Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Aktiva Tetap?Mungkin anda pernah mendengar kata Aktiva Tetap? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian, karakteristik, jenis, cara perolehan, faktor penyusutan. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian AktivaTetap
Aktivat Tetap merupakan harta atau kekayaan milik perusahaan yang tidak habis dalam sekali pakai,atau dapat digunakan untuk beberapa priode, misal peralatan, gedung, kantor, mesin, tanah. Aktiva tetap dapat digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa.
Karakteristik Aktiva Tetap
Adapun beberapa karakteristik aktiva tetap antara lain sebagai berikut:
- Memiliki wujud fisik artinya nyata dapat dilihat aset yang ada pada perusahaan tersebut.
- Tidak diperkenankan untuk dijual kembali
- Mempunyai nilai material, harga aset tersebut cukup signifikan. Contohnya tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan lainnya.
- Mempunyai masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat ekonominya dapat diukur dengan handal.
- Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan. Misalnya: mobil bagi dealer mobil diakui sebagai persediaan bukan aktiva tetap sedangkan bagi perusahaan manufakture mobil diakui sebagai aktiva tetap bukan persediaan (tidak untuk di jual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi).
- Aktiva tetap yang dicantumkan atas harga perolehannya tanpa adanya penyusutan (depreciation) atau deplesi (depleted). Misalnya tanah, dimana gedung atau kantor didirikan.
- Aktiva tetap yang disusutkan, misalnya gedung, gudang, mesin-mesin, peralatan pabrik atau kantor dan lain-lain.
- Aktiva tetap yang diplesi, misalnya tanah atau barang tambang lainnya.
- Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi.
Jenis-Jenis Aktiva Tetap
Berikut adalah beberapa jenis-jenis penggolongan aktiva tetap antara lain yakni:
1. Berdasarkan sudut Substansi, Aktiva Tetap dapat dibagi :
- Aktiva berwujud (Tangible Assets) seperti Lahan, Mesin, Gedung, dan Peralatan. Berikut adalah klasifikasin
- Intangible Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), hak cipta, Franchise, dan lain-lain.
2. Aset Tetap Disusutkan atau Tidak Disusutkan
- Aset disusutkan (Depresiasi plant asset) seperti mesin, bangunan, peralatan, kendaraan dll.
- Aset tidak disusutkan (Undepreciated plant asset) seperti tanah
3. Berdasarkan Jenis
- Lahan merupakan bidang tanah maupun tanah terhampar baik merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Didalam akuntansi bila terdapat lahan yang didirikan bangunan diatasnya maka pencatatannya harus dipisah dari lahan itu sendiri.
- Gedung merupakan bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas lahan/air. Pencatatannya harus di pisahkan dari lahan yang menjadi lokasi gedung tersebut.
- Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.
- Kendaraan termasuk semua jenis kendaraan seperti Alat Pengangkut, truck, grader, traktor, forklift, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.
- Perabotan yaitu merupakan alat atau barang yang dapat dipakai dan digunakan dalam kehidupan sehari hati baik itu termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.
- Inventaris atau peralatan yang dianggap adalah alat-alat besar yang dipakai oleh perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gudang dan lain-lain.
- Prasarana merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti Jalan, Jembatan, Riol dan lain-lain.
Cara Perolehan Aktiva Tetap
Berikut adalah cara perolehan aktiva tetap antara lain yaitu:
1. Pembelian Tunai
Apabila Aktiva diperoleh dari pembelian tunai maka aktiva dicatat dalam pembukuan dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperolehnya termasuk harga yang tercantum di faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar siap dipakai. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat atau tidak. Dan apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aset tetap, maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aset tetap. Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah. Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar relatif masing-masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung, maka dicari harga pasar tanah dan harga pasar gedung, masing-masing harga pasar ini dibandingkan dan menjadi dasar alokasi harga perolehan.
2. Pembelian Angsuran
Jika aktiva diperoleh dalam pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan atau tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang sebesar pokok pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang bersangkutan dan kreditnya kas sebesar angsuran.
3. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
Diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Apabila harga pasar surat berharga dan aset tetap yang ditukar tidak diketahui, maka dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat berharga yang dikeluarkan. Pertukaran aset tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening Modal Saham atau Utang Obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening Agio/Disagio. Bila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang muka harga perolehan mesin adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang dijadikan penukar.
4. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau istilah populernya “tukar tambah”. Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai. Kondisi seperti ini prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada), atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.
5. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
Didapat dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah seringkali juga dikeluarkan biaya, namun biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aset tetap yang diterima. Bila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. Depresiasi atau penyusutan aset tetap yang diterima dari hadiah dihitung dengan cara yang sama dengan aktiva tetap yang lain.
6. Aktiva yang Dibuat sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabotan. Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa biaya perolehan suatu aktiva yang dibangun sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh. Perusahaan sering membangun sendiri aktiva yang dibutuhkannya. Beberapa alasan mengapa perusahaan membuat aktivanya sendiri adalah :
- menghemat biaya.
- memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai (idle capacity).
- keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik.
Faktor penyebab penyusutan aktiva tetap
Berikut adalah faktor penyebab penyusutan aktiva tetap yakni:
1. Faktor fisik
Faktor fisik merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadi penurunan nilai aset secara terus menerus karena penggunaan terlalu sering, usia barang sudah tua, dan kerusakan. Misalnya, Anda memiliki meja kerja yang sudah lama digunakan. Di mana, semakin lama meja ini digunakan, semakin berkurang juga nilai aset dari barang tersebut.
2. Faktor fungsional
Faktor fungsional merupakan faktor dimana suatu kondisi terjadi karena adanya ketidak mampuan aset memenuhi kebutuhan produksi sehingga aset tersebut harus diganti yang baru. Misalnya, aset komputer perusahaan. Ketika kebutuhan perusahaan semakin tinggi, biasanya semakin lama umur komputer ini, maka semakin sulit juga aset tersebut bisa memenuhi kebutuhan perusahaan.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Aktiva Tetap: Pengertian, Karakteristik, Jenis, Cara Perolehan, Faktor Penyusutan
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Semuanya