Gempa Bumi

Diposting pada

Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Gempa Bumi? Mungkin anda pernah mendengar kata Gempa Bumi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, jenis, ciri, faktor, dampak, akibat, klasifikasi, proses, mekanisme, pencegahan dan penanggulangan. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Gempa Bumi: Pengertian, Jenis, Faktor Serta Dampak Gempa Bumi

Pengertian Gempa Bumi

Baca Cepat Buka

Gempa Bumi merupakan vibrasi ataupun guncangan yang berlangsung dibidang bumi efek dari divestasi daya dari dalam secara mendadak yang menimbulkan frekuensi seismik. Umumnya gempa bumi diakibatkan oleh mobilitas lapisan bumi. Gempa Bumi ialah guncangan atau vibrasi dibidang bumi yang diakibatkan oleh frekuensi seismik dari inti gempa. Gempa sering berlangsung efek dari susunan antar lempeng tektonik yang disebabkan aktivitas magma dalam bumi. Getaran tersebut bersumber dari dalam lapisan menjalar ke bidang bumi dan menerobos bumi sehingga makhluk hidup yang ada dibidang bumi bisa menjumpai efek getaran tersebut. Gerak guncangan gempa bumi sangat kilat sehingga susah untuk diperkiraan. Media yang dipakai untuk menakar intensitas gempa ialah Seismograf ataupun Seismometer.


Jenis-Jenis Gempa Bumi

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis gempa bumi, yakni sebagai berikut:

1. Berdasarkan Penyebab

Berdasarkan penyebabnya, terdapat 5 jenis gempa bumi antara lain:

  • Gempa Bumi Tektonik

Gempa tektonik merupakan gempa yang diakibatkan karena terdapat kegiatan tektonik yakni perpindahan keraj bumi secara seketika yang mempunyai daya mulai dari minim sampai sangat super Gempa bumi tersebut menimbulkan kehancuran.


  • Gempa Bumi Vulkanik

Gempa vulkanik merupakan gempa yang diakibatkan oleh terdapat kegiatan magma yang umumnya berlangsung sebelum meledaknya gunung berapi. Apabila kegiatan gunung berapi semakin membesar maka akan mengakibatkan meletus serta gempa bumi.


  • Gempa Bumi Runtuhan

Gempa bumi tumbukan merupakan gempa bumi yang berlangsung pada kawasan gamping ataupun kawasan pertambangan. Gempa bumi tersebut sedikit berlangsung dan berupa lokal.


  • Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi buatan merupakan gempa bumi yang diakibatkan oleh kegiatan manusia itu sendiri, misalnya kegiatan peledakan dinamit disebuah pertambangan maupun lainnya, kegiatan ujicoba nuklir serta memukul palu di bidang dinding maupun sebagainya.


  • Gempa Bumi Tumbukan

Gempa bumi tumbukan merupakan gempa bumi yang berlangsung efek terdapat benturan dengan benda meteor ataupun asteroid yang jatuh ke permukaan bumi.


2. Berdasarkan Kedalaman

Berdasarkan kedalamannya, terdapat 3 jenis gempa bumi antara lain:

  • Gempa Bumi Dalam

gempa bumi dalam merupakan gempa bumi yang menyimpan hiposentrum yang berada lebih dari 300 km di bidang bumi ataupun berada dalam lapisan bumi. Gempa bumi tersebut biasanya tidak terlampau terancam.


  • Gempa Bumi Menengah

gempa bumi menengah merupakan gempa bumi yang menyimpan hiposentrum yang berada antara 60 km sampai 300 km di bidang bumi. Gempa bumi tersebut biasanya mengakibatkan kehancurang dangkal dan guncangannya sangat terasa.


  • Gempa Bumi Dangkal

Gempa bumi dangkal merupakan gempa bumi yang menyimpan hiposentrum yang berada lebih rendah dari 60 km di bidang bumi. Biasanya gempa tersebut mengakibatkan kehancurang yang sangat dahsyat.


Ciri-Ciri Gempa Bumi

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain:

1. Lihat ke langit

Kalau di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado/seperti pohon/seperti batang, bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi. Awan yang berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh karena itu bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa seperti itu di langit tidak selalu berarti akan ada gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.


2. Coba di uji medan elektromagnetis di dalam rumah

  1. Cek siaran TV, apakah ada suara brebet-brebet ataukah tidak
  2. Jika terdapat mesin fax, cek apakah lampunya blinking biarpun lagi tidak transmit data
  3. Coba minta orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teksnya yang diterima berantakan atau tidak
  4. Coba matikan aliran listrik. Cek apakah lampu neon tetap menyala redup/remang-remang biarpun tak ada arus listrik
Baca Lainnya :  Protein adalah

Kalo tiba-tiba TV brebet-brebet, lampu fax blinking, padahal sedang tidak transmitting, teks yang kita terima berantakan dan neon tetap menyala biarpun tidak ada arus listrik, itu berarti memang sedang ada gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak dapat dirasakan oleh manusia.


3. Perhatikan hewan-hewan

Cek apakah hewan-hewan seperti “menghilang”, lari atau bertingkah laku aneh/gelisah. Insting hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis.


4. Air tanah

Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya. Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa berkekuatan besar.


Faktor Penyebab Gempa Bumi

Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab gempa bumi yaitu:

1. Berdasarkan Kedalaman Fokus

Dilihat dari kedalaman pusatnya (fokus), gempa bumi dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  • Gempa Dangkal

Gempa dangkal terjadi pada kedalaman sekita 100 km dari permukaan bumi. Gempa jenis ini      seringkali    menimbulkan kerusakan besar.


  • Gempa Pertengahan

Gempa pertengahan terjadi pada kedalaman antara 100-300 km di bawah permukaan bumi. Gempa ini dapat menimbulkan kerusakan ringan dengan getaran lebih terasa dibandingkan dengan gempa dalam.


  • Gempa Dalam

Gempa jenis ini terjadi pada kedalaman sekitar 300 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini tidak terlalu membahayakan, tetapi getarannya masih dapat di rasakan di permukaan bumi.


2. Berdasarkan Faktor Penyebab

  • Gempa Tektonis

Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik yaitu gerakan litosfer yang disebut lempeng.


  • Gempa Vulkanis

Gempa vulkanis adalah gempa yang di sebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi. Gempa vulkanis terjadi karena magma atau batuan yang meleleh menerobos ke atas kerak bumi. Gempa vulkanis sangat terasa di daerah sekitar gunung berapi, tetapi pengaruhnya tidak terasa pada jarak yang cukup jauh.


  • Gempa Runtuhan ( Terban )

Gempa runtuhan ( Terban ) adalah gempa yang di sebabkan oleh runtuhnya masa batuan atau tanah. Misalnya runtuhnya lorong tambang dan lorong sebuah gua kapur yang runtuh dan mengakibatkan sehingga mengakibatkan getaran yang kuat.


3. Berdasarkan Kekuatan Gelombang

1. Gempa Akibat Gelombang Primer

Gelombang primer atau gelombang longitudinal adalah gelombang atau getaran yang merambat di dalam bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik, getaran ini berasal dari fokus (pusat gempa).


2. Gempa Bumi Akibat Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder atau transversal adalah gelombang yang merambat dengan kecepatan antara 4-7 km/detik. Gelombang ini berasal dari fokus. Gelombang jenis ini tidak dapat melalui lapisan air.


3. Gempa Bumi Akibat Gelombang Panjang

Gelombang yang merambat melalui permukaan bumi dengan kecepatan 3-4 km/detik.Gelombang inilah yang mengakibatkan kerusakan di permukaan bumi karena gelombang ini berasal dari fokus.


4. Berdasarkan Bentuk Episentrumnya

1. Gempa Linear

Gempa Linear adalah gempa yang episentrumnya berbentuk garis (linear). Gempa tektonik umumnya jenis gempa linear sebab patahansudah tentu merupakan suatu garis.


2. Gempa Sentral

Gempa sentral adalah gempa yang episentrumnya berbentuk titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan termasuk kelompok ini karena episentrumnya berupa titik.


Dampak Akibat Gempa Bumi

Berikut ini terdapat beberapa dampak dari akibat gempa bumi, yakni sebagai berikut:

  1. Berlangsungnya kerusahaan, misalnya bangunan hancur, efek gempa menimbulkan tsunami
  2. Jalan terhenti dan jembatan rusak
  3. Tanah pada permukaan terjadi belah-belah atau retak-retak
  4. Bangunan warga yang terkan dampak hancur
  5. Terjadi Kebakaran
  6. Banyaknya korban berjatuhan, dari korban meninggal dunia, luka berat, luka ringan maupun korban hilang

Akibat Terjadinya Gempa Bumi

Terjadinya gempa bumi menimbulkan adanya beberapa istilah yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan hal-hal lain sebagai berikut:

  • Seismologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi.
  • Seismograf, yaitu alat pencatat gempa.
  • Seismogram, yaitu gambaran getaran yang dicatat oleh seismograf dalam bentuk garis patah-patah yang menunjukkan tingkat kekuatan gempa.
  • Hiposentrum yaitu pusat gempa yang terletak di dalam bumi.
  • Episentrum yaitu pusat gempa di permukaan bumi atau dasar laut yang letaknya tegak lurus dengna hiposentrum.
  • pleistoseista yaitu garis yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terhebat (terberat) yang terletak di sekitar episentrum.
  • Isoseista, yaitu garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang mempunyai kerusakan fisik yang sama akibat gempat.
  • Homoseista, yaitu garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama.

Klasifikasi Gempa Bumi

Berikut ini adalah klasifikasi gempa bumi yaitu:

1. Menurut Kedalaman Pusat Gempa (Hiposentrum)

  1. Gempa Bumi Dalam. Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbayaha. Tempat yang pernah mengalami adalah di bawah laut jawa, laut sulawesi, dan laut flores.
  2. Gempa Bumi Menengah. Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa. Tempat yang pernah terkena antara lain : Sepanjang pulau Sumatera Bagian Barat, pulau Jawa bagian selatan, sepanjang teluk Tomini, Laut Maluku, dan Kepulauan Nusa Tenggara.
  3. Gempa Bumi Dangkal. Gempa Bumi Dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa Bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Tempat yang pernah terkena antara lain : Pulau Bali, Pulau Flores, Yokyakarta, dan Jawa Tengah.

2. Menurut Gelombang / Getaran Gempa

  • Gempa Akibat Gelombang Primer. Gelombang primer (gelombang longitudinal) adalah gelombang / getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum
  • Gempa Akibat Gelombang Sekunder. Gelombang Sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
  • Gempa Akibat Gelombang Panjang. Gelombang Panjang adalah gelombang yang merambat melalui permukaan bumi dengan kecepatan 3-4 km/detik. Gelombang ini berasal dari episentrum (titik permukaan bumi yang berada tepat diatas pusat gempa) dan gelombang inilah yang banyak menimbulkan kerusakan di bumi.
Baca Lainnya :  Pengertian Harga Keseimbangan

3. Tipe Gempa Bumi

  1. Gempa Bumi Vulkanik (Gunung Api), Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi, maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa Bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tadi.
  2. Gempa Bumi Tumbukan, Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.
  3. Gempa Bumi Runtuhan, Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
  4. Gempa Bumi Buatan, adalah gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukul ke permukaan bumi.
  5. Gempa Bumi Tektonik, Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan(dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar). Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar ke seluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan (tenaga) yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan secara tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari Tectonic Plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlaha sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Proses Terjadinya Gempa Bumi

Berikut ini adalah proses terjadinya gempa bumi yaitu:

  • Lempeng Tektonik (Tectonic Plate)

Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic.


crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.


  • Pergerakan Lempeng (Plate Movement)

Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.

  1. Batas Divergen Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
  2. Batas Konvergen Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
  3. Batas Transform Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).

Mekanisme Gempa Bumi

Secara sederhana terjadinya gempa dapat dijelaskan karena “patah”, atau karena adanya patahan (disebut juga fault atau biasa disebut juga “sesar” oleh para geologist).  Apa yang patah?, yang patah adalah batuan, batuan yang berlapis-lapis yang menyusun permukaan bumi. mungkin batuan memang bisa berlapis dan bisa patah, bahkan sebelum patah dia terbengkokkan (folding) dulu.  Dibawah ini saya coba memperlihatkan beberapa gambar yang menunjukkan hal tersebut ternyata ada disekitar kita walau kita jarang memperhatikannya.


Secara umum ada tiga jenis patahan atau sesar, menurut mekanismenya, sesar naik (thrust fault atau reverse fault), sesar mendatar atau sesar geser (strike slip), dan sesar normal (normal fault).  secara umum bisa dikatakan gempa terjadi ketika batuan patah, baik itu patah dan naik, patah dan bergeser, maupun patah dan turun.Patahan terjadi dikarenakan batuan mengalami tekanan ataupun tarikan secara terus menerus.  Apabila elastisitas batuan sudah jenuh, maka batuan akan patah untuk melepaskan energi dari tekanan dan tarikan tersebut.  Disaat menerima tekanan batuan akan terbengkokkan, dan setelah melepaskan tekanannya batuan akan kembali ke bentuknya semula, ini dikenal dengan “ElasticRebound Theory”.


Dengan demikian semakin menjelaskan kenapa pada jalur subduction zone merupakan jalur gempa, atau merupakan tempat dimana pusat gempa terjadi.  Subduction zone merupakan zona dimana bertemunya dua lempeng, maka disitulah tempat yang mengalami tekanan secara terus menerus selama jutaan tahun yang lalu sampai sekarang.  Pada saat energi tekanan semakin besar dan elastisitas batuannya sudah jenuh maka dia akan patah untuk melepaskan energi tekanan tersebut, Jadi gempa terjadi “BUKAN” karena tumbukan dua lempeng seperti 2 mobil yang saling bertabrakan yang asalnya saling jauh kemudian secara tiba-tiba saling bertabrakan sehingga terjadi crash, memang untuk subduction zone gempa terjadi karena interaksi antara dua lempeng yang saling menekan sehingga terakumulasi energi yang cukup besar, gempanya sendiri terjadi karena kondisi batuan pada lempeng (crust) maupun/ataupun pada lithosphere patah untuk melepaskan energi tekanan yang sudah tertumpuk disana selama kurun waktu tertentu.

Baca Lainnya :  Hikayat Adalah

Mekanisme pelepasan energi gempa pun bermacam-macam dan masih menjadi penelitian yang menarik bagi para peneliti di bidang geosience dan kegempaan. Gempa yang terjadi di subduction zone di Indonesia bisa merupakan gempa dangkal (shallow earthquake), menengah (intermediate earthquake), dan dalam (deep earthquake).  Saya tidak akan membahas mengenai hal ini dalam uraian ini karena mekanisme ketiga jenis gempa tersebut berbeda dan membutuhkan uraian tersendiri untuk pembahasannyaBagaimana untuk gempa yang di darat?.  Konsep dasarnya sama, itu terjadi karena adanya tekanan atau tarikan dari kondisi tektonik bumi, kondisi geologi maupun kondisi morfologi.Maka di darat pun dapat muncul sesar-sesar baru yang terjadi akibat gempa tektonik maupun akibat proses geologi yang mengakibatkan sesar-sesar baru (sesar kuarter) apakah itu karena longsor (landslide) maupun karena gempa vulkanik yang besar, atau proses geologi lainnya.


Bagaimana untuk sesar-sesar yang sudah ada di daratan, seperti sesar sumatera yang panjang membentang dan terbagi beberapa segmen?, Untuk sesar-sesar yang sudah ada di darat, itu akan menjadi zona lemah.  Maksudnya adalah daerah tersebut menjadi daerah rawan gempa dikarenakan batuannya sudah patah, sehingga bisa bergeser kembali apabila mendapat tekanan maupun tarikan.  Ditambah lagi gempa di daerah sesar bisa dipicu oleh gempa lain yang memberikan cukup tekanan pada daerah patahan. Aktivitas gempa di Indonesia salah satu yang paling tingi di dunia, kalau dari pembaca sekalian ada yang menyempatkan diri berkunjung ke Pusat Gempa Nasional gedung operasional BMG lantai 3 disana dapat dilihat Peta Seismotektonik Indonesia, dimana menunjukan aktivitas seismik (kegempaan) di wilayah Indonesia.  Dapat dilihat disana bahwa Indonesia memiliki kerentanan yang tinggi terhadap gempa.


Pencegahan dan Penanggulangan Gempa Bumi

Indonesia merupakan bagian dunia yang mempunyai kondisi tektonik yang sangat aktif, hal ini menyebabkan tingkat kegempaan yang tinggi. Beberapa sesar (patahan) aktif yang terkenal di Indonesia adalah sesar Sumatra, sesar Cimandiri di Jawa Barat, sesar Palu – Koro di Sulawesi, sesar naik Flores, sesar naik Wetar, dan sesar geser Sorong. Keaktifan setiap sesar ditandai dengan terjadinya gempa. Gempa dangkal (kedalaman 0 – 50 km) yang terjadi pada periode 1900 – 1995 dengan 5,5 skala Richter atau lebih membuktikan bahwa beberapa lokasi merupakan daerah aktif gempa di Indonesia. Oleh karena kita tinggal di daerah yang rawan gempa, kita harus memahami cara-cara penanganan bencana ini, yang dapat dilakukan dengan usaha-usaha sebagai berikut yaitu:
  • Sebelum Terjadi Gempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat sebelum terjadi gempa adalah sebagai berikut.
   1. Pastikan kita mengetahui jalan yang paling aman untuk meninggalkan rumah jika terjadi gempa.
   2. Tentukan tempat yang aman untuk bertemu dengan anggota keluarga jika terjadi gempa.
   3. Periksa apakah rumah kokoh pondasinya.
   4. Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah.
   5. Simpanlah barang pecah belah di bagian bawah rak yang dapat dikunci.
   6. Segera perbaiki kabel – kabel yang rusak.

  • Saat Terjadi Gempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat saat terjadi gempa adalah sebagai berikut.
  • Utamakan keselamatan diri, bukan barang.
  • Lari secepat mungkin keluar ruangan atau rumah.
  • Carilah tanah lapang.
  • Jika tidak mungkin untuk melarikan diri dari dalam bangunan, carilah meja atau benda lain yang kuat yang dapat dipakai untuk berlindung.
  • Jauhi jendela kaca, kompor, atau peralatan rumah yang mungkin akan jatuh.
  • Jika kamu berada di pegunungan, waspadalah terhadap runtuhan batu dan tanah longsor.
  • Jika kamu berada di pantai, segeralah berlari ke daerah yang agak tinggi karena gempa di dasar laut dapat menyebabkan tsunami.
  • Waspadalah akan kemungkinan gempa susulan.
  • Berdoa, Mohon perlindungan dari Sang pencipta.

  • Setelah Terjadi Gempa Bumi

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat setelah terjadi gempa adalah sebagai berikut.
  1. Jauhi bangunan yang rusak atau pohon yang miring.
  2. Jauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.
  3. Periksa dan tolong diri sendiri, kemudian menolong orang terdekat yang memerlukan bantuan.
  4. Hubungi serta cek keluarga dan sanak keluarga.
  5. Hubungi pihak – pihak yang dapat memberikan pertolongan.

  • Penyelamatan dan Pemulihan Pascagempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat untuk penyelamatan dan pemulihan akibat gempa adalah sebagai berikut.
  • Melakukan evakuasi dan mendirikan tenda – tenda pengungsian bagi korban.
  • Melakukan penyelamatan.
  • Menyediakan bantuan medis.
  • Menyediakan MCK (mandi, cuci, kakus), air minum, dan makanan.
  • Menyediakan pendidikan darurat.
  • Melakukan pemulihan psikologis pada korban.
  • Memperbaiki dan membangun kembali gedung, sarana, dan fasilitas lainnya

Demikian Penjelasan Materi Tentang Gempa Bumi: Pengertian, Jenis, Ciri, Faktor, Dampak, Akibat, Klasifikasi, Proses, Mekanisme, Pencegahan dan Penanggulangan Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.