Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Hipotesis? Mungkin anda pernah mendengar kata Hipotesis? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, hipotesis menurut para ahli, fungsi, ciri, jenis, manfaat, faktor dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Hipotesis
Hipo berasal dari kata Yunani hupo yang berarti di bawah, kurang atau lemah. Tesa berasal kata Yunani thesis yang berarti teori atau proposisi yang disajikan sebagai bukti. Dengan demikian hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah dan masih perlu dibuktikan/diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, maka hipotesis tersebut disebut hipitesis statistik. Hipotesis secara garis besar dapat didefinisikan sebagai dugaan sementara yang belum tentu kebenaranya, dan diperlukannya pengujian untuk mengetahui apakah hipotesis ini benar ataukah tidak, namun tujuan dari pengujian hipotesis bukanlah sekedar untuk mengetahui apakah hipotesis benar atau tidak, melainkan apakah hipotesis kita diterima ataukah tidak.
Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli
Dibawah ini adalah beberapa pandangan menurut para ahli tentang hipotesis yaitu sebagai berikut:
-
Menurut Nanang Martono (2010:57)
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji atau rangkuman kesimpulan secara teoritis yang diperoleh melalui tinjauan pustaka. James E Greighton dalam Nanang Martono (2010:57), hipotesis merupakan sebuah dukungan tentative atau sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati. Lungberg dalam Nanang Martono (2010:57), mendefinisikan hipotesis sebagai sebuah generalisasi yang bersifat tentative, sebuah generalisasi tentative yang valid yang masih arus diuji. Menurut Goode dan Han dalam Nanang Martono (2010:58), hipotesis adalah sebuah proposisi yang harus dimasukan untuk menguji dan menentukan validitas, sebuah hipotesis menyatakan apa yang akan dicari.
-
Menurut Nachmias dalam A Muri Yusuf (2005: 163)
Menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban tentative terhadap masalah-masalah penelitian. Jawaban itu dinyatakan dalam hubungan dalam bentuk variabel bebas dan terikat. Fraenkel dan Wallen dalam A Muri yusuf (2005: 163), menyatakan hipotesis adalah :”a tentative, reasonable, testable assertion regarding the occurrence of certain behaviors, phenomena, or event: a prediction of study outcome”.
Menurut Kerlinger hipotesis adalah pernyataan kira-kira atau dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut A Muri Yusuf (2005: 163), hipotesis adalah kesimpulan sementara yang belum final; suatu jawaban sementara; suatu dugaan sementara; yang merupakan konstruk peneliti terhadap masalah penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Kebenaran dugaan tersebut harus dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah.
-
Menurut Prof. Dr. S. Nasution (2000)
Hipotesis ialah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
-
Menurut Zimund (1997:112)
Hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti yang secara tentative menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset.
-
Menurut Kerlinger (1973:18) dan Tuckman (1982:5)
Hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
-
Menurut Sudjana (1992:219)
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
-
Trealese (1960)
Memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
-
Good dan scates (1954)
Menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Fungsi Hipotesis
Dibawah ini adalah beberapa pendapat tentang fungsi hipotesis berdasarkan para ahli yakni sebagai berikut:
1. Menurut George J Mouley dalam Nanang Martono (2010:60)
fungsinya antara lain:
- Hipotesis memberikan arahan dalam penelitian yang berguna untuk mencegah kajian literature dan pengumpulan data yang tidak relevan.
- Hipotesis menambah kepekaan peneliti mengenai aspek-aspek tertentu dari situasi yang tidak relevan dari sudut pandang masalah yang dihadapi.
- Hipotesis memungkinkan peneliti untuk memahami masalah yang diteliti dengan lebih jelas
- Hipotesis digunakan sebagai sebuah kerangka untuk meyakinkan peneliti.
2. Menurut Donald (1982:121)
Fungsinya antara lain:
- Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
- Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
- Hipotesis memberikan arah kepada penelitian,secara sederhana hipotesis menunjukkan kepada peneliti apa yang harus dilakukannya berkaitan dengan fakta, sampel, dan analisis penelitian yang akan digunakan
- Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Jenis-Jenis Hipotesis
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis hipotesis, yakni sebagai berikut:
-
Hipotesis Penelitian
Adalah Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknyasuatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah. Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata dilapangan. Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif.Hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter dengan statistik.
Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan kalimat negatif). Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.Pengertian Hipotesis Proses awal penelitian, peneliti dihadapkan pada sutau problema yang ingin dicarikan pemecahannya dengan banyak mengumpulkan informasi melalui penelitian. Agar perhatian peneliti terfokus informasi yang diperlukan saja maka ia mencoba menyusun berbagai alternatif pemecahan atau penjelasan masalah, dan kemudian mencari informasi melalui untuk mencari bukti-bukti bahwa pemecahan yang ia pikirkan tersebut sudah benar. Dalam hal ini peneliti diuji kemampuannya menebak secara ilmiah dan logis tentang pemecahan masalah yang dimilikinya tersebut.
Tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan inilah yang biasanya disebut dengan istlah Hipotesis. Jika dalam penelitiannya peneliti mempunyai problema hanya tentang satu variabel maka tebakannya juga menyangkut satu variabel. Hipotesis yang pada awalnya hanya berupa dugaan, setelah dibuktikan melalui data yang diperoleh melalui penelitian, maka statusnya bisa menjadi tesa (kebenaran). Itulah sebabnya istilah yang digunakan adalah hipotesis. ‘Hipo’ artinya ‘di bawah’ dan ‘tesis’ artinya ‘kebenaran’. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran, kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang disertai dengan bukti-bukti, hipotesis adalah
-
Hipotesis Statistik
Adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Hipotesis statistik hanya digunakan jika kita mengambil sampel dari populasi, diuji menggunakan statistic inferensial , yang tujuannya untuk menguji apakah sampel mewakili populasi atau tidak. Hipotesis statistik tidak wajib dilakukan jika: [1] kita mengambil data dari populasi (sensus), atau [2] kita tidak ingin melakukan generalisasi untuk membuktikan apakah sampel mewakili populasi atau tidak.
Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti rata-rata, varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistic harus di uji, karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat di terima atau di tolak. Hipotesis statistic akan di terima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan di tolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.
Benar atau salahnya suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali dengan memeriksa seluruh populas. Tentunya ini akan sangat sulit dilakukan dan bahkan mustahil dilakukan, mengingat keterbatasan yang ada (tenaga, biaya, waktu dan lainnya). Dengan demikian, kita hanya bisa mengambil sampel atau contoh acak saja dan menggunakan informasi yang ada untuk menerima atau menolak hipotesis.
Perlu ditegaskan bahwa penerimaan suatu hipotesis statistik adalah merupakan akibat tidak cukupnya bukti untuk menolaknya dan tidak berimplikasi bahwa hipotesis itu benar. Penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa hipotesis itu salah sedangkan penerimaan suatu hipotesis semata-mata mengimplikasikan bahwa kita tidak mempunyai bukti untuk mempercayai sebaliknya.
-
Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang menggambarkan sebuah kelompok atau variabel tanpa menghubungkan dengan variabel lain. Hipotesis deskriptif juga mampu memberikan gambaran atau deksripsi tentang sampel penelitian. Contoh 70% peduduk di pedesaan bekerja sebagai petani.
-
Hipotesis asosiasitf
Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel. Hipotesis ini dalam sebuah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menjelaskan hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh jenis kelamin mempengaruhi prestasi belajar.
Neuman dalam Nanang Martono (2010:63), menjelaskan karakteristik hipotesis asosiatif yang baik antara lain:
- Mempunyai minimal dua variabel yang dihubungkan
- Menunjukan hubungan sebab akibat atau pengaruh mempengaruhi di anatara dua variabel atau lebih
- Menunjukan perkiraan atau prediksi mengenai hasil yang diharapkan
- Menghubungkan secara logis antara masalah penelitian dengan teori
- Dapat diuji kembali dalam fakt-fakta empiris dan menunjukan kebenaran atau kesalahan.
-
Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif merupakan hipotesis yang menyatakan perbandungan antara sampel atau variabel yang satu dengan variabel lain. Contoh terdapat perbedaan prestasi belajar anatara siswa laki-laki dan perempuan.
Ciri-Ciri Hipotesis
Ciri-ciri hipotesis menurut Donald (1982:124) antara lain:
- Hipotesis harus memiliki daya penjelas, yaitu hipotesis dikatakan baik jika didukung dengan penjelasan yang baik tentang masalah yang akan diteliti. Contoh: ketika spidol anda tidak bisa lagi digunakan untuk menulis anda memberikan hipotesis bahwa kursi anda patah. Penjelasan ini tidak tepat dan tidak menunjang hipotesis. Hipotesis yang menjelasan bahwa tinta spidol anda habis adalah benar dan perlu diuji.
- Hipotesis menjelaskan hubungan antar variabel-variabel. Maksudnya adalah meskipun ada pernyataan sebagai jawaban sementara akan tetapi tidak menunjukkan hubungan antar variabel maka hipotesis itu tidak dapat diuji. Contoh: “mesin mobil ini tidak akan hidup dan mesin ini memiliki jaringan kabel-kabel” pernyataan ini tidak menunjukkan hubungan antar variabel yang dapat diuji, namun jika pernyataan berbunyi “akan terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam” maka hipotesis ini memenuhi syarat. Yaitu memiliki hubungan antar variabel yang dapat diuji
- Hipotesis harus dapat diuji, hipotesis yang baik harus dapat diuji. Peneliti dapat menarik kesimpulan dan perkiraan sedemikian rupa dari hipotesis yang dirumuskan. Contohnya “kerusakan mobil itu diakibatkan oleh dosa-dosa saya” merupakan hipotesis yang tidak dapat diuji didunia ini. Artinya adalah jika variabel tidak dapat diukur maka peneliti tidak mungkin dapat menguji validitas hipotesis tersebut atau tidak dapat menguji hipotesis.
- Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, artinya tidak bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hukum- hukum yang telah ada sebelumnya dan telah diakui validitasnya, contoh: “mesin mobil saya mati karena air akinya berubah menjadi emas” merupakan hipotesis yang tidak sesuai dengan apa yang telah diketahui orang tentang sifat-sifat benda, yaitu air aki yang berubah menjadi emas bertentangan dengan sifat benda. Sehingga hipotesis hendaknya dibuat sesuai dengan pengetahuan yang sudah mapan dibidang itu.
- Hipotesis hendaknya dibuat sesederhana dan seringkas mungkin, tujuannya adalah agar mudah diuji dan memudahkan dalam penyusuan laporan.
Manfaat Hipotesis
Dibawah ini adalah beberapa manfaat dari hipotesis yaitu sebagai berikut:
- menjelaskan masalah penelitian
- menjelaskan variabel-variaebl yang akan di uji
- pedoman untuk memilih metode analisis data
- dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
Faktor-Faktor Hipotesis
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengefektifkan fungsi-fungsi hipotesis adalah:
- Hipotesisdisusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif dan tidak normatif. Istilah-istilah seharusnya atau sebaliknya tidak terdapat dalam kalimat hipotesis. Contoh: Anak-anak harus hormat kepada orang tua. Kalimat ini bukan hipotesis. Lain halnya jika dikatakan demikian: Kepatuhan anak-anak kepada orang tua mereka makin menurun.
- Variabel (variabel-variabel) yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang opersional, dalam arti dapat diamati dan diukur.
- Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu di antara variabel-variabel.
Contoh Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:71) berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Model pembelajaran jigsaw lebih efektif daripada explicit instruction terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun ajaran 2010/2011.
- Prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun ajaran 2010/2011 yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik daripada motivasi belajar sedang dan motivasi belajar sedang lebih baik daripada motivasi belajar rendah.
- Ada interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan motivasi belajar matematika siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun ajaran 2010/2011, baik pada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang, maupun rendah terhadap prestasi belajar.