Hutang Lancar

Diposting pada

Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Hutang Lancar? Mungkin anda pernah mendengar kata Hutang Lancar? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian menurut para ahli, macam, pengelompokan, metode, pengukuran dan penyebab simak penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Hutang Lancar: Pengertian Menurut Para Ahli Serta Macam-Macamnya

Pengertian Hutang Lancar

Hutang lancar ialah suatu bantuan yang sering dijalankan perusahaan dalam melengkapi keperluan yang berlaku karena ketetapan bisnis ataupun yang tiba-tiba dan menguatkan tidak terdapat kerugian yang dialami, baik perusahaan dalam kondisi konstan.


Pengertian Hutang Lancar Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai hutang lancar, yakni sebagai berikut:

1. Menurut Kasmir

Menurut pendapat dari Kasmir, hutang lancar ialah tanggung jawab ataupun utang perusahaan pada bagian lain yang harus segera dilunasi, jangka waktu utang lancar ialah dalam kurung waktu 1 tahun.


2. Menurut S. Munawir

Menurut pendapat dari S. Munawir, hutang lancar ialah tanggung jawab keuangan perusahaan yang pembayaran ataupun penebusan akan dijalankan dalam jangka waktu pendek dengan memakai aset lancar yang dpunyai oleh perusahaan.


Macam-Macam Hutang Lancar

Berikut ini terdapat 2 macam-macam pada hutang lancar, yakni sebagai berikut:

1. Berdasarkan Hutang Ketentuan Jumlahnya

Berdasarkan hutang ketentuan jumlahnya, terdapat beberapa macam bagian, antara lain:

  • Hutang Dagang

Hutang dagang ialah hutang yang timbul dari aktivitas operasional dan ekonomi perusahaan, yakni aktivitas usaha utama pada perusahaan yang berlangsung secara iteratif.


  • Hutang Deviden

Hutang deviden ialah anggaran yang harus dibiayai perusahaan kepada investor karena terdapat pemberitahuan (deviden) pemberian keuntungan perusahaan.


  • Wesel Bayar

Wesel bayar ialah hutang yang diikuti dengan surat pernyataan hutang atau surat pemberitahuan sanggup membayar.

Baca Lainnya :  Pengertian Produsen

  • Hutang Biaya

Hutang anggaran meliputi hutang atas anggaran-anggaran yang masih harus dilunasi.


  • Hutang Gaji dan Upah

Hutang gaji dan upah ialah hutang yang masih harus dilunasi untuk gaji ataupun upah karyawan.


  • Hutang Bonus

Hutang bonus ialah bonus yang belum dilunasi kepada karyawan.


2. Berdasarkan Hutang Ditaksir Jumlahnya

Berdasarkan Berdasarkan hutang ditaksir jumlahnya, terdapat beberapa macam bagian, antara lain:

1. Hutang Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan ialah jumlah pajak yang harus sampaikan kepada pemerintah atas perolehan kena pajak.


2. Hutang Hadiah

Hutang hadiah ialah hadiah yang disampaikan oleh perusahaan dalam jumlah seadanya melewati pemberian kupon oleh pelanggan.


3. Hutang Garansi

Perusahaan sering kali membagikan garansi kepada pelanggan untuk membenahi kerusakan atau kekurangan suatu produk, guna melindungi mutu produk tersebut.


Pengelompokan Hutang Lancar

Hutang dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis utang berdasarkan kategori yang diciptakan, seperti :

1. Berdasarkan Jenis Aktivitas Transaksi

  • Utang Usaha

Yaitu utang yang berasal dari transaksi pembelian barang dan jasa dalam dagang yang dilakukan secara kredit akan menghasilkan utang usaha bagi perusahaan. Pencatatan utang usaha biasanya hanya didasarkan pada nota, kwitansi, atau faktur. Sebagai contoh, PT. DoMiNo adalah distributor DVD Player Merek “Akira” . pada tanggal 11 mei 2012, perusahaan tersebut membeli 100 unit DVD player dengan harga Rp. 300.000/unit. Atas transaksi tersebut PT. DoMiNo diberi kesempatan untuk membayar dalam tempo 45 hari dengan persyaratan 2/20, n/45. Pada tanggal 5 juni 2012, PT DoMiNo melunasi hutangnya dan memperoleh potongan sebesar 2%.
Jadi, jurnal yang dibuat berkaitan dengan transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Pada tanggal 19 mei 2012, yaitu saat pembelian barang dilakukan:


 

  • Utang Bank

Yaitu utang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman bank kepada perusahaan. Utang bank biasanya mencakup persyaratan pembayaran, jangka waktu pinjaman, dan bunga pinjaman yang dibebankan.


 

  • Wesel bayar

Yaitu utang yang disertai dengan janji tertulis kepada pihak kreditornya untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang dengan jumlah yang telah disepakati beserta bunga yang telah ditentukan.


 

  • Obligasi

Yaitu surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang berisi kesediaan untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang beserta sejumlah bunga sesuai dengan yang dijanjikan.


 

  • Utang Dividen

Yaitu kewajiban perusahaan kepada para pemegang sahamnya untuk membayar dimasa mendatang dengan berbagai bentuknya, baik kas, surat berharga, maupun saham.


 

  • Utang Pajak

Yaitu kewajiban yan timbul akibat perusahaan belum membayar pajak yang dikenakan sesuai dengan perundangan yang berlaku, seperti pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan dan sebagainya.

2. Berdasarkan Jangka Waktu Jatuh Temponya

1. Utang jangka pendek

Yaitu utang yang harus dilunasi dalam tempo 1 tahun. Termasuk dalam kelompok ini adalah hutang usaha, hutang dividen, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, dan lainnya.

Baca Lainnya :  Power Supply

2. Utang jangka panjang

Yaitu utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Jatuh temponya dapat terjadi dalam 1,5 tahun atau 2 tahun atau 5 tahun atau lebih dari itu. Sebagai contoh wesel bayar, obligasi, dan lain sebagainya. Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk membeli tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain, atau mungkin juga untuk melunasi utang-utang yang lain.


Metode Pencatatan Hutang Lancar

Berikut ada dua metode pencatatan utang, yaitu account payable procedure dan voucher payable procedure, yaitu:

1. Voucher Payable Prosedure

Jika dalam account payable procedure, pencatatan utang melalui 4 tahap, sedangkan dalam voucher payable procedure, pencatatan utang melalui dua tahap dalam register bukti kas keluar dan jurnal pengeluaran kas.
Dokumen yang digunakan dalam pencatatan voucher payable procedure adalah : Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek. Bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam voucher payable procedure. Dimana bukti kas keluar ini, mempunyai tiga fungsi yaitu :
  • Sebagai surat perintah kepada bagian kassa untuk melakukan pengeluaran kas sejumlah yang tercantum di dalamnya.
  • Sebagai pemberitahuan kepada kreditor mengenai tujuan pembayarannya.
  • Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan.

Seperti halnya harta perusahaan, maka utang perusahaan pun di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu hutang lancar dan hutang jangka panjang. Utang lancar adalah hutang-hutang yang harus dilunasi dalam jangka pendek atau tidak lebih dari satu tahun. Hutang jangka pendek :
  • Hutang dagang (account Payable)

Yakni hutang yang terjadi karena pembelian barang di lakukan secara kredit. Hutang dagang biasanya tidak di jamin dengan surat perjanjian, terjadi karena semata-mata karena atas dasar kepercayaan.


 

  • Utang wessel (notes payable)

Yaitu utang dengan jaminan surat perjanjian khusus dalam bentuk wesel yang di atur dengan undang-undang.


 

  • Beban-beban yang masih harus dibayar (accrual payable)

Yaitu beban yang sudah terjadi dan harus di catat, tetapi pada saat menyusun rencana belum di bayar. Termasuk kelompok ini : utang bunga, utang sewa dan utang gaji.


 

  • Utang pajak 

Yaitu pajak yang belum di setor kekas Negara.


 

  • Pendapatan diterima dimuka

Yaitu penerimaan-penerimaan dari pihak lain untuk jasa yang belum di serahkan oleh pihak perusahaan. Misalnya : Bunga diterima dimuka atau sewa diterima dimuka.


Utang jangka panjang (long term liabilities), yaitu:

1. Hutang obligasi (Bond payable)

Yaitu hutang kepada pemegang obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan.


 

2. Hutang hipotik (mortage notes payable)

Yaitu hutang perusahaan yang di jamin dengan benda-benda tidak bergerak seperti tanah, bangunan gedung dan sebagainya.


2. Account Payable Procedure

Dalam prosedur ini catatan utang yang digunakan berupa kartu utang yang berisi nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran dan saldo utang.
Dokumen yang digunakan adalah:
  • Faktur dari pemasok.
  • Kuitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim ke pemasok, yang berisi keterangan untuk apa pembayaran tersebut dilakukan.
Baca Lainnya :  Perumusan Pancasila

Catatan akuntansi yang digunakan adalah:
  1. Kartu utang, untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada tiap kreditur.
  2. Jurnal pembelian, untuk mencatat transaksi pembelian.
  3. Jurnal pengeluaran kas, untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas lainnya.

Prosedur pencatatan utangnya sebagai berikut:
  • Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar
  • faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian.
  • informasi dalam jurnal pembelian kemudian di-posting kedalam kartu utang.
  • Pada saat jumlah dalam faktur dibayar:
  • cek dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
  • informasi dalam jurnal pengeluaran kas di-posting kedalam kartu utang.

Pengukuran Hutang Lancar

Pengukuran tingkat utang perusahaan ( measures of the degree of indebtedness), yaitu pengukuran “degree of indebtedness” didasarkan pada data yang berasal dari neraca perusahaan dan ratio yang biasanya digunakan di dalam pengukuran ini adalah the debt ratio , dan the debt to total capitalization ratio.  Pengukuran Utang merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang, Atribut nilai yang diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang.


Secara umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang. Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.

Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :

  1. Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari wesel atau obligasi.
  2. Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti.
  3. Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain.

Penyebab Timbulnya Hutang Lancar

Berikut ini adalah penyebab timbulnya hutang lancar yaitu:

  • Pembelian secara kredit, pembayarannya di masa yang akan datang.
  • Penerbitan Obligasi, melunasinya pada saat jatuh tempo.
  • Menjual dengan garansi, menyediakan servis jika terjadi kerusakan.
  • Pemeliharaan hubungan baik dengan pemasok.
  • Adanya penerbitan order pembelian.
  • Verifikasi faktur dari pemasok bahwa harga dan kuantitas tidak melebihi barang yang dipesan

Demikian Penjelasan Materi Tentang Hutang Lancar: Pengertian, Pengertian Menurut Para Ahli, Macam, Pengelompokan, Metode, Pengukuran dan Penyebab Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.