Akhlak Adalah

Diposting pada

Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Akhlak? Mungkin anda pernah mendengar kata Akhlak? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian menurut para ahli, tujuan, macam, ciri, keutamaan, ruang lingkup, pembagian, faktor, kedudukan, prinsip, sumber dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

√ Akhlak Adalah : Pengertian Dalam Islam, Macam & Keutamaannya

Pengertian Akhlak

Istilah akhlak dalam bahasa Arab ialah “Al-Khulk” artinya sebagai budi pekerti, perbuatan, perilaku dan watak individu. Jadi akhlak tiap individu dimaksud sebagai perilaku yang dipunyai oleh individu terikat dengan perbuatan-perbuatan yang terdapat pada dirinya sendiri.

Istilah akhlak pada umumnya dalam islam dimaksud sebagai perbuatan ataupun budi pekerti individu yang sudah menempel dan umumnya akan terlihat dari sikap orang tersebut. Individu yang mempunyai sikap baik umumnya akan mempunyai budi pekerti ataupun perilkau yang baik juga dan sebaliknya individu yang mempunyai perilaku yang buruk menurus mempunyai perilaku yang buruk. Kata akhlak diartikan dalam firman Allah SWT. dalam Q.S. Sad:46, antara lain:

إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ

Artinya: “Sungguh, Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggikepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.(Q.S. Sad: 46).


Pengertian Akhlak Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa pengertian akhlak menurut para ahli yaitu:

1. Menurut Ibnu Maskawih

“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.


2. Imam Al-Ghazali

“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.


3. Prof. Dr. Ahmad Amin

Yang disebut akhlak Adatul-Iradah, atau kehendak yang dibiasakan. Defenisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang berbunyi: “Sementara orang membuat defenisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan, Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”.


4. Dr. M. Abdullah Dirroz

“Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak  mana berkombinasi membawa kecenderungan  pada pemilihan  pihak yang benar (dalam hal akhlakyang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat)”.


Tujuan Akhlak

Tujuan akhlak seccara umum adalah agar terciptanya kehidupan yang tertib, damai, harmonis, dan saling tolong-menolong. Coba kalau kita membiasakan akhlak yang mulia pasti akan dicintai oleh Allah, oleh Rasul-Nya, oleh sesama masyarakat dan dicintai oleh makhluk Allah yang lainnya. Misalnya jika kita selalu menjalankan perintah Allah, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan balasan surga di akhirat nanti

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq:2)

Begitu juga jika kita taat kepada Rasulullah, maka kita akan mendapatkan syafaat dan pertolongannya di hari kiamat. Rosulullah bersabda “ barang siapa yang cinta kepadaKu, maka ia akan bersamaku di Surga.” (HR. Alhakim). Jika kita selalu berbuat baik kepada sesama manusia maka kita akan mendapatkan penghargaan, penghormatan, dan pertolongan ketika menghadapi musibah.


Macam-Macam Akhlak

Berikut ini terdapat 2 macam-macam akhlak dalam islam, yakni sebagai berikut:

1. Akhlak Terpuji (Mahmudah)

Sebagian akhlak terpuji (mamudah) yang sebaiknya mempunyai seseorang muslim ialah tata krama, lapang dada, jujur, derwaman, tawaduk, perkataan yang lembut, adab, teguh, rela berkorban, budiman dan berserah diri. Seseorang yang mempunyai akhlak terpuji umumnya akan selalu melindungi perilaku dan perkataannya oleh orang lain dan sadar bahwa dirinya dicermati oleh Allah SWT.


2. Akhlak Tercela (Madzmumah)

Akhlak tercela ialah akhlak yang patut diranggangkan oleh orang-orang muslim karena bisa membawa kerugian baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain. Contohnya ialah dusta, dengki, iri, sombong, takbur, riya dan lain-lainnya Akhlak tercela sangat dibenci oleh Allah SWT.


Ciri-Ciri Akhlak 

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri akhlak yaitu:

  • Bersifat mutlak dan menyeluruh

Akhlak Islamiyyah bersifat mutlak, tidak bolehdipinda atau diubahsuai, dikenakan kepada seluruh individu tanpa mengiraketurunan, warna kulit, pangkat, tempat, dan masa.

Baca Lainnya :  Kunci Determinasi

  • Melengkapkan dan menyempurnakan tuntutan

Ditinjau dari sudut kejadianmanusia yang dibekalkan dengan pelbagai naluri, akhlak Islamiyyah adalahmerangkumi semuaaspek kemanusiaan rohaniyyah, jasmaniyyah danaqliyyah,sesuai dengan semua tuntutan naluri dalam usaha mengawal sifat-sifat yangtercela (sifat-sifat mazmumah) untuk kesempurnaan insan, bukan untuk mengawal kebebasan peribadi seseorang.


  • Bersifat sederhana dan seimbang

tuntutan akhlak dalam Islam adalah sederhana,tidak membebankan sehingga menjadi pasif dan tidak pula membiarkan sehinggamenimbulkan bahaya dan kerosakan.


  • Mencakupi suruhan dan larangan

Bagi kebaikan manusia, perlaksanakanakhlak Islamiyyah meliputi suruhan dan larangan dengan tidak bolehmengutamakan atau mengabaikan mana-mana aspek tersebut.


  • Bersih dalam perlaksanaan

Untuk mencapai kebaikan, akhlak Islmaiyyahmemerintah supaya cara dan metod perlaksanaan sesuatu perbuatan dan tindakanitu hendaklah dengan cara yang baik dan saluran yang benar yang telah ditetapkanoleh akhlak Islamiyyah. Ertinya untuk mencapai suatu matlamat, cara perlaksanaannya mestilah bersih menurut tata cara Islam.


  • Matlamat tidak menghalalkan cara keseimbangan

Akhlak dalam Islam membawa kesinambungan bagi tuntutanrealiti hidup antara rohaniyyah dan jasmaniyyah serta aqliyyah, dan antarakehidupan dunia dan akhirat sesuai dengan tabii manusia itu sendiri.


Keutamaan Akhlak

Berikut ini terdapat beberapa keutamaan akhlak dalam islam, yakni sebagai berikut:

  • Berat Mizannya Diakhirat

Seseorang yang mempunyai akhlak terpuji dikatakan dalam hadits bahwa ia akan mempunyai mizan yang berat diakhirat dimana seluruh amal manusia hendak dimizan.


  • Disukai Rasul SAW

Rasul SAW ditugaskan oleh Allah SWT. untuk memperbaiki akhlak manusia di dunia. Pasti saja Rasul SAW akan menyukai manusia yang mempunyai akhlak terpuji.


  • Mempunyai Derajat yang Tinggi

Dalam suatu hadits Dalam suatu hadits dikatakan bahwa individu yang mempunyai akhlak dan perilaku yang mulia mempunyai derajat yang tinggi diakhirat.


  • Dijamin Rumah Disurga Oleh Allah SWT.

Mempunyai akhlak yang tinggi lebih berguna bagi seseorang mukminin dan keistimewaan mempunyai akhlak tinggi sungguhlah besar. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Rasul SAW akan menjamin orang-orang mukminin sebuah rumah di surga oleh Allah SWT. ketika ia mempunyai akhlak terpuji.


Ruang Lingkup Akhlak

Berikut ini terdapat beberapa ruang lingkup akhlak, yakni sebagai berikut:

1. Akhlak Pribadi

Berikut ini terdapat beberapa akhlak pribadi, antara lain:

  1. Ahklak yang diamanatkan
  2. Akhlak yang diharamkan
  3. Akhlak yang dibolehkan
  4. Akhlak dalam kondisi darurat

2. Akhlak Berkeluarga

Berikut ini terdapat beberapa akhlak berkeluarga, antara lain:

  • Tanggung jawab berbalasan orang tua dan anak
  • Tanggung jawab suami istri
  • Tanggung jawab kepada teman-teman

3. Akhlak Bermasyarakat

Berikut ini terdapat beberapa akhlak bermasyarakat, antara lain:

  1. Akhlak yang diharamkan
  2. Aklhak ytang diamanatkan
  3. Dalil  adab

4. Akhlak Bernegara

Berikut ini terdapat beberapa akhlak bernegara, antara lain:

  • Interaksi antara pemimpin dan rakyat
  • Interaksi luar negeri

5. Akhlak Beragama

Berikut ini terdapat beberapa akhlak beragama, antara lain:

  1. Akhlak kepada Allah AWT.
  2. Akhlak kepada Rasulullah SAW.
  3. Akhlak kepada diri sendiri
  4. Akhlak kepada keluarga
  5. Akhlak kepada bermasyarakat

Pembagian Akhlak

Segala sesuatu yang ada di dunia ini jika kita perhatikan, maka akan jelas bahwa semuanya ini berpasang-pasangan. Ada siang dan malam, ada hujan dan panas, ada laki-laki dan perempuan, ada ahklak mahmudah dan mazmumah  dan sebagainya.

  • Akhlak mahmudah

Akhlak mahmudah artinya: akhlak terpuji, contoh akhlak mahmudah adalah:

  • Sabar, adalah mampu menahan diri atau mampu mengendalikan amarah.
  • Ikhlas, adalah mengejakan sesuatu amal hanya semata-mata karena Allah, yakni harus mengharap ridhoNya.
  • Jujur, adalah mengatakan sesuatu itu dengan apa adanya dan harus dengan hati yang lurus.
  • Pemaaf, adalah orang yang memberikan maaf kepada peminta maaf yang menyadari kesalahannya.
  • Pemurah, adalah sikap seseorang yang ringan untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan orang lain,
  • Menepati janji, adalah orang yang datang ketempat yang sudah disepakati sebelumnya.

  • Akhlak mazmumah

ahklak mazmumah adalah akhlak yang buruk atau tercela, contoh akhlak mazmumah adalah:

1. Ujub dan Takabur

Ujub adalah mengagumi kemampuan dirinya sendiri. Sedangkan takabur, adalah membanggakan diri karena dirinya merasa lebih dari pada yang lain.


2. Ria dan Sum’ah

Ria adalah beramal baik dan bermaksud ingin memperoleh pujian orang lain. Sedangkan sum’ah, adalah berbuat atau berkata agar didengar orang lain sehingga namanya jadi terkenal.


3. Malas dan Tamak

Malas adalah enggan atau tidak mau melakukan sesuatu, dan Tamak( serakah) adalah terlalu bernafsu untuk memiliki sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri.


4. Dendam dan Iri hati

Dendam adalah keinginan untuk membalas kejahatan yang dilakukan orang lain atas dirinya. Dan Iri hati adalah perasaan tidak senang apabila melihat orang lain mendapat kesenangan.


5. Fitnah dan Penipuan

Fitnah adalah berita bohong atau desas- desus tentang seseorang dengan maksud yang tidak baik. Sedangkan penipuan adalah perkataan atau perbuatan tidak jujur dengan maksud menyesatkan seseorang dan mencari untung dari perbuatannya tersebut.


6. Bohong dan Khianat

Bohong adalah dusta, berarti tidak sesuaidengan keadaan yang sebenarnya., sedangkan Khianat adalah perbuatan tidak setia terhadap pihak lain.


7. Bakhil dan Takut miskin

Bakhil adalah perasaan tidak rela memberikan sesuatu kepada orang lain atau untuk kepentingan agama. Dan Takut miskin adalah rasa cemas akan menderita hidupnya karena kekurangan harta.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Aqidah Akhlak antara lain adalah:

  • Insting (Naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:

  1. Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.
  2. Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan, yang artinya:
    “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak”.
  3. Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
  4. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.
  5. Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
    Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.
Baca Lainnya :  Bursa Tenaga Kerja

  • Adat atau Kebiasaan

Adat atau Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.


  • Wirotsah (keturunan)

Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.


  • Milieu

Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:

1. Lingkungan Alam

Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.


2. Lingkungan pergaulan

Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah.


Kedudukan Akhlak

Akhlak mendapat kedudukan yang tinggi dalam Islam, ini dapat dilihat dari beberapa sebab yaitu:

  1. Islam telah menjadikan akhlak sebagai illat (alasan) kenapa agama Islam diturunkan. Hal ini jelas dalam sabda Rasulullah: Maksudnya: Aku diutus hanyalah semata-mata untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia.
  2.  Islam menganggap orang yang paling tinggi darjat keimanan ialah mereka yang paling mulia akhlaknya. Dalam hadis telah dinyatakan: Maksudnya: Telah dikatakan Ya Rasulullah, mukmin yang manakah paling afdhal imannya, Rasulullah s.a.w. bersabda orang yang paling baik akhlaknya antara mereka.
  3. Islam telah mentakrifkan “Addin” dengan akhlak yang baik. Dalam hadis telah dinyatakan bahawa telah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. Maksudnya: Apakah Addin itu? Sabda Rasulullah, akhlak yang baik Ini bererti bahawa akhlak itu dianggap sebagai rukun Islam.
  4. Islam menganggap bahawa akhlak yang baik adalah merupakan amalan yang utama dapat memberatkan neraca amal baik di akhirat kelak. Hal ini telah dinyatakan dengan jelasnya dalam hadis Rasulullah: “Perkara yang lebih berat diletakkan dalam neraca hari akhirat ialah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”.
  5. Dalam ajaran Islam dinyatakan bahawa mereka yang berjaya memenangi kasih sayang Rasulullah dan mendapat sesuatu kedudukan yang hampir dengan Rasulullah pada hari akhirat ialah orang yang lebih baik akhlaknya. Dalam hadis Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Maksudnya: Yang paling aku kasihi di antara kamu dan yang paling dekat kedudukannya padaku di hari akhirat orang yang paling baik akhlaknya di antara kamu”.

Prinsip Dasar Akhlak

Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda-beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik.


Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Quran dan Sunnah) sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan Rasulullah Saw. Keduanya hingga sekarang masih terjaga keautentikannya, kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar (dha’if/palsu). Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar lain selain al-Quran dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruknya akhlak manusia.

Baca Lainnya :  Struktur Atom

Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat.Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hati nuraninya dapat juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.” (QS. al-A’raf: 72).


Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Rosulullah Saw, bersabda:

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”

Selain itu yang menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam. Al-Qur’an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat Ibrahim ayat 24, yang berbunyi:

Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki”.


Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh lingkungan. Namun disisi lain, sebenarnya masih banyak teori-teori yang berbicara mengenai dasar-dasar akhlak dengan menafikan pemikiran Islam, seperti relativisme akhlak. Yang mana berkat pembuktian realisme, maka kemutlakan akhlak adalah pendapat yang sahih dan relativisme akhlak tidak dapat diterima.


Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa, kita akan memanen apa yang kita tanam. Dari ungkapan tersebut dapat kita tarik benang merah, bahwasannya apa yang kita lakukan tidak ada hubungannya dengan sesuatu diluar diri kta, karena hubungan perbuatan kita berhubungan langsung dengan Tuhan. Tanpa ada pihak ke-3. Oleh karena itulah dasar Ahklak memerlukan Disipln Moral. Kant, filosof Jerman berpendapat bahwa Rasio Spekulatif, yaitu agen didalam mekanisme tidak bernilai tinggi; namun rasio praktis, yaitu agen dari pelaksanaan hal-hal praktis, yang juga dimaknai sebagai “kesadaran akhlak” memiliki kegunaan yang pasti dan printah-printahnya bersifat mengikat. Dan hal ini sering di maknai sebagai “kesadaran akhlak”.


Sumber-Sumber Akhlak

Sumber akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber akhlak wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Qur’an bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha pandai dam Maha bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak dapat dibuat dan ditandingi oleh bikinan manusia. Sumber akhlak yang kedua yaitu al-Hadits meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah SAW.

Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S.al-Ahzab : 21)

Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut yaitu sabda Nabi:

اِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقَ

Artinya : “Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak”.

Jika telah jelas bahwa al-Qur’an dan hadits rasul adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlaqul karimah.


Contoh Akhlak

Berikut ini adalah beberapa akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

  1. Menghormati orang yang lebih tua.
  2. Menghargai orang yang lebih muda.
  3. Berkata lemah lembut kepada orang tua.
  4. Memberikan hadiah kepada orang lain.
  5. Menjenguk teman yang sedang sakit.
  6. Bersedekah dikala lapang dan sempit.
  7. Memberi makan orang yang kelaparan.
  8. Memberi kepada orang yang membutuhkan.
  9. Membuah sampah pada tempatnya.
  10. Berlaku adil kepada setiap orang.

Demikian Penjelasan Materi Tentang Akhlak Adalah: Pengertian, Pengertian Menurut Para Ahli, Tujuan, Macam, Ciri, Keutamaan, Ruang Lingkup, Pembagian, Faktor, Kedudukan, Prinsip, Sumber dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.