Fakta Sosial

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Fakta Sosial? Mungkin anda pernah mendengar kata Fakta Sosial? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian, ciri, macam, jenis, contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Fakta Sosial

Pengertian Fakta Sosial

Fakta sosial merupakan bentuk menyeluruh dari cara bertindak, berinteraksi yang umum bagi individual Sesuai dengan lingkungan sosial dimana ia berada dan sangat sulit baginya untuk melepaskan diri dari aturan tersebut. Fakta sosial juga bisa diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan masyarakat, mencakup struktur sosial, norma kebudayaan, dan nilai sosial.


Pengertian Fakta Sosial Menurut Para Ahli

1. Sedgewick (2002)

Pengertian fakta sosial adalah aktivitas yang di lakukan oleh setiap orang dengan memberikan pengeruh pada tindakan ekonomi, hukum, politik, dan agama  kepada masyarakat di lingkungannya. Aktivitas ini dilakukan secara sadar akan tetapi di dasari pada sikap keterpaksaan.


2. Ritzer (2000)

Penulis buku mengenai Sosiologi Berparadigma Ganda, memberikan penjelasan bahwa makan fakta sosial adalah tindakan seseorang dalam mengedepannya struktur sosial, nilai sosial, dan norma sosial dengan dasar kesadaran atau keterpaksaaan.


3. Edgar (2002)

Fakta sosial ialah cara pandang (paradigma) yang dilakukan indvidu dalam menjadi kehidupan sosial dalam masyarakat, yang memberikan penjelasan mengenai teoritik dan praktek untuk berprilakunya.


4. Sedgewick (2002)

Pengertian fakta sosial adalah aktivitas yang di lakukan oleh setiap orang dengan memberikan pengeruh pada tindakan ekonomi, hukum, politik, dan agama  kepada masyarakat di lingkungannya. Aktivitas ini dilakukan secara sadar akan tetapi di dasari pada sikap keterpaksaan.

Baca Lainnya :  Pengertian Debat

5. Emil Durkheim

Definisi fakta sosial adalah cara padang seseorang dalam melakukan tiindakan melalui proses berpikir yang di dasari pada sikpa koersif dalam kehidupan bermasyarakat. Antara satu pihak dengan pihak lainnya. Cara pendang ini berkaitan dengan struktur sosial dalam masyarakat dan mobilitas sosialnya


Ciri-ciri  Fakta Sosial

Adapun Ciri ciri fakta sosial antara lain sebagai berikut:

1. General (umum)

General merupakan ciri pertama  berlaku tidak hanya untuk perseorangan, akan tetapi bagi seluruh komunitas. Misalnya penggunaan Bahasa Indonesia, tidak hanya untuk rang-orang tertentu akan tetapi siapa saja anggota masyarakat yang menggunakannya.


2). Coercion (memaksa)

Coercion merupakan ciri kedua dan bersifat memaksa setiap orang untuk melakukanya karna adanya dorongan dan pengaruh dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan tersebut Contoh bahwa fakta sosial bersifat memaksa, misalanya saja ketika seseorang melakukan Pencurian. Tindakan ini disadari bahwa salah, akan tetapi karena adanya tekanan perekonomian dan tidak memikirkan  akibat dari tindakannya.


3). External (luar)

External merupakan ciri ketiga berasal dari luar diri manusia, keadaan ini tentu saja membentuk kesadaran bahwa apa yang dilakukan masyarakat (perorangan atau kelompk) hakekatnya berasal dari luar diri manusia dan selalu ada di bawanya.


Macam-Macam Fakta Sosial

Berikut ini adalah 2 macam fakta sosial yaitu:

Fakta Sosial Material

Fakta sosial dalam bentuk material merupakan sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan diobservasi. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata contohnya arsitektur dan norma hukum.


Fakta Sosial Non Material

Fakta sosial alam bentuk non-material merupakan sesuatu yang ditangkap nyata (eksternal). Fakta ini bersifat inter subjektif yang hanya muncul dari kesadaran manusia. Contohnya yaitu egoisme, altruisme, dan opini.


Jenis Jenis Fakta Sosial

Berikut ini jenis jenis fakta sosial diantaranya yaitu:

Moralitas Perspektif

Menurut Durkheim moralitas terdiri dari dua aspek. Pertama, Durkheim yakin bahwa moralitas adalah fakta sosial, dengan kata lain, moralitas bisa dipelajari secara empiris, karena ia berada di luar individu, ia memaksa individu, dan bisa dijelaskan dengan fakta sosial lain. Artinya, moralitas bukan sesuatu yang bisa dipikirkan secara filosofis, tapi sesuatu yang harus dipelajari sebagai fenomena empiris. Kedua, Durkheim dianggap sebagai sosiolog moralitas karena studinya didorong oleh kepeduliannya kepada “kesehatan” moral masyarakat modern.

Baca Lainnya :  Strategi Pemasaran

Kesadaran Kolektif

Durkheim mendefinisikan kesadaran kolektif adalah “seluruh kepercayaan dan perasaan bersama orang kebanyakan dalam sebuah masyarakat akan membentuk suatu sistem yang tetap yang punya kehidupan sendiri, kita boleh menyebutnya dengan kesadaran kolektif atau kesadaran umum. Dengan demikian, dia tidak sama dengan kesadaran partikular, kendati hanya bisa disadari lewat kesadaran-kesadaran partikular”.

Ada beberapa hal yang patut dicatat dari definisi tersebut, yaitu pertama, kesadaran kolektif terdapat dalam kehidupan sebuah masyarakat ketika dia menyebut “keseluruhan” kepercayaan dan sentimen bersama. Kedua, Durkheim memahami kesadaran kolektif sebagai sesuatu terlepas dari dan mampu menciptakan fakta sosial yang lain. Kesadaran kolektif bukan hanya sekedar cerminan dari basis material sebagaimana yang dikemukakan Marx. Ketiga, kesadaran kolektif baru bisa “terwujud” melalui kesadaran-kesadaran individual.

Kesadaran kolektif merujuk pada struktur umum pengertian, norma, dan kepercayaan bersama. Oleh karena itu dia adalah konsep yang sangat terbuka dan tidak tetap. Durkheim menggunakan konsep ini untuk menyatakan bahwa masyarakat “primitif” memiliki kesadaran kolektif yang kuat, yaitu pengertian, norma, dan kepercayaan bersama , lebih dari masyarakat modern.


Representasi Kolektif

Contoh representasi kolektif adalah simbol agama, mitos, dan legenda populer. Semuanya mempresentasikan kepercayaan, norma, dan nilai kolektif, dan mendorong kita untuk menyesuaikan diri dengan klaim kolektif. Representasi kolektif juga tidak bisa direduksi kepada individu-individu, karena ia muncul dari interaksi sosial, dan hanya bisa dipelajari secara langsung karena cenderung berhubungan dengan simbol material seperti isyarat, ikon, dan gambar atau berhubungan dengan praktik seperti ritual.


Arus Sosial

Menurut Durkheim, arus sosial adalah fakta sosial yang tidak menghadirkan diri dalam bentuk yang jelas. Durkheim mencontohkan dengan “dengan luapan semangat, amarah, dan rasa kasihan” yang terbentuk dalam kumpulan publik.

Baca Lainnya :  Pengertian Administrasi Negara

Pikiran Kelompok

Durkheim menyatakan bahwa pikiran kolektif sebenarnya adalah kumpulan pikiran individu. Namun pikiran individual tidak secara mekanis saling bersinggungan dan tertutup satu sama lain. Pikiran-pikiran individual terus-menerus berinteraksi melalui pertukaran simbol seperti mereka mengelompokkan diri berdasarkan hubungan alami mereka, mereka menyusun dan mengatur diri mereka sendiri. Dalam hal ini terbentuklah suatu hal baru yang murni bersifat psikologis, hal yang tak ada bandingannya di dunia biasa.


Contoh Fakta Sosial

Setiap hari senin siswa diwajibkan untuk mengikuti upacara bendera dengan menggunakan serseragam, berdasi, memakai tali pinggang, dan topi, datang tepat waktu, hormat pada guru dan lainnya. Kewajiban tersebut terdapat dalam tata tertib/aturan dan mempunyai sanksi tertentu apabila dilanggar. Dari contoh ini dapat dilihat adanya cara berpikir, bertindak, berperasaan yang ada di luar individu (sekolah) dan bersifat memaksa/mengendalikan individu (siswa).


Contoh lainnya yang berhubungan erat dengan lembaga agama, terutama tentang fakta sosial ini misalnya saja proses penjalananan Sholat yang dilakukan oleh Umat Islam. Prilaku Sholat bagian daripada kepercyaan yang tidak bisa untuk ditinggalkan.

Sehingga pada proses penilaian yang dilakukan seseorang dalam cangkupan ini, apabila seseorang tidak menjalankan ritual ibdah, berupa sholat maka ia akan menjadi inividu yang tidak taat dan mendapatkan ganjaran di akhirat kelak


Dalam kehidupan masyarakat tentu saja setiap prilaku individu akan dipengaruhi pada fakta sosial ini, contohnya saja ketika melakukan gotong royong maka pola prilaku yang dijalankan senantiasa berhubungan pada penilaian kebutuhan akan penting kebersihkan.

Tindakan gotong royong yang dilakukan masyarakat bisa disebut sebagai salah satu contoh fakta sosial yang berkembang atas dasar penilaian kebutuhan, sehingga keadaan ini menimbulkan persepsi untuk menjadi budaya yang patut dilasterikan

 


Demikian Penjelasan Materi Tentang Fakta Sosial: Pengertian, Ciri, Macam, Jenis, Contoh.
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi semuanya.