Elegi adalah

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Elegi? Mungkin anda pernah mendengar kata Elegi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, ciri-ciri serta contoh puisi. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Contoh-Puisi-Elegi

Pengertian Elegi

Elegi adalah kata umum dalam kepustakaan yang menyatakan kepada sajak ataupun karya sastra yang berisi rintihan dan ekspresi kesedihan, tentunya pada kejadian kematian. Namun tidak hanya kematian, pemakai kata “elegi” dalam sajak atau karya sastra juga bisa mengarah untuk memvisualisasikan perasaan kehilangan.

Sasaran yang divisualkan di dalam puisi elegi umumnya berupa suka duka pahit atas kejadian yang sudah dialami ataupun bisa juga berupa kekeceweaan ataupun sesuatu yang sudah dilakukan di masa lampau. Selain itu, Elegi juga bisa dipakai untuk mengutarakan simpati atas kejadian penderitaan yang dialami oleh orang lain.

Kenyataannya, puisi elegi telah ada pada zaman tentunya Yunani dan Romawi. Saat itu, semua puisi yang tentang subjek cinta, perang dan juga kematian diterima dalam puisi elegi. Kemudian, padaabad ke-16, kata puisi elegi disusun untuk puisi rintihan atas kematian seseorang.


Ciri Ciri Elegi

Berikut ini terdapat beberapa ciri ciri dari elegi, yakni sebagai berikut:

  • Mengandun bait mamupun rima
  • Mengandun mengenai kedukaan, tangis, rasa belasungkawa ataupun keluhan karena duka maupun kangen. Selain itu juga kedukaan dampak kematian seseorang yang dicintai

Contoh Puisi Elegi

Berikut ini terdapat beberapa contoh dari puisi elegi, yakni sebagai berikut:

Baca Lainnya :  Kata Serapan

Permintaan

Karya: W.S. Rendra

Wahai, rembulan yang pudar

jenguklah jendela kekasihku!

Ia tidur sendirian,

hanya berteman hatinya yang rindu.


Surat Cinta

Karya: Goenawan Mohamad

Bukankah surat cinta ini ditulis

ditulis ke arah siapa saja

Seperti hujan yang jatuh ritmis

menyentuh arah siapa saja

Bukankah surat cinta ini berkisah

berkisah melintas lembar bumi yang fana

Seperti misalnya gurun yang lelah

dilepas embun dan cahaya.


Aku

Karya: Sam Haidy

Aku adalah dongeng sebelum tidur

yang setia mendaur diri

meski selalu terpenggal

oleh gilotin matamu.

Aku adalah kisah tak tuntas

yang berulang kali kau tebas

hanya untuk kembali

bertunas dan bertunas lagi.


Ada apa dengan Cinta?

Karya: Arief Munandar

Apa kau pernah jatuh cinta

pada seorang yang tidak seharusnya,

melawan perasaan

tapi tidak pernah bisa?

Jatuh lebih dalam,

berharap tidak pernah terjadi,

berusaha sembunyi

tapi hatimu terus tersakiti?

Apa kau pernah?

Apa kau pernah melihat cahaya

saat matanya terbuka mengarah padamu,

lalu mengingatkan diri

bahwa itu tidak pernah terjadi?

Hal yang juga sering

berubah menjadi tatap,

tapi kau berkilah dengan diri

bahwa kau tidak pernah peduli?

Apa kau pernah?

Apa kau pernah merasakan isyarat

bahwa kau sedang jatuh cinta,

tapi terus mengatakan

dia hanyalah seorang teman?

Memupuk harap

bahwa itu tidak akan menjadi lebih,

menyimpan kebohongan

dari terjaga karena selalu bermimpi tentangnya?

Apa kau pernah?

Apa kau pernah menangisi persahabatan

yang tidak siap menanggung risiko?

Apa kau pernah?

Apa kau pernah?


Yang Masih Ada

Karya: Diah Hadaning

Suaranya masih ada

di antara kesiur angin

di pohon kota raya

sesiapa menangkap pesan

terkirim dari liang kerinduan

Baca Lainnya :  Modem adalah

ya, lama menanam benih

dalam aroma uap plitur

jika terlambat tumbuh

dan tak sempat memetik buah

bukan berarti diri tak pintar

tapi kota tempat bermukim

telah kehilangan musim.

Seorang sahabat lama

berdoa sambil memandang guguran cemara

bisikkan tentang jaman yang berubah

meski masih ada tangis dan darah

meski orang hilang mimpi

meski orang hilang bayang

setidaknya ada yang harus ada.


Kekasih yang Kelu

Karya: Asrul Sani

Air mata, adalah sekali ini air mata dari hati

yang mengandung durja,

Dan kelulah kekasih senantiasa berpisah

Tiadalah lagi senyum yang akan timbul karena suatu kemenangan

Habislah segala kenangan-selalu pada fajar-selalu

yang membawa harap.

Sudah tahu, suatu kesalahan sekali,

Telah merobah titik asal harap,

Dan karena gelombang yang memukul tinggi

dengan segala rahasia dan senjata yang ada dalam kerajaannya

Telah jadikan suatu cinta yang marak-hidup lepas dari lembaga

Dan gamitan tangan dan mata berhenti pada suatu keluh

sedan dari jiwa yang berduka.

Bangunlah kekasih, berilah daku bahagia,

Dari segala cahaya yang ada padamu.

Bagiku, keluhan yang lama akan

Mematikan segala tindakan,

Membuat lagak tidak punya tokoh

Ucapan kehilangan asal dan bekas

Serta ini pulau-banyak dan intan laut yang kukasihi,

Akan menjadi suatu bencana dari kelumpuhan orang berpenyakit pitam

Aku akan hilang-lenyap, tiada meninggalkan nama.

Suatu sedih sangsai dari diriku,

Atas suatu panggilan dengan suara kecil

Dari laki-laki di depan laut di belakang gunung.

Berikan suatu pekikan peri,

Dan ini akan lebih membujuk

Dari suatu mulut terbuka, tapi tiada berkata.

Air mata yang terbayang, tetapi tiada berlinang

Dari suatu kebisuan, dari suatu kebisuan

Jika ini adalah suatu impian,

Baca Lainnya :  Pengertian Dakwah

Maka janganlah bermimpi,

bagaimanapun terang malam.

Sedang daku akan berjaga,

sampai sosok tali dan tiang

tergantung pada sinar pagi yang timbul.

Suatu khianat yang telah memakan cinta

suatu kebakhilan manusia yang enggan beryakin

suatu noda,

Dan suatu derita dan keluh uang mengelu

………………….

Demikianlah sahabat mari berdoa,

mari berdoa,

kita akan berdoa,

kita akan berdoa, kita akan berdoa

kita akan berdoa, untuk pagi hari yang akan timbul.


Demikian Penjelasan Materi Tentang Elegi: Pengertian, Ciri-Ciri Serta Contoh Puisi Elegi
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi


Sponsor :