung pada aturan permainan yang disepakati antara para kapitalis lokal, pejabat pemerintah, dan sumber-sumber modal asing, dengan dukungan sistem mekanisme pasar. Perusahaan kecil dan menengah dapat saja memasok barang dan jasa kepada perusahaan besar, apabila akses pasar dan investasi terbuka, tetapi peluang-peluang perusahan kecil dan menengah pada masa Orde Baru itu muncul dari landasan yang dibangun pada tingkat pemerintah nasional yang prokapitalis.


Pada masa Orde Baru berkuasa, masyarakat awam sulit untuk membedakan antara bisnis murni yang memanfaatkan kombinasi sumberdaya- sumberdaya ekonomi secara efisisen, dengan bisnis yang dilatarbelakangi pemburuan rente (rent seeking), dengan memanfaatkan kontrol atas sumberdaya ekonomi yang diberikan pemerintah kepada kelompok usaha besar, seperti pemberian hak monopoli usaha, pemanfaatan lahan, yang ditujukan untuk memaksimumkan laba tanpa menanamkan modal untuk kegiatan produksi. Sesungguhnya, di sinilah letak kesalahan mendasar penguasa rezim Orde Baru yang mempersempit akses pengusaha bisnis kecil dan menengah. Seperti tesis yang disebutkan oleh McMullan, moderenisasi mendorong korupsi dengan cara mengubah dan menghasilkan sesuatu melalui sistem politik. Kesempatan mengumpulkan kekayaan bagi masyarakat di negara-negara yang baru melakukan moderenisasi sangat sulit dan penuh tantangan, karena kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan sering terhambat oleh monopoli aktivitas ekonomi oleh kelompok minoritas etnik tertentu yang memiliki talenta dan akar berbisnis yang kuat, dan terhalang modal raksasa asing dari luar negeri yang sedang dibutuhkan dalam kegiatan investasi.


Alasan Setuju dengan Kapitalisme

Setuju dengan Kapitalisme. Karena pada kenyataannya masyarakat golongan ekonomi kelas bawah masih dibutuhkan oleh para pengusaha kelas atas. Seolah kelas bawah dijadikan kebutuhan yang masih ada. Dengan adanya golongan kelas bawah, tentu roda perekonomian akan stabil, dimana ada pemilik dan pekerja. Dengan begitu akan ada konsumen, produsen dan distributor.


Lahirnya Kapitalisme

Kapitalisme muncul di Eropa pada abad ke-16. Kapitalisme muncul dari paham feodalisme di Eropa. Kapitalisme di Eropa muncul dari pemikiran kaum ilmiah yang pada awalnya berfikir untuk mensejahterakan kaum buruh. Sejarah kapitalisme melewati tiga fase sebagai berikut.

1. Kapitalisme Awal (1500-1750)

Pada akhir abad pertengahan (abad 16 sampai 18), Industri di Ingriss sedang terkonsentrasi pada industri sandang. Industri sandang di Ingris menjadi industri sandang terbesar di Eropa. Meskipun banyak maslah yangb di hadapi akan tetapi indusrti sandang di Ingris menjadi industri yang sangat pesat. Industri sandangt inilah yang menjadi pelopor lahirnya kapitalisme di Eropa sebagai suatu sistem sosial dan ekonomi. Kemudian industri ini berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan- bahan mentah, barang- barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan kemudian berubah menjadi perluasan kapasitas produksi, dan kapitalisme ini yang kemudian hari justru banyak menelan korban.


Dari beberapa kejadian dan juga faktor lingkungan historis mempengaruhi pembentukan modal di Eropa Barat pada awal terbentuknya kapitalisme antara lain:1) dukungan agama bagi kerja keras dan sikap hemat; 2) pengaruh logam logam mulia dari dunia baru terhadap perkembangan relatif pendapatan atas upah, laba dan sewa; 3) peranan negara negara dalam membantu dan secara langsung melakukan pembentukan modal dalam bentuk benda benda modal aneka guna. Etika ekonomi yang diajarkan katolisme abad pertengahan menciptakan banyak hambatan bagi perkembangan kapitalis dan ideologi kapitalis (Dudley Dillard, 1987:17). Di perkotaan, para pedagang kapitalis menjual barang barang produksi mereka selama mereka melakukan satu perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Awalnya mereka menjual barang pada teman sesama pedagang seperjalanan, lalu berkembang menjadi perdagangan umum. Sementara di wilayah pedesaan saat itu masih cenderung feodalistik.


2. Kapitalisme Klasik

Pada fase Kapitalisme mulai masuk dan merupakan pergeseran dari perdagangan public ke bidang industri. Pada fase iniditandai dengan adanya Revolusi Industri di Inggris. Di Inggris mulai banyak diciptakan mesin- mesin besar yang sangat berguna untuk menunjang industri. Revolusi Industri dapat didefinisikan sebagai periode peralihan dari dominasi modal perdagangan atas modal industri ke dominasi modal industri atas modal perdagangan ( Dudley Dillard, 1987: 22 ) Kapitalisme mulai menjadi penggerak kuat bagi perubahan teknologi karena akumulasi modalmemungkinkan penggunaan penggunaan pennemuan baru yang tak m ungkin dilakukan oleh masyarakat miskin. Di fase inilah mulai dikenal tokoh yang disebut “bapak kapitalisme” yaitu Adam Smith.

Baca Lainnya :  Momen Inersia

Adam Smith bersama dengan bukunya yang sangat tekenal yaitu the Wealth Of Nations ( 1776 ).Buku ini mencerminkan ideologi kapitalisme klasik. Salah satu poin ajarannya “laissez faire” dengan invisible hand-nya ( mekanisme pasar ). Kebijaksanaan kebijaksanaan laissez faire mencakup pulaperdagangan bebas, keuangan yang kuat, anggaran belanja seiombang, bantuan kemiskinan minimum. Tak ada satu konsepsi baru pun tentang masyarakat yang dapat menandingi peradaban kapitalisme. Sistem ini meskipun didefinisikan secara baik dan logis, namun sistem ini masih banyak berbagai kecenderungan. Dalam sistem ini masih banyak memakia warisan warisan masa lampau yang menghambat realisasi dari sistem ini. Beberapa tokoh seangkatan seperti David Ricardo dan John Stuart Mills, yang sering dikenal sebagai tokoh ekonomi neo- klasik. Pada fase inilah kapitalisme sering mendapat hujatan pedas dari kelompok Marx.


3. Kapitalisme Lanjut

Peristiwa besar yang menandai fase ini adalah terjadinya Perang Dunia I. Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum. Momentum yang pertama, pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua, bangkitnya kesadaran bangsa- bangsa di Asia dan Afrika sebagai akses dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan perlawanan. Ketiga, revolusi Bolshevik Rusia yang berhasrat meluluhlantakkan institusi fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. Darisana muncul ideologi tandingan yaitu komunisme.

Ada tiga hal yang menjadi pola sifat dan watak dasar kapitalisme, tiga hal tersebut yang melandasi adanya penindasan yang terjadi dari sejak munculnya kapitalisme sampai praktek kapitalisme yang terjadi detik ini. Tiga hal tersebut adalah:

  • Eksploitasi

Ini berarti pengerukan secara besar-besaran dan habis- habisan terhadap sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, seperti yang terjadi pada jaman penjajahan, bahkan sampai sekarang meskipun dalam bentuk yang tidak sama. Kaum kapitalis akan terus melakukan perampokan besar- besaran terhadap kekayaan alam kita and terus mengeksploitasi para buruh demi kepentingan dan keuntungan pribadi.


  • Akumulasi

Secara harfiah akumulasi berarti penumpukan, sifat inilah yang mendasari kenapa capitalist tidak pernah puas dengan dengan apa yang telah diraih. Misalnya, kalau pertama modal yang dipunyai adalah Rp.1 juta maka si kapitalis akan berusaha agar bisa melipat gandakan kekayaannya menjadi Rp.2 juta dan seterusnya. Sehingga kaum kapitalis selalu menggunakan segala cara agar kekayaan mereka berkembang dan bertambah.


  • Ekspansi

Ini berarti pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti yang pada kapitalisme fase awal. Yaitu dari perdagangan sandang diperluas pada usaha perkapalan, pergudangan, barang- barang mentah dan selanjutnya barang- barang jadi. Dan yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik – pabrik besar yang nota bene adalah pabrik lisensi. Yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi.

Kapitalisme yang lahir dari pemikiran masyarakat feodal kini telah menjadi senjata ampuh negara maju untuk memajukan perekonomian mereka. Sementara itu kapitalisme juga telah membunuh perekonomian negara berkembang atau negara negara miskin. Konsep Kapitalisme yang sudah mendunia memang tidak bisa dihindari oleh negara negara maju dan negara negara dunia ketiga. Tanpa disadari Kapitalisme telah menjadi sebuah ancaman besar bagi masyarakat negara negara berkenbang. Kapitalisme telah menjadi neo Imperialisme yaitu penjajahan dengan konsep baru yang lebih modern.


Contoh Kapitalisme

Berikut ini terdapat beberapa contoh kapitalisme, yakni sebagai berikut:

  • Sebelum bangsa Barat mempengaruhi Jepang, sistem politik di Jepang ialah feodalisme, suatu keadaan perhambaan dan peranan di mana setiap individu pada umumnya ialah budak, tanpa hak apa pun. Feodalisme tidak khusu untuk Jepang, namun sudah dilaksanakan di beberapa langkah di nyaris setiap kultur.
  • Pemerintah sangat mengelola aktivitas ekonomi dan banyak aktivitas sosial. Ini merupakan faktor-faktor perangkaan seperti negara yang menyakini sistem ekonomi kapitalis.
  • Mempunyai aktiva dan kemampuan untuk mengoptimalkan pembuatan. Beberapa dari mereka terperdaya oleh Yeltsin dan Putin karena mereka mengkhianati, beberapa perjanjian yang lebih berkembang.
  • Pada zaman kuno ini umumnya berlangsung apabila orang kaya mulai dengan keuntungan, mungkin warisan keluarga yang berkewajiban atas kondisinya.
  • Ketika beberapa perusahaan minyak barat masuk ke JV yang membagikan mereka sekuritas di kelebihan pembuatan sumur yakni peningkatan peredaran melebihi sirkulasi keluar.

Demikian Penjelasan Materi Tentang Ideologi Kapitalisme: Pengertian, Sejarah, Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Tokoh, Perkembangan, Alasan, Lahir dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.