Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Esofagus? Mungkin anda pernah mendengar kata Esofagus? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian, ciri, penyebab, pengobatan, pencegahan. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Kanker Esofagus
Kanker esofagus adalah salah satu jenis penyakit kanker yang biasa terjadi di kerongkongan. Esofagus atau yang lebih dikenal dengan kerongkongan yang fungsinya membawa makanan atau cairan ke perut.Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan antara mulut dan lambung tabung berotot yang melengkung sepanjang kurang lebih 10 inci, dan merupakan saluran bagi makanan yang masuk dari mulut ke dalam perut. Dalam kanker esofagus, sel kanker ganas membentuk gumpalan jaringan atau tumor di mucosal lining (lapisan dalam) dari kerongkongan dan akan tumbuh keluar melalui submukosa, lapisan yang membatasi kerongkongan dan tenggorokan, dan lapisan otot kerongkongan.
Ciri -Ciri Kanker Esofagus
berikut adalah ciri-ciri gejala kanker esofagus antara lain sebagai berikut:
- Sulit menelan (disfagia). Pada kondisi yang sudah parah, penderita dapat mengalami kesulitan minum merasakan panas dan nyeri saat menelan. Atau, makanan akan terasa menempel di tenggorokan dan dada.
- Penurunan berat badan tanpa melakukan diet dan kehilangan nafsu makan.
- Gangguan pencernaan.
- Nyeri dada yang terasa seperti tertekan atau terbakar.
- Nyeri ulu hati.
- Muntah atau muntah darah pada kondisi yang lebih parah.
- Batuk dan suara parau.
Penyebab Kanker Esofagus
Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kanker esofagus antara lain:
- Merokok. Kandungan toksin dan senyawa berbahaya pada rokok dapat menyebabkan iritasi pada jaringan epitel esofagus. Semakin lama kebiasaan merokok dijalani oleh seseorang, semakin tinggi risiko kanker esofagus pada orang tersebut.
- Minum alkohol. Kebiasaan ini dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi pada jaringan epitel esofagus. Iritasi dan inflamasi pada jaringan epitel dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus.
- Obesitas. Risiko kanker esofagus pada orang yang mengalami obesitas lebih besar dibanding orang normal dikarenakan penderita obesitas memiliki risiko terkena penyakit refluks gastro esofagus (GERD) dan esofagus Barrett lebih tinggi. Baik GERD maupun esofagus Barrett dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.
- Diet. Kurang memakan buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan risiko mengalami kanker esofagus.
- Makanan atau minuman panas. Sering mengonsumsi makanan atau minuman panas dapat menyebabkan inflamasi dan iritasi pada esofagus, sehingga meningkatkan risiko kanker esofagus.
- Refluks empedu.merupakan suatu kondisi cairan empedu naik ke lambung atau bahkan sampai ke esofagus. Cairan empedu sendiri dihasilkan oleh hati dan disimpan di kantong empedu. Cairan empedu fungsinya adalah untuk mencerna lemak. Ketika kita mengkonsumsi lemak, maka cairan empedu akan dilepaskan ke bagian usus halus.Diantara lambung dan usus halus terdapat suatu cincin otot. Pada orang normal cincin otot ini akan mencegah cairan empedu kembali ke lambung. Sedangkan ketika cincin otot melemah, maka cairan empedu dapat naik lambung ( refluks ).
- Terapi radiasi. Seseorang yang sedang menjalani terapi radiasi pada bagian dada atau abdomen bagian atas berisiko terkena kanker esofagus.
Dibawah ini terdapat beberapa penyakit yang berkaitan dengan kanker esofagus. Penyakit-penyakit di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker esofagus.
- Achalasia. Suatu kondisi yang menyebabkan pelebaran bagian bawah esofagus
- Penyakit refluks gastro esofagus (gastro esophagial reflux disease). Penyakit GERD merupakan kondisi pelemahan otot pada bagian atas perut yang menyebabkan asam lambung naik ke bagian esofagus. Asam lambung dapat menyebabkan iritasi pada dinding epitel esofagus sehingga meningkatkan risiko terjadinya kanker. Akan tetapi perlu jadi catatan bahwa tidak semua penderita GERD mengalami kanker esofagus.
- Esofagus Barrett. Penyakit ini terjadi ketika bagian bawah esofagus mengalami perubahan struktur jaringan epitel akibat peradangan kronis yang disebabkan oleh refluks asam lambung. Perubahan struktur jaringan epitel dapat meningkatkan risiko kanker esofagus. Sekitar 1 dari 100 orang yang mengalami esofagus Barrett akan mengalami adenokarsinoma.
- Tylosis, suatu kondisi penyakit kulit yang ditimbulkan secara genetis
- Sindrom Peterson-Brown-Kelly. Suatu sindrom yang langka yang disebabkan kekurangan zat besi dan perubahan struktur mulut serta esofagus.
Pengobatan Alternatif
Berikut ini adalah salah satu cara pilihan pengobatan, yang disarankan untuk mengobati kanker esofagus yang direkomendasikan oleh Dokter seperti: operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi perhatikan penjelasan dibawah ini
1. Kemoterapi:
Pengobatan kemoterapi menggunakan obat untuk mematikan sel kanker. biasanya kemoterapi berupa Obat-obatan dapat disuntikkan atau diminum secara langsung.tubuh pasien untuk membunuh sel-sel kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh yang lain
2. Operasi:
Tindakan ini bertujuan untuk mengangkat seluruh bagian yang terjangkit tumor maupun kanker. Ada tiga jenis operasi:
- Operasi untuk mengangkat tumor yang masih kecil
- Operasi untuk mengangkat sebagian esofagus
- Operasi untuk mengangkat sebagian esofagus dan perut (lambung) bagian atas pasien.
3. Terapi radiasi:
Terapi ini menggunakan sinar bertenaga tinggi yaitu sinar-X, untuk membunuh sel-sel kanker. Selama terapi radiasi, pasien berbaring dan mendapatkan paparan radiasi dari mesin yang bergerak di sekitarnya. Radiasi diarahkan pada bagian tubuh yang terjangkit sel kanker.
4. EMR
Yakni memotong sel kanker di esofagus melewati endoskopi yang masuk lewat mulut, jadi tanpa melakukan pembedahan.
Pencegahan Kanker Esofagus
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker esofagus adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
- Menjaga berat badan agar tetap seimbang.
- Berhenti merokok karna dapat meningkatkan risiko kanker esofagus dengan kandungan senyawa toksin di dalam tembakau.
- Mengurangi dan menghentikan konsumsi alkohol. Bagi peminum alkohol, hendaknya mengurangi jumlah alkohol yang dikonsumsi per hari. Sedangkan bagi yang tidak meminum, sebaiknya jangan mulai meminum alkohol.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Esofagus: Pengertian, Ciri, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan
semoga Materinya Bermanfaat Bagi Semuanya