Balada Adalah

Diposting pada

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Balada? Mungkin anda pernah mendengar kata Balada? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, ciri dan contoh balada lengkap. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Balada: Pengertian, Ciri-Ciri Serta Contoh Puisi Balada

Pengertian Balada

Balada ialah salah satu jenis puisi baru yang menyimpan mengenai sebuah cerita spesifik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Puisi Balada ialah puisi simpel yang meriwayatkan cerita rakyat yang menyedihkan adakala bersifat diskusi. Pengertian lain dari balada merupakan puisi yang riwayatkan mengenai hidup dan kesibukan manusia, melewati akal dan opini yang berteraskan kultur universal dan tidak tergolong dengan ruang dan waktu spesifik.


Ciri Ciri Balada

Berikut ini terdapat beberapa ciri ciri dari balada, yakni sebagai berikut:

  • Mengandung mengenai sebuah cerita spesifik.
  • Terdiri atas 3 sajak yang tiap-tiap dengan 8 sajak.
  • Berima a-b-a-b-b-c-c-b, kemudian polanya berganti berupa a-b-a-b-b-c-b-c.
  • Sajak terakhir yang berada pada sajak pertama digunakan sebagai refren dalam sajak-sajak berikutnya.

Contoh Balada Lengkap

Berikut ini terdapat beberapa contoh puisi balada, yakni sebagai berikut:

1. Kemana Arahku

Kebahagianku…

Hingga kini tak pernah ada hilan ditelan salju

Hidup tak pernah mengerti

Angin … Dengar rintihanku

Bulan … Kurindu akan cahayamu

Mengapa … Hanya cerita duka yang sertia menemaniku

Ingin kurasakan kasih sayang

Baca Lainnya :  Laba adalah

Tapi, pada siapa kumeminta

Ingin rasanya hidupku diperhatikan

Tapi, siapa yang sudi …! Tuhan, Kaulah…! Satu satunya

yang tahu dan mengerti

Tentang semua deritaku


2. Desaku

Indah nian desaku

Kulihat sawah membentang dan gunung menjulang

Warna hijau daun padi bagai permata alam

Ku coba telusuri jalan

Tuk nikmati keindahan wajahmu

Ada tanya dalam hati

Akankah wajahmu tetap berseri?

Polusi, erosi mulai beraksi

Mengusik keindahan anugerah illahi

yang takkan mungkin terganti

Mentari mulai tenggelam

dan … akupun tetap disini

Menikmati alam yang ada

Anugerah dari maha kuasa

Oh … Alam desaku, lestarilah …!


3. Bayang Masa Depan

Karya: Nurul Afdal Haris

Serpihan sebuan masa depan

Ilahi sang pencipta

Rasa yang terlarut dalam kesenjaan

Ambisi tetap bertahan

Hamparan gurun kehidupan

Lahir dalam raga api

Atas anugerah sang kuasa

Dari kebeningan embun pagi

Fantasi kehidupan menyelubungi raga

Alangkah kehidupan sang mentari

Lantunan sebuah kehidupan

Untuk sebuah mawar

Rintisan setiap angin logika

Uraian mimpi dalam kelabu malam

Naungan harapan sebuah masa depan


4. Ibu yang dibunuh

Ibu musang di lindung pohon bau tanah meliang
Bayinya dua ditinggal mati lakinya.
Bualan sabit terkait malam memberita datangnya
Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.
Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.
Burung kolik menyanyikan isu panas dendam warga desa
Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.Membubung juga nyanyi kolik hingga mati tiba-tiba
Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.
Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya
Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.
Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga
Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara
Lalu satu dikala di pohon bau tanah meliangMatilah belum dewasa musang, mati dua-duanya.
Dan jalannya semua peristiwa
Tanpa kontribusi satu dosa, tanpa.

5. Orang-orang Tercinta

Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta menciptakan kita bertahan
dengan secuil redup harapanKita berjalan terseok-seok
Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lainKadang kita merasa beruntung
Namun harusnya kita merenung
Akankah kita hingga di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkanMengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa murka dengan keadaan?
Mengapa lari dikala sesuatu
membengkak jikalau dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta
Baca Lainnya :  Renang Gaya Bebas

6. Pembungkus Tempe

Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempePembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis sedih lara
Dibuang tanpa dibacaPembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas lama tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?

7. Minggu Kelabu

Minggu pagi kelabu
Kuberjalan tiada tentu
Angin sejuk menerpa rambutku
Baawa saya ketepi jalan itu
Bus berhenti tepat didepanku
Ku melangkah naik, kemudian duduk dibangkuKubuka jendela kaca
Pandanganku lempar keluar sana
Mataku terbelalak
Saat melihat balihonyaYa, itu dia
Dia yang membuatku menyerupai ini
Dia yang menghancuurkan hidupku
Dia yang porak-porandakan keluargaku
Karena beliau kami miskin
Karenadia kami melaratKu gapai wajahnya
Kucakar beliau dengan kuku-kukuku
Hahahahaha
Aku ketawa penuh kepuasan

8. Terbunuhnya Atmo Karpo

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bacin keringat basah, jenawi pun telanjangSegenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di pundak kiriSatu demi satu yang maju terhadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa.Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.

Joko Pandan! Di mana ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Bedah perutnya tapi masih setan ia
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Baca Lainnya :  Negara Hukum

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.

Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah.

Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapaknya.


Demikian Penjelasan Materi Tentang Balada Adalah: Pengertian, Ciri dan Contoh Balada Lengkap Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.